72
ruang sisi datar. Sebelum siswa membuat jaring-jaring terlebih dahulu peneliti menjelaskan pengertian dari jaring-jaring.
Media yang digunakan oleh peneliti adalah media komputer dan bentuk-bentuk bangun ruang sebagai bahan siswa membuat jaring-jaring
bangun ruang. Pada saat penjelasan materi siswa mulai banyak yang memperhatikan penjelasan peneliti. Pada penjelasan awal siswa masih
bersemangat untuk belajar terlihat dengan respon siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti. Ketika peneliti meminta salah seorang meminta membuat
jaring-jaring di whiteboard siswa mulai diam dan tidak merespon pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Gambar 3 : Jenis-jenis bangun ruang
Peneliti kemudian membagikan lembar LKS dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan mengisi soal LKS selama
30 menit. Pada saat kerja kelompok berlangsung peneliti dan observer berkeliling melakukan observasi proses pembelajaran yang dilakukan
kelompok siswa. Setelah waktu yang disediakan peneliti untuk bekerja sama habis,
peneliti meminta siswa untuk segera mengumpulkan hasil diskusi mereka, namun hanya 2 kelompok yang mengumpulkan hasil kerjanya, sedangkan
tiga kelompok lainnya mengeluh untuk tidak mengumpulkan jawaban terlebih dahulu karena masih banyak soal yang belum dikerjakan, oleh karena itu
penulis memberikan perpanjangan waktu sebanyak 10 menit. Dari lembar LKS tersebut nampak bahwa pemahaman konsep mengenai membuat jaring-
73
jaring bangun ruang sisi datar masih rendah, hanya kurang lebih 25 siswa dapat membuat jaring-jaring bangun ruang dan menentukan ukurannya
kemudian menghitung berapa panjang ukuran minimal untuk membuat kerangka bangun ruang yang sudah ditentukan. Peneliti mendatangi
kelompok satu persatu untuk membantu menjelaskan materi. Namun sampai waktu tambahan selesai masih juga siswa tidak dapat menyelesaikan LKS.
akhirnya penulis terpaksa tetap meminta jawaban soal seadanya dari siswa. Penulis mananyakan alasan mengapa siswa lama mengerjakan LKS,
salah seorang siswa mengeluhkan tidak dapat bekerja sama dengan baik bersama anggota kelompoknya. Peneliti juga sepakat dengan siswa yang
berani bercerita mengenai situasi kerja kelompoknya, hal itu terlihat dari keadaan beberapa kelompok dimana kertas coretannya masih kosong, buku
LKS yang tetap tertutup menandakan tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari siswa untuk menjawab soal dan suasana diskusi yang tenang tampak
tidak ada masalah. Melihat keadaan seperti ini akhirnya penulis menjelaskan kembali
materi cara membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar, akan tetapi tidak lama kemudian bel tanda pelajaran selesai berbunyi, sehingga siswa tidak jadi
mengerjakan soal latihan. Penulis meminta siswa untuk membaca kembali materi dirumah dan memberikan tugas kelompok agar pada pertemuan yang
akan datang dapat bekerja sama dengan baik.
Gambar 4 : Siswa berusaha membuat jaring-jaring bangun ruang
74
3 Pertemuan ketiga Kamis, 04 Februari 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran 80 menit. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan mulai pukul 08.50 sampai dengan 10.10
WIB. Pada pertemuan ini jumlah siswa yang hadir 29 siswa, dan yang absen 3 orang. Materi yang disampaikan pada pertemuan ketiga ini mengenai
menentukan luas permukaan bangun ruang sisi datar, yakni kubus dan balok. Sebelum menjelaskan materi, peneliti membagikan LKS kepada
setiap kelompok, dan benda-benda yang akan dijadikan media untuk menentukan luas permukaan kubus dan balok, kemudian peneliti menjelaskan
bagaimana cara mengerjakannya. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas kelompok. Peneliti memberikan penjelasan materi
bagaimana cara mencari luas permukaan dari bangun ruang sisi datar. Materi yang pertama disampaikan adalah kubus berikut contoh-contohnya. Setelah
siswa memahami cara menentukan luas permukaan kubus tersebut barulah peneliti melanjutkan kepermasalahan menentukan luas permukaan balok
berikut dengan contoh-contohnya. Peneliti meminta siswa bersama dengan kelompoknya untuk mengerjakan lembar kerja siswa, saat itu peneliti dan
observer berkeliling kesetiap meja kelompok untuk melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa. Dari hasil lembar kerja siswa nampak
bahwa siswa sudah memahami tentang konsep mencari luas permukaan bangun ruang sisi datar, dan dari hasil latihan siswa hampir 90 siswa
mengerjakan soal latihan dengan benar.
