55 Teori ini banyak digunakan oleh organisasi seperti sekolah. Dalam
semua sekolah terdapat beberapa unsur yang terlibat didalanya. Dimana unsur-unsur tersebut mempunyai peranan masing-masing yang sama-sama
penting. Dengan adanya teori hubungan manusia maka semua kesejahteraan anggota sangat diperhatikan, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa tanpa adanya perhatian dari pihak sekolah terhadap anggota organisasinya, maka akan berdampak pada semangat kerja.
Dalam buku semangat kerja guru milikinya Ahmad Sonhadji mengatakan bahwa salah salah faktor pembentuk semangat kerja guru
adalah adanya keterlibatan guru secara langsung maupun tidak langsung dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan sekolah. Disinilah bukti
bahwa peranan anggota organisasi guru sangat penting, karena apabila tidak ada perhatian dari sekolah untuk melibatkan guru dalam
pengambilan keputusan, maka guru tersebut akan merasa tidak diperhatikan dan tidak dihargai kehadirannya dalam organisasi tersebut.
Apabila hal tersebut terjadi maka semangat guru akan menjadi lemah dan ini akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan karena rendahnya
minat guru untuk mengerjakan pekerjaannya yaitu mengajar.
D. Definisi Konseptual
1. Komunikasi Organisasi
Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito Abdullah Masmuh, 2008:6 merupakan pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi
56 formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagi pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada
para anggotanya secara individual. Menurut Redding dan Sanbon Abdullah Masmuh, 2008:5
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini
adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada
bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi dari orang-orang yang sama level tingkatnya dalam organisasi.
2. Semangat kerja
Setiap individu memerlukan semangat dalam menjalankan suatu hal, apalagi dalam dunia kerja. Seorang individu membutuhkan
semangat dalam bekerja supaya dapat meningkat produktivitas dan prestasinya sehingga tujuan yang diingin oleh perusahaan atau
organisasi dapat mencapai. Semangat kerja menurut Alexander Leighten Moekijat, 1989:130 adalah kemampuan sekelompok orang
untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama.
57 Semangat kerja guru menurut Ahmad Sonhadji 2009:27
diartikan sebagai dorongan yang ada pada guru untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan
tugas-tugas lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Suryabrata adalah pernyataan yang sangat jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman penafsiran
karena dapat di observasi dan dibuktikan perilakunya atau dengan kata lain definisi operasional adalah batasan fenomena yang dapat diamati dan
diukur Purwanto, 2007:157-158. Dalam definisi ini dibahas bagaimana mengukur variabel. Adapun definisi dari penelitian ini meliputi tiga
variabel yaitu: Sebagai variabel bebas:
Variabel : frekwensi komunikasi organisasi
Variabel : intensitas komunikasi organisasi.
Sebagai variabel terikat: Variabel Y : semangat kerja guru.
Dengan demikian frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi merupakan penyebab terjadinya perubahan semangat kerja guru:
Berikut rincian indikator yang digunakan dalam penelitian ini: Frekwensi komunikasi organisasi pada penelitian ini menggunakan
indikator:
58 a.
Frekwensi komunikasi dikalangan guru 1.
Memberi tahu tentang cara-cara kerja didalam organisasi Frekwensi memberi petunjuk, kritik positif, saran dan
informasi kepada sesama guru. 2.
Menciptakan hubungan dan kerja sama dengan sesama guru Frekwensi kedekatan, memberi semangat, menyampaikan
pendapat dan bertanya kepada sesama guru. 3.
Untuk meningkatkan produktifitas organisasi Frekwensi memberi teguran atau peringatan kepada sesama
guru. b.
Intensitas komunikasi dikalangan guru 1.
Penerimaan informasi dari anggota organisasi Mendengarkan dengan serius pendapat, keluhan, masalah
yang dihadapi oleh sesama guru.
2. pemberian
Memberi bimbingan atau nasehat dengan penuh perhatian. berisi tentang cara-cara kerja didalam organisasi
3. Pengiriman informasi penting mengenai organisasi
Memberi saran dan kritikan yang positif dengan sungguh- sungguh.
4. Untuk meningkatkan produktifitas organisasi
Memberi dukungan dan menghargai pekerjaan sesama guru.
59 Semangat kerja guru pada penelitian ini menggunakan indikator:
1. Kerajinan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
Percaya diri dalam menjalankan suatu pekerjaan. 2.
Ketepatan waktu dalam bekerja Tidak suka membuang waktu.
3. Ketekunan dalam melakukan pekerjaan
Senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja.
4. Perasaan bahagia dalam menjalankan tugas.
Selalu melakukan pekerjaan dengan perasaan senang dan antusias.
F. Hipotesis
Dalam penelitian ini mengunakan hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yang menanyakan
hubungan antara dua variable atau lebih Sugiyono, 2009:77. Hipotesis penelitian ini adalah:
: Tidak ada pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3.
HiІ: Ada pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3.
: Tidak ada pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3.
60 HiЇ: Ada pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap
semangat kerja guru MAN 3. : Tidak ada pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi
organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang. HiЈ: Ada pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi
terhadap semangat kerja guru di MAN 3 Malang.
61
METODE PENELITIAN A.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatori dengan menggunakan metode survey. Menurut
Singarimbun 1986:3 penelitian eksplanatori adalah penelitian penjelasan yang mayoritas hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Walaupun uraiannya juga mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasioanal fokusnya
terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel. Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu meneliti
populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner atau angket yang berisi beberapa pertanyaan- pertanyaan Masri Singarimbun, 1986.
B. Tempat dan Waktu Penelitian