Radio Sebagai Media Dakwah
                                                                                43
sebagai  penyeimbang  dari  aliran-aliran  Islam  yang  justru  bukan membangkitkan melainkan merusak.
3
Seiring perkembangan dunia informasi yang semakin bertambah, radio Wadi  ternyata  dapat  diterima  dengan  baik  oleh  pendengar,  dengan  loyalitas
yang  cukup  tinggi.    Hal  ini  terlihat  dari  partisipasi  dan  respon  pendengar ketika sms masuk mencapai ratusan dalam durasi satu jam. Artinya, pendengar
sangat  antusias dengan program  siaran radio  Wadi  dan pada saat  itulah radio Wadi  mampu  merebut  hati  pendengar  dari  berbagai  kalangan  di  berbagai
wilayah dalam jangkauan Jabodetabek. Selama  setahun  dengan  frekuensi  106.4  FM,  radio  Wadi  berganti
frekuensi  menjadi  102  FM  itu  baru  dapat  izin  dari  KPID  Komisi  Penyiaran Indonesia  Daerah  Jawa  Barat.  Radio  Wadi  didirikan  dengan  legalitas  yang
dikeluarkan oleh KPID serta izin operasional dengan nomor: 482348BPSFR. Karena 102 masih ragu dan berganti frekuensi lagi menjadi 99,7 FM melalui
penyeleksian  oleh  Menteri.  Dan  akhirnya  99,7  diakui  oleh  MENKOMINFO. Mulai  dari  tanggal  30  April  2013  sampai  dengan  7  Mei  2013  Wadi  tidak
mengudara sejenak karena ada pemindahan gelombang dari frekuensi 102 FM menjadi frekuensi 99,7 FM.
Untuk  menyiarkan  dakwah  Islam  secara  menyeluruh  dan  memenuhi kebutuhan  pendengar,  radio  Wadi  hadir  dengan  beberapa  frekuensi  selain
Wadi  FM  di    Bogor  sebagai  pusat,  yaitu  Wadi  Sukabumi,  Wadi  Cianjur, Wadi Purwakarta, dan Wadi Kuningan.
4
Untuk lebih didengar, maka sebutan bagi pendengar radio Wadi FM di udara adalah “Insan Allah Wadi FM”, sedangkan sebutan untuk penyiar adalah
3
Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
4
Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
44
“Akang  atau  Teteh”,  sapaan  yang  sangat  akrab  di  kalangan  Sunda,  karena radio  Wadi  berbasis  Sunda  dan  berada  di  ranah  Bogor,  ranah  Parahyangan.
Radio  ini  lebih  fokus  pada  acara-acara  bersifat  keagamaan  yang mengetengahkan isu-isu dan wacana lokal dan nasional dengan diselingi lagu-
lagu  pop  religi,  nasyid,  shalawat,  serta  penempatan  iklan  di  setiap  jam  dan tausiah. Hal ini dilakukan agar pendengar tidak merasa jenuh.
Di samping melalui On  Air, radio  Wadi  juga melaksanakan program- program Off Air yang dirancang dengan apik, sehingga kebutuhan pendengar
tetap  terjaga  dan  dapat  respon  positif  dari  para  pendengarnya.  Kegiatan  Off Air  atau  kegiatan  yang  berhubungan  langsung  dengan  pendengar  Wadi  dan
masyarakat  Jabodetabek,  yaitu  adanya  organisasi  Wadi  seperti  Majlis  Al- Anwar.
5
                