Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan Teori

9 Untuk menjadikan sekolah favorit pastilah ada sebuah komitmen dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat sehingga sekolahnya tetap dikenal dan diterima oleh masyarakat dan untuk menjalankan aktivitas tersebut pasti dibutuhkan komunikasi agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat dalam organisasi tersebut. Kondisi inilah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian di MAN 3 Malang khususnya dalam hal komunikasi yang berlangsung dan kaitannya dengan semangat kerja yang dimiliki oleh para guru. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kerja yang tinggi dapat mempengaruhi proses berlangsungnya komunikasi dikalangan guru.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang? 2. Adakah pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang? 3. Adakah pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang. 10 2. Untuk mengetahui pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis: a Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi penelitian lebih lanjut, khususnya, yang berhubungan dengan pengaruh frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru. b Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan pada kajian ilmu komunikasi, terutama kajian yang berkaitan dengan komunikasi organisasi dan semangat kerja. 2. Manfaat Praktis: Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau masukan kepala sekolah untuk lebih memperhatikan bagaimana meningkatkan semangat kerja guru supaya merasa nyaman dan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar. Selain itu bisa juga digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap interaksi yang berkaitan dengan frekwensi dan intensitas komunikasi dikalangan guru dalam organisasi sekolah. Apakah komunikasi tersebut sudah berjalan dengan baik sehingga dapat menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. 11 TINJAUAN PUSTAKA A. KOMUNIKASI 1. Pengertian Komunikasi Menurut Efendi 2000:28 komunikasi merupakan proses pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Sedangkan menurut Arni 2005:4 komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Selanjutnya Schramm mengartikan komunikasi sebagai pertukaran informasi yang bertujuan mencari kesamaan makna diantara para peserta komunikasi Praktikto, 1987:17. Komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut who says what siapa mengatakan apa in which channel dengan saluran apa to whom kepada siapa with what effect dengan pengaruh bagaimana Mulyana, 2005:62. Jadi yang dimaksud komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi oleh seorang komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non verbal melalui media dengan maksud untuk mengubah perilaku dan mencari kesamaan makna diantara keduanya. 12

2. Komponen Komunikasi

Menurut Pratikto 1987:22 ada beberapa komponen komunikasi yang paling pokok adalah: a. Komunikator, adalah individu atau orang yang mengirim pesan- pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan Arni, 2005:17. b. Komunikan, yaitu orang yang menerima, menganalisis, menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya Arni, 2005:18. c. Pesan, berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam bentuk dan melalui lambang komunikasi kemudian diteruskan kepada individu lain atau komunikan. Pesan bisa disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal. d. Media, merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan. Pada saat berkomunikasi setiap individu membutuhkan sebuah media sebagai penyalur pesan. Dalam berkomunikasi jarang sekali individu hanya menggunakan satu media atau saluran. Mereka biasanya menggunakan lebih dari satu saluran yang berbeda secara simultan. e. Umpan balik, adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya Devito, 1997:28. Umpan balik dapat berasal dari diri individu sendiri atau dari individu lain. Umpan balik yang berasal dari diri individu sendiri seperti pada saat individu sedang berbicara dengan 13 individu lain pada saat bersamaan si komunikator mendengar apa yang dikatakan kepada komunikan. Sedangkan umpan balik dari individu lain saat si komunikan memberikan respon terhadap pesan yang ada. f. Gangguan, gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam penyampaikan pesan Devito, 1997:28. Ada beberapa macam ganguan dalam komunikasi yaitu gangguan fisik adanya orang yang berbicara pada saat penyampaian pesan, gangguan psikologi individu yang tidak bisa menerima pesan yang disampaikan karena berbeda dengan pemahaman komunikan, gangguan semantik kesalah pahaman komunikan dalam penafsiran makna dari pesan yang disampaikan g. Efek, komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih individu yang terlibat dalam tindakan komunikasi Devito, 1997:29. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.

3. Fungsi Komunikasi

Menurut Widjaja 1988:60 dalam arti yang lebih luas komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai pertukaran pesan dan berita tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Maka fungsi komunikasi dalam sistem sosial adalah sebagai berikut: 14 a. Informasi Komunikasi berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan, pemproses dan penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan individu lain, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. b. Sosialisasi Komunikasi sebagai sumber penyedia ilmu pengetahuan yang memungkinkan individu bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif, sehingga individu sadar akan fungsi sosialnya dan bisa aktif dalam lingkungan masyarakat. c. Motivasi Menjelaskan tujuan jangka pendek maupun panjang setiap masyrakat yang bisa mendorong individu untuk menentukan pilihan dan keinginannya berdasarkan keinginan bersama yang akan di capai. d. Perdebatan dan Diskusi Yaitu untuk saling tukar menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik dengan menyediakan bukti- bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum supaya masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama. 15 e. Pendidikan Untuk menggali ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. f. Memajukan Kehidupan Yaitu dengan penyebaran hasil kebudayaan dan seni untuk melestarikan warisan masa lalu dengan memperluas wawasan individu, membangun imajinasi, mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya. g. Hiburan Penyebaran sinyal, symbol, suara dan image dari drama, tari kesenian, kesusastraan, musik, olah raga merupakan kesenangan individu dan kelompok. h. Integrasi Adalah menyediakan bagi kelompok setiap bangsa dan individu untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan individu lain.

