50
21.00-24.00 Salam Merekat
Silaturahmi SMS Langsung
Silaturahmi dan Riquest Nasid
24.00-24.30 Tutup acara
Paket Murotal
Keterangan : Minggu Rabu 24 Jam Program Sunah Sahur
: Minggu 09:00 WIB Panji Duha Dunia Anak
F. Profil Rubrik Panji Isya
Panji Isya merupakan salah satu rubrik acara di radio WADI FM yang mengkaji Tauhid Ahlussunnah Wal Jama’ah Aswaja oleh narasumber yang
telah ditentukan. Format rubrik ini disiarkan secara langsung oleh penyiar dan narasumber serta para pendengar dapat berinteraktif melalui telepon atau
pesan singkat. Selain Panji Isya, program di WADI terdapat beberapa Panji yaitu Panji Shubuh, Panji Dhuha dan Panji Ashar. Namun, kajian antara
keempat panji tersebut berbeda. Rubrik Panji Shubuh mengkaji kitab Kitab Tafsir Al-
Qur’an. Sedangkan kajian dalam Panji Dhuha adalah Tajwid, serta Panji Ashar mengkaji kajian Fiqih. Program Panji Isya disiarkan secara
langsung setiap hari pukul 20.00-21.00 WIB kecuali di Bulan Ramadhan, Panji Isya tidak mengudara.
9
Kajian program keempat Panji tersebut yang menjadi referensi para narasumber adalah dari berbagai Kitab. Kitab-kitab tersebut antara lain, Kitab
Tanbihul Ghofilin karya Syekh Al-Faqih Abu Laits Assamarkandi, Kitab Nashaihul Ibaad karya Syekh Imam Muhammad Nawawi, Kitab Durrotun
Nasihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Assakir Al-Khubawi, Kitab Riyadussolihin oleh Syekh Zaenudin bin Abdul Aziz, Kitab Tafsir
Jalalain oleh Syekh Jalaluddin Almahali dan Jalaluddin Assuyuti, Kitab
9
Wawancara Pribadi dengan Kang Ali Ridho Penanggung jawab program, Bogor, 16 Juli 2013.
51
Tanqihul Qaul,
Kitab Fathul
Qarib, Kitab
Kaefatussaja atau
Safinatunnaja,Risalatul Muawanah dan Kitab Mafihim Yajibu Antushohaha karya Abuya Sayid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani.
10
10
Wawancara Pribadi dengan Ustad Drs. H. Endang Muslihat Kamal narasumber WADI, Bogor, 16 Juli 2013.
52
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Isi Pesan Dakwah Rubrik Panji Isya
Pada bab ini peneliti akan menganalisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam 10 tema pesan dakwah pada siaran rubrik Panji Isya edisi
bulan April-Juni 2013. Peneliti menggunakan analisis isi content analisys sebagai suatu metode penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Harold D. Laswell sebagai pelopor analisis isi membuat teknik symbol coding yaitu
berupa pencatatan lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat diinterpretasikan oleh peneliti.
1
Dan untuk menghitung pesan, peneliti menggunakan rumus Holsti, karena Holsti mendefinisikan analisis isi sebagai
teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menentukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan sistematis.
Dengan demikian untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam materi rubrik Panji Isya di radio Wadi 99,7 FM Bogor dan pesan dakwah yang
dominan, maka peneliti melakukan analisa data berdasarkan transkip data 10 tema siaran edisi April-Juni 2013 yang telah diisi oleh ketiga juri dengan
mengacu pada kategorisasi pesan dakwah menurut Endang Saefudin Anshari, yakni:
1. Aqidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat
Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar.
1
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, cet. Ke-1, h. 79.
53
2. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas thaharah, shalat, puasa,
zakat, haji dan muamalah dalam arti luas al-qonunalkhas hukum perdata dan al-qonun al-
am’ hukum publik. 3.
Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khaliq dan makhluk Tuhan dan makhluk hidup.
2
Isi Pesan Dakwah yang disampaikan oleh Narasumber edisi April-Juni 2013 Edisi
: April 2013 Judul
: Pentashihan atau Pembenaran Imam Ibnu Taimiyah akan makna Hadits Tawasul
Narasumber : Ust. A. H. Ridwan Pemahaman yang harus diluruskan dari permasalahan-permasalahan yang
di dalamnya ada pemikiran-pemikiran yang rancu, yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya. Yang harus diluruskan
adalah perkataan orang-orang yang gemar menggemparkan bahwa bertawasul itu memusyrikan. Karena tawasul menurut versi mereka adalah menduakan
Allah. Bahkan di antara mereka menjadikan tawasul adalah sesuatu yang
bid’ah dan bid’ahnya pun bid’ah dholalah. Maka orang yang melakukannya sudah pasti masuk neraka. Dan masuk neraka krena tawasul itu konyol sekali.
Karena Rasulullah pun melakukan dan mencontohkan, sahabat menirukan, para ulama menetapkan dan menfatwakan.
Oleh karena itu, cukuplah bagi mereka yang menentang senantiasa iri, dengki kepada yang bertawasul. Bahkan kedengkian dan kebencian mereka
kepada orang bertawasul dan bertahlilan melebihi kebenciannya terhadap orang kafir sekalipun.
Dustalah orang- orang yang menyebutkan bahwa “Barang siapa yang
melakukan pujian- pujian yang berlebihan kepada Rasul itu bid’ah dholalah”.
Sehingga apabila sudah dicap bid’ah dholalah, maka disebut pula ahli neraka. Sedangkan Imam Ibnu Taimiyah sebagai guru mereka yang membid’ahkan itu
mengagungkan Nabi Muhammad SAW dalam kitab fatawinya juz ke-11 halaman 96, ia mengatakan:
“Muhammad itu adalah penghulu sekalian keturunan Nabi Adam as. Dan Muhammad itu yang paling unggul dari sekalian makhluknya, melebihi
keunggulan Arash,
dan melebihi
dari keunggulan-keunggulan
makhlukmnya”.
3
2
M. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-2, h. 332.
3
Ridwan, Tema Pentashan atau Pembenaran Imam Taimiyah akan Makna Hadits Tawasul, Selasa, 9 April 20013, pukul 20.00-21.00.