4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial

a. Komunikasi sebagai interaksi Komunikasi sebagai interaksi disetarakan dengan komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Hal ini bisa dilihat dari seorang komunikator 16 menyampaikan pesan baik berupa verbal maupun non verbal kemudian direspon oleh komunikan baik berupa lisan atau isyarat tubuh, kemudian di komunikator merespon lemabali dan hal ini berlangsung selama komunikasi berlangsung. Dalam komunikasi ini antara komunikator dan komunikan mempunyai fungsi dan peran yang berbeda. Dalam komunikasi ini komponen atau unsur yang penting adalah umpan balik feed back yakni apa yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator, dimana pesan tersebut digunakan sebagai petunjuk mengenai efektivitas terhadap pesan yang disampaikan sebelunmya. Suatu pesan dapat dikatakan sebagai umpan balik apabila yang disampaikan merupakan respon terhadap pesan pengirim dan dapat mempengaruhi perilaku komunikator pengirim. Umpan balik dapat berasal dari saluran komunikasi atau dari lingkungan yang digunakan oleh komunikator. b. Komunikasi sosial Komunikasi sosial ini mengisyarakat bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagian dan untuk terhindar dari tekanan dan ketegangan. Mulyana, 2005:5. Melalui komunikasi individu bisa berhubungan dan bekerja sama dengan individu lain. Dengan komunikasi 17 individu dapat membangun kerangka rujukan dan mengunakannya sebagai panduan untuk menafsirka situasi yang dihadapi. Komunikasi juga berguna untuk menerapkan strategi- strategi adaptasi untuk mengatasi problematik yang dimasuki oleh individu. Seseorang yang tidak memasuki komunikasi untuk berinteraksi dengan individu lain maka individu tersebut tidaka akan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya Victor, manusia liar asal Aveyron yang dibesarkan oleh seekor serigala yang hidup akhir abad ke-18. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, berperilaku dan berkomunikasi Victor meniru gaya hidup serigala. Tapi sayang Victor akhirnya meninggal muda setelah ditemunakan oleh manusia yang beradab dan dicoba untuk menjadi manusia normal seperti kebanyakan individu lain. c. Komunikasi sebagai interaksi sosial Komunikasi merupakan dasar dari interaksi antar individu, dimana komunikasi itu digunakan sebagai alat untuk membangun suatu hubungan sosial yang baik diantara ke duanya. Tidak ada individu yang tidak membutuhkan komunikasi. Apalagi sebagai mahkluk sosial, mereka membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan 18 lingkuangan sosial karena setiap individu pasti membutuhkan individu lain dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu komunikasi juga diguanakan oleh individu untuk beradaptasi dalam interaksi dilingkuan sosialnya supaya tidak ada salah paham diantara mereka. Dalam menjalin hubungan dengan lingkuannya setiap individu harus memperhatikan aturan dan batasan yang ada dimasyarakat. Menurut Stewart dan Sylvia 2005:3 ada beberapa atuaran yang berlaku dalam masyarakat yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan sosial, diantaranya yaitu: 1. Norma Adalah aturan, implisit maupun eksplisit mengenai perilaku. Dari aturan-aturan ini diharapkan supaya tahu bagaimana individu akan bersikap. Seperti halnya pada saat individu bertemu pertama kali dengan individu lain maka harus mengikuti norma-norma yang berlaku dalam berkomunikasi dengan lain yaitu bagaiman memulai dan mengakhiri pembicaraan, bagaiman cara memandang seseorang pada saat berkomunikasi dan bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pertemuan. Norma-norma muncul dalam beberapa tingkat sosial dan sering kali dialihkan dari satu hubungan ke hubungan yang lainnya dengan ukuran keberhasilan yang tidak 19 selalu sama. Penting untuk disadari bahwa persetujuan normatif harus dan diubah mengikuti perubahan orang- orang yang membuatnya. Beberapa perjanjian sebenarnya menetapkan kondisi untuk merundingkan istialah baru atau memperbaruhi istilah yang lama. Dengan demikian norma merupakan suatu petunjuk yang membatasi dan mengarahkan perilaku. Individu menerima norma-norma itu karena norma-norma tersebut memberi kesempatan kepada individu untuk menetapkan prosedur operasi yang baku dan aturan yang dasar yang membuat perilaku orang lain lebih mudah di perkirakan dan mengurangi kebutuhan untuk mengkomunikasikan perilaku tersebut. Menurut Tribaut dan Kelley Stewart dan Sylvia, 2005:3 bahwa norma-norma efektif dapat mengurangi risiko interaksi dan menghilangkan kegiatan yang kurang menyenangkan dalam suatu hubungan. 2. Peranan Peranan merupakan seperangkat norma yang berlaku bagi subkelas tertentu dalam masyarakat. Contohnnya seperti Nancy dia dilukiskan sebagai gadis muda, seorang teman, seorang mitra, seorang pembeli dan seorang istri. Dalam mengangsumsikan perana-peranan itu individu tidak menjadi orang yang bergerak secara 20 otomatis juga individu tidak perlu mengorbankan individualismenya. Dalam banyak situasi peranan yang diharapkan dan yang dimainkan seseorang bisa sangat berbeda. Seperti halny orang tua yang diharapkan dapat menenuhi kebutuhan anaknya. Akan tetapi peranan yang dimainkan orang tua pada kenyataannya bisa sangat berbeda. Bahkan tanpa disadari bisa terjadi perubahan peranan menjadi sebaliknya. Tanpa diminta kita semua memainkan suatu peranan. Apabila individu memainkan suatu peranan dengan intensitas tertentu maka individu tersebut berkomunikasi melalui peranan tersebut, dimana individu tersebut memerankan peranan tertentu.

5. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanbon Abdullah Masmuh, 2008:5 komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi dari orang-orang yang sama level tingkatnya dalam organisasi. Sedangkan menurut Zelko dan Dance Arni Muhammad, 2005:66 komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling 21 tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi atasan ke bawahan, bawahan keatasan dan komunikasi antar karyawan. Sedangkan komuniaksi eksternal yaitu komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya. Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito Abdullah Masmuh, 2008:6 merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada para anggotanya secara individual. Katz dan Kahn Arni Muhammad, 2005:65 mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Jadi komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam suatu organisasi yang kompleks yang terdiri dari komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri dan di setujui oleh para anggota organisasi yang berisi tentang cara-cara kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai 22 pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi dan komunikasi eksternal komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.

6. Elemen Organisasi

Menurut Arni 2005: 25 bahwa ada beberapa elemen dasar dari organisasi yang saling keterkaitan satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut: a. Struktur Sosial Struktru sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Menurut Davis Arni, 2005: 26 bahwa struktur sosial dapat dipisah menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku. Struktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan dari tingkah laku. Norma adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan. Sedangkan peranan digunakan sebagai standar penilaian tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya. Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku. Komponen ini berfokus pada tingkah laku bukan pada bagaimana melakukan tingkah laku itu sendiri. Tingkah laku dalam organisasi ini mempunyai karakteristik yang 23 merupakan jaringan atau pola tingkah laku. Seperti siapa orang yang mempengaruhi orang lain atau siapa orang yang suka mengasingkan diri dari orang lain. b. Partisipan Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Seperti seorang karyawan dalam perusahaan merupakan anggota organisasi dalam perusahaanya, anggota dari perkumpulan agamanya, anggota dari perkumpulan masyarakat dan lainnya. Tingkat keterampilan yang dibawa partisipan kedalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Sehingga susunan struktural dalam organisasi harusnya dirancang untuk menyesuaikan dengan tingkat keterampilan anggotanya. c. Tujuan Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Banyak orang mempertanyakan apakah tujuan membentuk suatu fungsi dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Tetapi ahli tingkah laku menjelaskan bahwa individulah yang mempunyai tujuan bukan organisasi. Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai 24 suatu konsepsi akhir yang di ingini atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka. d. Teknologi Penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Semua organisasi mempunyai teknologi, tetapi bervariasi dalam teknik untuk kemajuan dalam memproduksi hasil yang diinginkan. Beberpa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun perlengkapan perangkat keras dan ada juga organisasi yang memproses orang yang hasil produksinya adalah individu-individu yang berpengetahuan dan terampil. e. Lingkungan Setiap organisasi harus bisa beradaptasi dengan budaya dan lingkungan sosial yang ditempati. Tidak ada organisasi yang sangkup mencukupi kepentingan dirinya sendiri. Semua tergantung pada lingkungan untuk dapat terus hidup. Sangat sedikit organisasi yang mengira bahwa mereka bertanggung jawab penuh terhadap sosialisasi dan latihan partisipan karyawan. Karyawan merupakan individu yang datang ke organisasi dengan membawa kebudayaan dan keadaan 25 sosial yang mereka peroleh dari interaksi dalam lingkungan sosial yang lain. Hambatan suatu organisasi bisa datang dari minat yang berbeda setiap individu yang tidak dapat dihindarkan dalam tingkah laku individu.

7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang saling bergantung dari sistem. Tanpa komunikasi tidak akan ada aktivitas yang terorganisir. Komunikasi memungkinkan struktur organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat kepada individu- individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka sehingga tercapai sasaran bersama. Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Dengan komunikasi orang bisa mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi atau mentransfer makna saja tetapi komunikasi juga digunakan untuk membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai sesuatu yang terjadi disekitar mereka. Menurut Redi Panuju Abdullah, 2008:7 bahwa connection komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar anggota dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi. 26 Menurut Abdullah Masmuh 2008:8 terdapat lima bentuk dan jenis komunikasi yang dapat digolongkan dan diklasifikasikan dalam berbagai kategori, yaitu: 1. Komunikasi Lisan dan Tertulis Komunikasi ini sering kali digunakan untuk komunikasi antar pribadi. Hal ini dikarenakan sebagian besar interaksi manusia terjadi secara bertatap muka. Komunikasi lisan banyak disukai oleh banyak orang karena terjadi secara langsung sehingga umpan balik yang diharapakan bisa segera diketahui oleh si komunikator. Selain itu komunikasi lisan juga lebih mudah dan cepat dikirim sehingga tidak membutuhkan biaya yang besar. Sedangkan untuk komunikasi tulisan kebanyakan dilakukan orang yang saling berjauhan sehingga tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sehingga membutuhkan waktu untuk mendapatkan umpan balik yang diharapkan dan juga mengeluarkan biaya yang besar. 2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal Komunikasi bisa dilakukan dengan cara verbal bahasa atau non verbal simbol. Komunikasi non verbal digunakan untuk menyatakan perasaan seseorang melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal yaitu melalui ekspresi wajah, posisi dan gerakan tubuh, kontak mata dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal sering kali dilakukan karena komunikasi verbal dirasa kurang 27 untuk menjelaskan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi verbal itu sendiri bisa dilihat dari tinggi rendahnya suara, peruabahan nada suara keras atau tidak dan lain-lain. 3. Komunikasi Kebawah, Keatas dan Kesamping Penggolongan komuniaksi ini didasarkan pada aliran pesan dan informasi dalan suatu organisasi. Komunikasi kebawah Berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah Wayne Pace, 2001:184. Seorang manajer mempunyai tugas yang sulit dalam menentukan informasi yang harus disampaikan atau tidak kepada bawahannya. Komunikasi kebawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan non-komersial dan juga tujuannya hanya semata-mata memberikan informasi bukan membujuk. Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Selain itu komunikasi kebawah juga berisi informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan, insetif, tunjangan dan hak-hak karyawan. 28 Komunikasi keatas Komunikasi keatas adalah informasi yang ada mengalir dari tingkat yang lebih rendah bawahan ketingkat yang lebih tinggi atasan. Dalam organisasi setiap bawahan dapat meminta informasi atau memberi informasi kepada atasan Wayne Pace, 2001:184. Komunikasi keatas berfungsi untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah. Komunikasi ini dapat berupa laporan prestasi kerja, saran- saran, rekomendasi, usulan anggaran dan lain-lain. Komunikasi kesamping Komunikasi kesamping terjadi antara dua orang yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama atau seseorang yang pada tingkatan yang berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain. Komunikasi ini terjadi secara teratur diantara karyawan yang bekerjasama dalam suatu team diantara para anggota kelompok karyawan yang berbeda secara fungsional. Jadi komunikasi kesamping sangat berkaitan erat dengan aliran kerja dalam organisasi. Pertukaran informasi antar karyawan didalam perusahaan sangat membantu dalam menjalin dan mengikat 29 suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan juga sebagai alat utama untuk mengkoordinasikan dan mempersatukan semua bagian yang ada dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam hal ini fungsi utama komunikasi kesamping adalah pengordinasian dan pemecahan masalah. 4. Komunikasi Formal dan Informal Dasar penggolongan ini adalah terletak pada gaya, tata karma dan pola aliran informasi didalam perusahaan. Komunikasi Formal Menurut Miftah Thoha Abdullah, 2008:14 komunikasi organisasi merupakan proses komunikasi yang mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi. Komunikasi ini terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Saluran yang digunakan dalam komunikasi formal yaitu melalui komunikasi keatas dan komunikasi kesamping. Dalam menggunakan komunikasi ini manajemen harus bisa menciptakan kondisi yang menyenangkan. Menurut Abdullah Masmuh 2008:15 bahwa proses komunikasi formal pada hakekatnya dapat dibedakan atas tiga dimensi, yaitu: 30 a. Dimensi Vertikal Adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas kebawah dan sebaliknya dari bawah keatas, seperti hubungan kerja antara atasan dan bawahan. b. Dimensi Horizontal Yakni pengiriman dan penerimaan berita atau informasi yang dilakukan antar berbagai karyawan yang mempunyai kedudukan yang sama. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk melakukan koordinasi. c. Dimensi Luar Organisasi Dimensi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian, karena itu organisasi membutuhkan komunikasi dengan pihak luar yang berada dalam lingkungannya tersebut. Dalam dimensi ini informasi masuk ke dalam suatu organisasi yang berasal dari luar, demikian pula sebaliknya suatu informasi dikirim dari organisasi kepihak luar. Komunikasi Informal Menurut Abdullah Masmuh 2008:14 komunikasi informal adalah proses komunikasi dimana arus informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Komunikasi ini juga bisa disebut dengan “grapevine selentingan, gossip atau 31 desas-desus. Hal ini dikarekan pertumbuhan dan penyebarannya yang nampak serampangan dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal terjadi diantara karyawan dalam suatu oraganisasi yang dapat berinteraksi secara bebas terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Selain itu komunikasi ini terjadi sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul dan keinginan untuk menyampaikan informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak dipunyai oleh rekan sekerjanya. 5. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah Setiap komunikasi bisa digolongkan menjadi komunikasi satu arah dan dua arah dalam proses komunikasi lisan-tertulis, nerbal-non verbal, formal-informal dan komunikasi keatas- kebawah-kesamping. Komunikasi satu arah Jenis komunikasi satu arah ini menghilangkan seorang komunikan untuk menyampaikan umpan balik dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seperti halnya perintah atau instruksi dari atasan kepada bawahan dalam organisasi militer. Komunikasi satu arah ini hanya menekankan pada pesan. Komunikasi ini memiliki keuntungan dan kelebihan. Keuntungan dari komunikasi ini adalah cepat penyampaiannya 32 dan menghemat biaya dan waktu. Komunikator merasa puas karena tidak ada kesempatan untuk komunikan untuk bertanya tentang informasi yang telah disampaikan. Kemudian kerugian dari komunikasi ini adalah penerima pesan merasa tidak diberi kesempatan untuk menanggapi tentang pesan yang diterimanya. Sehingga komunikan dibiarkan dalam keadaan tidak jelas. Komunikasi dua arah Komunikasi dua arah menekankan adanya komunikasi timbal balik diantara keduanya. Unsur yang utama dalam komunikasi dua arah adalah adanya umpan balik yang diterima oleh keduanya. Contoh komunikasi ini adalah seminar, kuliah dalam kelas dan lain sebagainya. Komunikasi ini juga mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan dalam komunikasi ini adalah komunikator dapat memperolah umpan balik mengenai pesan yang telah disampaikan. Selain itu komunikator juga dapat mengevaluasi pesan yang disampaikan, apakah komunikan bisa menerimanya atau tidak. Kemudian untuk kerugiannya yaitu komunikasinya lambat, memakan banyak waktu sehingga tidak efisien. 33

8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi

Katz dan Khan Wayne Pace, 2001:174 menunjukkan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para anggota organisasi tersebut dibatasi. Dalam hal ini pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” yang mempunyai kosekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. Ada dua pola komunikasi dalam organisasi yaitu pola roda dan lingkaran yang menggambarkan aliran pengaruh dalam organisasi yang dibatasi. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Dalam pola ini orang yang menduduki posisi sentral adalah orang yang menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan juga memecahkan masalah dengan persetujuan anggota lainnya. Sedangkan pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Dalam pola ini semua anggota tidak bisa berhubungan secara langsung dan juga tidak memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampaian pesan cenderung lebih baik. Dalam pola ini komunikasi dapat diakses oleh semua anggota organisasi dan aksesbilitas anggota antara satu 34 dengan yang lainnya, kepuasan terhadap proses komunikasi dan kemampuan beradaptasi dalam perubahan-perubahan tugas. Kemudian untuk pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan. Kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat, lebih stabil cermat dalam meyelesaikan masalah, tetapi cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.

9. Pendekatan Komunikasi Organisasi

Menurut Arni 2005:74 untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual sebagai berikut: 1. Pendekatan Makro Dalam pendekatan ini organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitas organisasi dalam hal ini yaitu: Memproses Informasi Dari Lingkungan Setiap oragnisasi membutuhkan informasi dari lingkuang luar untuk mempertahankan hidup dan sebagai cara untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Hal ini dilakukan dengan mentrasfer informasi yang relevan dengan keadaan organisasi, kemudian merumuskan suatu respon yang tepat terhadap input informasi tersebut. Informasi ini digunakan untuk menentukan tujuan dari organisasi. 35 Mengadakan Identifikasi Identifikasi adalah proses penyesuaian diri. Informasi yang telah diproses oleh organisasi digunakan untuk negosiasi dan persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari pelanggan. Berdasarkan informasi ini organisasi berusaha untuk mengkoordinasi segala kegiatan supaya dapat memenuhi keinginan dari para pelanggan. Dalam hal ini komunikasi mempunyai peran penting yaitu untuk mengkomunikasikan suatu kebijakan baru yang dibuat oleh organisasi supaya para pelanggan mengetahuinya Melakukan Integrasi Dengan Organisasi Lain Setiap organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Dalam hal ini organisasi bergerak sebagai monitor untuk mengawasi pengaruh organisasi lain kepadanya. Seperti halnya ada organisasi lain yang memproduksi sama tetapi kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah maka ini bisa membahayakan organisasi kita. Untuk mengatasi saingan dari organisasi lain ada beberapa cara yang dilakukan oleh organisasi seperti membaca brosur, pamflet mengenai organisasi lain dan berkonsultasi dengan para ahli dalam bidangnya. 36 Penentuan Tujuan Tujuan organisasi merupakan komponen utama yang sangat penting. Setiap organisasi menentukan tujuannya setelah mendapatkan informasi mengenai lingkungannya, mengidentifikasi dengan pelanggan dan melakukan integrasi yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas tujuannya. Menurut Arni 2005:76 tujuan adalah tempat yang diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu. Untuk menentukan tujuan, organisasi harus bisa mengembangkan informasi dari internal dan eksternal organisasi. Kekuatan eksternal ini bisa berasal dari sikap pelanggan, tersedianya bahan mentah dan tingkah laku dari saingan. 2. Pendekatan Mikro Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan sub unit pada organisasi. Komunikasi ini terjadi antar anggota kelompok. Terdapat beberapa kelompok sosial didalam organisasi dan masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan yang berbeda. Ada beberapa unsur yang berkaitan dengan pendekatan mikro menurut Arni 2005:77, diantaranya yaitu: 37 Orientasi dan Latihan Terkadang suatu organisasi perlu memberikan orientasi dan latihan untuk orang-orang dalam suatu organisasi agar dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu dan untuk melakukan semua itu maka dibutuhkan komunikasi. Seperti untuk menjelaskan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh anggota organisasi maka diperlukan komunikasi. Orientasi adalah proses yang terus menerus menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas memberi orientasi ini bisa dilakukan oleh pimpinan maupun oleh anggota organisasi yang lain. Keterlibatan anggota Dalam organisasi keterlibatan anggota sangat penting yaitu untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab apabila suatu bagian kerja organisasi macet maka akan mempengaruhi seluruh tugas organisasi yang lain. Untuk mengajak anggota supaya bisa melakasankan tugasnya maka dibutuhkan komunikasi. Setiap pimpinan mempunyai cara untuk membuat anggotanya supaya terlibat dalam organisasi secara baik dan benar. 38 Penentuan Iklim Organisasi Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya yaitu tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja dan tingkah laku dari organisasi sendiri. Tetapi yang paling utama iklim organisasi ditentukan oleh komunikasi pimpinan kepada kelompoknya. Supervisi dan Pengarahan Setiap anggota organisasi membutuhkan pengarahan dari atasan atau anggota lain untuk menunjukkan tentang suatu pekerjaan dalam organisasi, karena apabila tidak ada arahan maka pekerjaan tersebut bisa tidak terkontrol. Supervisor bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawahnya dan membantu orang-orang tersebut supaya melakukan pekerjaannya dengan baik. Kepuasan Kerja Menurut Arni 2005:78 ada dua hal yang membuat orang tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu tidak mendapat informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dan hubungan dengan teman kerja kurang baik. Dengan kata lain bahwa ketidak puasan kerja ini karena adanya masalah komunikasi. Untuk mengatasi masalah kuranganya informasi maka organisasi harus memberikan informasi yang cukup bagi para 39 karyawan, sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan merasa puas terhadap hasil yang dikerjakan. Selain itu untuk mengatasi hubungan yang kurang baik antar sesama teman maka di adakan silaturrahmi secara rutin diantara sesama anggota organisasi, sehingga diantara anggota bisa saling kenal dan bergaul secara baik. 3. Pendekatan Individual Pendekatan individual ini berpusat pada tingkah laku komunikasi individu dalam organisasi. Komunikasi individual ini ada beberapa bentuk, diantaranya yaitu: Berbicara Pada Kelompok Kerja Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Maka dari itu seseorang harus mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas kelompok. Menghadiri dan Berinteraksi Dalam Rapat-rapat Rapat adalah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Jadi seorang anggota organisasi harus terampil berinteraksi dalam rapat yang mencakup memberikan informasi atau membujuk anggota lain untuk menerima usulannya. 40 Menulis Setiap anggota organisasi harus mampu menulis yaitu memberikan masukan atau usulan berupa materi yang diperlukan oleh organisasi. Mengkonsep materi juga dibutuhkan keterampilan komunikasi tertentu. Berdebat Untuk Suatu Usulan Debat merupakan suatu yang penting untuk masukan dalam rapat. Setiap orang dalam organisasi harus membuat suatu usalan atau program baru mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Dibutuhkan komunikasi yang baik supaya bisa membujuk anggota yang lain untuk menerima usulan yang disampaikan.

10. Efek dan Efektifitas Komunikasi

Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam komunikan atau bisa juga dikatakan sebagai salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang disampaikan komunikator. Efek komunikasi dapat dibedakan atas efek kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan konatif tingkah laku. Komunikasi dilakukan karena adanya motif individu untuk menyampaikan pesan kepada individu lain. Pesan yang sampai pada komunikan akan menimbulakan efek yang mempengaruhi sikap komunikan dan komunikator. Seperti halnya pada saat kita mendengar berita duka bahwa salah satu keluarga teman kita ada yang 41 meninggal dunia, pastilah kita akan ikut merasakan kesedihan seperti yang dialami teman kita dan kemudian kita memberikan umpan balik dari pesan tersebut dengan cara mengucapkan turut prihatin dan mencoba menguatkan teman kita baik dengan kata-kata atau sentuhan. Sedangkan komunikasi efektif adalah sejauh mana motif atau maksud dari pesan komunikator terwujud pada komunikan. Apabila hasil yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator maka komunikasi yang berlangsung dikatakan efektif. Tetapi apabila hasil yang didapatkan kecil atau tidak sesuai dengan yang diharapkan maka komunikasi yang berlangsung tidak efektif. Dalam komunikasi tatap muka ada beberapa hal yang bisa menjadikan komunikasi supaya efektif. Seperti yang dikatakan oleh Josep A. Devito 1997:259 tentang komunikasi tatap muka guru dengan guru. Komunikasi bisa efektif apabila terdapat beberapa dalam pandangan humanistik, yaitu: a. Keterbukaan Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi tatap muka yang efektif antar anggota organisasi. Sesama guru harus bisa memfasilitasi munculnya kondisi keterbukaan. Kondisi keterbukaan dapat diwujudkan apabila antar sesama guru dapat berinteraksi dengan jujur terhadap stimulus yang datang, sehingga terjadi komunikasi tatap muka yang efektif antar sesama guru. Komunikasi tatap muka penting karena setiap guru dapat 42 mengetahui tanggapan dari guru yang lain secara langsung. Selain itu komunikasi tatap muka juga bisa digunakan untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku individu. Sikap keterbukaan mengisyaratkan bahwa setiap guru bersedia menerima kritikan dan saran yang disampaikan oleh sesama guru. Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi tatap muka, pertama seorang komunikator yang efektif harus terbuka kepada individu yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa individu harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya kepada individu lain. Kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Individu yang diam, tidak kritis dan tidak tanggap pada umumnya akan membuat percakapan menjadi menjemukan. Semua individu ingin individu lain bereaksi secara terbuka terhadap apa yang diucapkan dan juga setiap individu berhak mengharapkan hal ini. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Keterbukaan dalam hal ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah milik kita dan bertanggung jawab atasnya. 43 b. Empati Dalam komunikasi sesama guru perlu ditumbuhkan sikap empati. Kondisi ini dapat terwujud apabila adanya kebersediaan sesama guru dalam memberikan perhatian kepada guru yang lain. Dengan adanya rasa empati maka setiap guru dapat merasakan apa yang dialami oleh guru lain. Selain itu, setiap guru bisa menghindari evaluasi, kritik, menilai guru lain menurut pandangan atau pendapatnya sendiri. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang orang lain melalui kaca mata orang lain. c. Sikap Mendukung Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan sikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik dan provisional bukan sangat yakin. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah atau faktor-faktor situasional yang berupa perilaku komunikasi individu lain. Dalam komunikasi tatap muka antar sesama guru, sikap mendukung berperan dalam menumbuhkan motivasi dan 44 kegairahan kerja guru. Sikap mendukung dapat terwujud dalam organisasi apabila sesama guru bersedia menghargai ide-ide, pendapat sesama guru dan memberikan perhatian yang sungguh-sungguh ketika berkomunikasi dengan sesama guru. Sikap mendukung dapat dilihat dari sikap deskriptif bukan evaluatif. d. Sikap Positif Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi tatap muka. Pertama komunikasi antar guru terbina jika dua individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Guru yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan negatif kepada guru yang lain yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif pula dan begitupun sebaliknya. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang tidak menyenangkan apabila berkomunikasi dengan sesama guru yang tidak menikmati dan bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi dan suasana interaksi. e. Kesetaraan Dalam setiap situasi pasti ada ketidak – setaraan. Tidak pernah ada dua individu yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari itu, komunikasi tatap muka akan sangat 45 efektif apabila setara, artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga. Dalam suatu hubungan sesama guru yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada untuk menjatuhkan guru yang lain. Kesetaraan tidak berarti kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal guru lain. Menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta individu untuk memberikan “penghargaan positif tak bersyarat” kepada individu lain. Inti dari komunikai dalam penelitian ini sesungguhnya adalah bagaimana memberikan informasi, teguran, kritikan dan saran tentang suatu pekerjaan yang mudah dipahami oleh individu lain, bagaimana mengkomunikasikan kebijakan organisasi atau instansi sekolah kepada semua unsur didalamnya, bagaimana frekwensi komunikasi sesama guru dan bagamana memberikan semangat kerja dan menggugah gairah kerja seorang guru untuk bekerja lebih giat lagi.

B. Semangat Kerja

Menurut Alfred 1985:55 semangat adalah iklim, suasana yang setiap saat berada dalam perusahaan atau organisasi. Sedangkan semangat kerja menurut Alexander Leighten Moekijat, 1989:130 adalah 46 kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Jadi dalam hal ini semangat kerja guru adalah suasana dan kemampuan seorang guru untuk bekerja sama dan melakukan pekerjaan proses belajar mengajar dengan giat supaya tujuan yang diinginkan oleh sekolah tecapai. Semangat sangat dibutuhkan oleh setiap individu tidak hanya oleh seorang karyawan tetapi guru juga memperlukannya. Dimana semangat dibutuhkan untuk membuat seseorang untuk lebih giat mengerjakan pekerjaannya. Menurut Alfred 1985:55 bahwa semangat tidak dapat dilepaskan dari soal-soal yang bersangkutan dengan disiplin, kerja sama, keamanan cara kerja dan hal-hal lain, karena semangat adalah hasil dari itu semua. Semangat kerja berkaitan dengan suasana atau keadaan dimana sikap dan perasaan dari individu atau sekelompok orang yang merasa terikat untuk melakukan pekerjaannya dengan cara bekerja sama, berdisiplin, mempunyai kepuasan, dan jaminan keamanan sehingga dapat meningkatkan hasil kerja lebih banyak, lebih baik, dan lebih cepat dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau instansi secara efektif dan efisien http:pontianakpost.comindex.php?mib=berita.detailid=43156 .

1. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Semangat

Kerja. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu sendiri supaya bersemangat dalam bekerja 47 1. Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya dan kepuasannyadalam menjalankan pekerjaan yang baik. 2. Sikapnya terhadap pimpinan. 3. Hasratnya untuk maju. 4. Perasaannya telah diperlakukan secara baik. 5. Kemampuannya untuk bergaul dengan kawan sekerjanya. 6. Kesadarannya akan tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan. Semangat kerja yang dimiliki oleh individu terdapat pada rasa kepuasaan akan hasil suatu pekerjaan yang dikerjakannya. Semangat kerja juga bisa timbul dengan adanya rasa saling menghargai antar semua unsur yang terlibat dan tidak menganggap bahwa individu tersebut hanya sebagai manusia tenaga upah. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu atau datang dari lingkungan kerja individu. Semangat kerja individu dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor positif yang dapat meningkatkan semangat kerja dan faktor negatif yang dapat menurunkan semangat kerja. Oleh sebab itu berhasil atau tidaknya suatu organisasi atau instansi sekolah untuk mencapai tujuannnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada, yaitu: Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor yang menurunkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu: a. Rendahnya Produktivitas kerja. b. Tingkat absensi yang naik atau tinggi. 48 c. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi. d. Tingkat kerusakan yang meningkat. e. Kegelisahan dimana-mana. f. Tuntutan yang sering terjadi. g. Pemogokan kerja. Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor yang meningkatkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu: a. Gaji yang cukup. b. Memperhatikan kebutuhan sehari-hari karyawan. c. Terciptannya suasana santai. d. Harga diri karyawan perlu mendapat perhatian. e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat. f. Berikan kesempatan pada mereka untuk maju. g. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu di perhatikan. h. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas. i. Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding. j. Pemberian insentif yang terarah. k. Fasilitas yang menyenangkan. Dengan adanya pemenuhan faktor-faktor diatas maka semangat kerja yang ada pada diri individu akan muncul karena adanya rasa kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan. 49 Di dalam dunia kerja peranan semangat sangat penting, individu akan bekerja lebih giat dan tekun apabila memiliki semangat yang tinggi dalam dirinya.

2. Semangat Kerja Guru

Guru merupakan kelompok profesional yang penting dalam proses belajar disekolah. Aktivitas guru disekolah sangat menentukan keefektifan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan disekolah. Menurut Sonhadji 2009:4 bahwa guru merupakan faktor penting untuk menentukan pencapaian tujuan proses belajar mengajar. Bahkan dapat dikatakan bahwa tinggi rendanya kualitas pendidikan sekolah sebagian besar ditentukan oleh guru. Hal ini berarti bahwa apabila guru memiliki semangat kerja tinggi dan terlibat secara penuh dalam proses belajar mengajar disekolah, maka tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara efektif dan kualitas peserta didiknya pun akan meningkat. Tetapi sebaliknya apabila semangat guru rendah dalam melakukan tugasnya, maka pencapaian tujuan sekolah tersebut juga kurang efektif dan peningkatan peserta didiknya pun tidak mencapai maksimal. Seorang guru diakui sebagai professional berdasarkan UU No. 142005 adalah perlu adanya keterlibatan secara total dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas profesionalnya. Tugas sebagai guru tidak boleh dilakukan sambil lalu 50 atau sebagai pekerjaan sambilan. Guru harus mengutaman pelayanan kepada peserta didik yang membutuhkan. Semangat kerja guru menurut Ahmad Sonhadji 2009:27 diartikan sebagai dorongan yang ada pada guru untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru. Semangat kerja guru bisa dilihat dari, yaitu: Kedisiplinan dalam menjalankan tugas. Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas. Kesungguhan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Meningkatkan usaha dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Mengembangkan alat pelajaran. Adanya inovasi dan kreativitas, kesungguhan melaksanakan evaluasi hasil belajar. Melakukan pengajaran remedial serta moral kerja dan kehadiran. Menurut Arikunto Ahmad, 2009:33 didalam semangat kerja guru terdapat kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kata semangat kerja mengandung makna adanya dorongan atau motivasi. Sedangkan menurut Gibson Ahmad, 2009:33 semangat kerja merupakan suatu konsep yang digunakan jika seseorang memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bekerja didalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. 51 Semangat kerja merupakan awal dari pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Hasil yang dicapai sebagai pencapaian tujuan merupakan kepuasan setelah individu yang bersangkutan memiliki bekal kemampuan dan kehendak yang selanjutnya untuk menerapkan kemampuan tersebut.

3. Faktor-faktor Pembentuk Semangat Kerja Guru

Menurut Ahmad Sonhadji 2009:38 semangat kerja guru bisa meningkat dan bisa menurun. Hal ini di duga karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu: a. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh untuk membentuk semangat kerja guru. Apabila perilaku kepemimpinan kepala sekolah baik dan efektif maka akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan begitupun sebaliknya. Selain itu perilaku kepemimpinan juga berkaitan erat dengan kualitas pendidikan, sebab kepemimpinan yang efektif akan meningkatkan semangat kerja guru dan semangat kerja guru yang baik akan menyebabkan pekerjaan guru menjadi produktif dan kemudian kualitas pendidikan akan meningkat. b. Perilaku supervisi pendidikan kepalah sekolah. Menurut Clikman Ahmad, 2009:40 bahwa ada tiga orientasi supervisi, yaitu: non directive, collaborative dan directive. Perilaku tersebut bercirikan mulai dari keterlibatan guru yang lebih aktif dari pada supervisiornya. Karakteristik supervisi diatas dapat membentuk 52 semangat kerja guru, artinya apabila guru dilibatkan secara aktif dalam supervisi pendidikan, maka hal ini dapat meningkatkan semangat kerja mereka. Sebaliknya apabila supervisor yang dominan dan guru hanya diberi ruang gerak sedikit maka semangat kerja mereka bisa melemah. c. Kadar keterlibatan atau memperdayaan para guru dalam pengambilan keputusan yang menentukan jalannya sekolah. Menuru Nash Ahmad, 2009:41 pengambialn keputusan yang partisipatif yaitu pengambilan keputusan yang melibatkan guru sepenuhnya. Sebab pengambilan keputusan yang partisipatif dapat meningkatkan moral dan tanggung jawaban anggota dalam pelaksanaan keputusan yang diambil. d. Kondisi iklim organisasii, artinya menyenangkan atau tidak. Iklim organisasi merupakan suatu impresi atau kesan seseorang yang sulit dirumuskan secara tepat. Iklim sekolah yang baik, kondusif dan penuh kekeluargaan akan membuat semangat kerja guru tinggi. Oleh karena itu, para kepala sekolah diharapkan hendaknya dapat menciptakan iklim organisasi sekolah yang baik, yang menyenangkan agar meningkatkan semangat kerja guru.

4. Komponen-komponen Iklim Organiasi

Menurut Owens Ahmad, 2009:177 ada beberapa komponen dari iklim organisasi yaitu: 53 o Keintiman antar individu. o Pelibatan mereka dalam kegiatan dan pengambilan keputusan. o Persepsi guru terhadap guru lain sebagai anggota kelompok. o Kelancaran komunikasi antar anggota organisasi. o Keterbukaan pada saat berhubungan dan bekerja sama interaksi. o Peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. o Beban tugas yang ada pada setiap guru. o Perlakuan secara manusia antar sesama guru. o Kesejawatan dan kesetiawanan antar semua unsur yang terlibat. o Keakraban atau kehangatan. o Penghargaan terhadap prestasi yang telah dicapai.

5. Mengukur Semangat Kerja guru

Menurut Ahmad Sonhadji 2009:45 pengukuran semangat kerja guru dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik secara langsung atau tidak. Secara langsung artinya pengukura semangat kerja guru dilakukan secara langsung artinya pengukuran semangat kerja guru dilakukan secara langsung terhadap para guru melalui wawancara maupun angket. Sedangkan untuk mengukuran tidak langsung maka dapat dilakukan melalui pengataman terhadap dampak dari semangat kerja yang ada, antara lain yaitu: kerajinan, ketekunan, ketepatan waktu, kegaiaran bekerja, tanggung jawab dan suasana batin yaitu bahagia atau tidanya dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya. 54

C. Landasan Teori

Teori Hubungan Manusai Teori ini diperkenalkan oleh Elton Mayo pada tahun 1880-1949 Arni, 2005:39. Teori hubungan manusia ini lebih menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi karena manusia merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh karena itu faktor manusia dalam organisasi tidak dapat diabaikan. Teori ini memberi saran kepada organisasi untuk melakukan strategi bagi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan cara meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, maka akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga dapat berdampak pada meningkatnya produksi. Teori ini dipandang sebagai teori yang hanya menyenangkan pekerja tetapi kurang memperhatikan kesejahteraan organisasi. Teori ini dipandang tidak baik oleh teori klasik karena hanya pekerja saja yang diperhatikan, tetapi keuntungan organisasi dilupakan. Sedangkan teori klasik berpandangan bahwa mengutaman keuntungan atau kesejahteraan organisasi dibandingkan dengan kesejahteraan pekerja. Teori ini memandang bagaiman organisasi mendapatkan keuntungan yang banyak. 55 Teori ini banyak digunakan oleh organisasi seperti sekolah. Dalam semua sekolah terdapat beberapa unsur yang terlibat didalanya. Dimana unsur-unsur tersebut mempunyai peranan masing-masing yang sama-sama penting. Dengan adanya teori hubungan manusia maka semua kesejahteraan anggota sangat diperhatikan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa adanya perhatian dari pihak sekolah terhadap anggota organisasinya, maka akan berdampak pada semangat kerja. Dalam buku semangat kerja guru milikinya Ahmad Sonhadji mengatakan bahwa salah salah faktor pembentuk semangat kerja guru adalah adanya keterlibatan guru secara langsung maupun tidak langsung dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan sekolah. Disinilah bukti bahwa peranan anggota organisasi guru sangat penting, karena apabila tidak ada perhatian dari sekolah untuk melibatkan guru dalam pengambilan keputusan, maka guru tersebut akan merasa tidak diperhatikan dan tidak dihargai kehadirannya dalam organisasi tersebut. Apabila hal tersebut terjadi maka semangat guru akan menjadi lemah dan ini akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan karena rendahnya minat guru untuk mengerjakan pekerjaannya yaitu mengajar.

D. Definisi Konseptual

Dokumen yang terkait

VARIASI BAHASA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN MAN 3 MALANG

4 38 30

Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Semangat Kerja (Studi pada pegawai PNS Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Malang)

2 19 23

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Budaya organisasi Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru di SMA Negeri 1 Pecangaan Jepara

2 25 120

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang).

0 3 14

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGURUS PNPM Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus Pnpm (Studi Explanatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Semangat

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus Pnpm (Studi Explanatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus PNPM Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahu

0 4 6

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGURUS PNPM Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus Pnpm (Studi Explanatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Semangat

0 1 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang) - UDiNus Repository

0 0 4

Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja dan Kinerja Karyawan Pada Toko Batik Abi Medan

0 0 8

Pengaruh Program Kesejahteraan, Komunikasi Organisasi, Dan Pengan Kerja Terhadap Semangat Kerja (Studi Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan)

0 0 47