Gambar 5 : Aktivitas siswa melakukan kerja kelompok hanya
mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas kelompok
75
4 Pertemuan keempat Rabu, 10 Februari 2010
Pada pertemuan ini, siswa berkumpul sesuai dengan kelompok belajar masing-masing, kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 2 jam
pelajaran mulai pada pukul 10.30 sampai dengan 11.50 WIB. Pertemuan ini semua siswa hadir yaitu 32 siswa. Materi yang disampaikan pada pertemuan
kali ini menentukan luas permukaan prisma dan limas. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai seperti biasa peneliti
membagikan LKS kepada setiap kelompok dan benda-benda sebagai media manipulatif yang akan dijadikan untuk menentukan luas permukaan prisma
dan limas, kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya. Peneliti langsung menyampaikan materi bagaimana menentukan luas
permukaan bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas beserta contohnya. Setelah menjelaskan materi peneliti meminta siswa untuk mengerjakan LKS
yang sudah dibagikan sebelumnya, peneliti berkeliling ke setiap meja kelompok untuk melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa.
Di akhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk membuat rangkuman mengenai luas permukaan prisma dan limas. Dari hasil LKS siswa terlihat
belum memahami konsep luas permukaan prisma dan limas, baik dari dimensi pemahaman konsep translasi, interpretasi, maupun ekstrapolasi. Dari
latihan yang diberikan pun sebagian besar siswa masih banyak yang salah dalam menjawab soal.
Dokumentasi aktivitas siswa melakukan kegiatan belajar kelompok.
Gambar 6: Aktivitas Siswa Melakukan Kegiatan Kerja Kelompok
76
Gambar 7: Cara menentukan luas permukaan limas dan prisma
5 Pertemuan kelima Rabu, 17 Februari 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran, jumlah siswa yang hadir 30 siswa. Diawal pertemuan peneliti menanyakan pemahaman siswa
mengenai materi luas permukaan kubus dan balok, kemudian peneliti membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap kelompok dan meminta
kelompok untuk mempelajarinya dan menyelesaikan soal yang ada pada lembar tersebut. peneliti mengobservasi siswa disaat siswa melakukan diskusi
kelompok. Setelah soal-soal LKS selesai dikerjakan, peneliti membagikan lembar
latihan soal agar dikerjakan masing-masing siswa, namun siswa diperbolehkan bertanya kepada teman kelompoknya. Peneliti meminta siswa
yang telah selesai menjawab minimal satu soal untuk menulis jawabannya di papan tulis. Dari LKS dan latihan yang diberikan terlihat sebagian besar
siswa sudah memahami pemahaman konsep dimensi translasi, tetapi untuk dimensi interpretasi dan ekstrapolasi masih banyak siswa yang masih salah
menafsirkan soal dari bentuk cerita ke dalam bentuk gambar, bahkan penempatan angkannya pun masih salah.
Peneliti memberitahukan bahwa pada hari Rabu, 24 Februari akan diadakan tes siklus I. oleh karena itu siswa ditugaskan untuk menyelesaikan
soal-soal LKS sekolah halaman 39 sampai 43 pilihan ganda, untuk menghadapi tes tersebut.
77
6 Pertemuan keenam Kamis, 18 Februari 2010
Pertemuan keenam ini merupakan akhir dari siklus I. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pertemuan ini, pembelajaran akan diisi
masih dengan diskusi kelompok. Pembelajaran kali ini peneliti akan memperbanyak latihan soal mengenai prisma dan limas. Kemudian peneliti
membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap kelompok dan meminta kelompok untuk mempelajarinya dan menyelesaikan soal yang ada pada
lembar tersebut. peneliti mengobservasi siswa disaat siswa melakukan diskusi kelompok.
Pada saat diskusi berlangsung, beberapa siswa mengaku kesulitan dalam menghitung luas permukaan limas. Padahal sebelumnya peneliti sudah
menjelaskan bagaimana menghitung luas permukaan limas, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih lemah dalam pemahaman konsep bangun
ruang sisi datar yaitu limas. Selain itu dalam menggambar bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas masih agak kesulitan padahal pada pertemuan
sebelumnya sudah dibahas. Setelah soal-soal LKS selesai dikerjakan, peneliti membagikan lembar
latihan soal agar dikerjakan masing-masing siswa, namun siswa diperbolehkan bertanya kepada teman kelompoknya. Peneliti meminta siswa
yang telah selesai menjawab minimal satu soal untuk menulis jawabannya di papan tulis.
Pada akhir pertemuan peneliti mengingatkan kembali bahwa hari Rabu, 24 Februari akan ada tes siklus I, peneliti mengarahkan siswa untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi tes ini, karena tes ini akan dijadikan sebagai nilai individu.
3. Tahap ObservasiPengamatan
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator. Untuk mengamati
aktivitas siswa, peneliti melakukan teknik bertanya kepada setiap siswa untuk lebih meyakinkan peneliti terhadap apa yang dirasakan oleh siswa. Pada awal
observasi, peneliti mengalami kendala dalam mengisi lembar observasi
78
dikarenakan aspek-aspek yang diamati secara langsung. Melalui diskusi dengan guru kolaborator, ditetapkan teknik bertanya kepada siswa. Pengisian
lembar observasi selanjutnya dilakukan secara bersama-sama oleh peneliti dan guru
kolaborator. Di setiap akhir pembelajaran peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan terkait pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil pengamatan siswa
melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 11 berikut:
Tabel. 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No Aspek Aktivitas
Pertemuan Ke Rata
-rata 1
2 3
4 5
6
1
Motivasi Belajar Siswa
Memperhatikan dengan serius 32,3
42,9 48,3
46,9 60
65,5 49,3
Bersemangat dan sangat antusias 22,6
28,6 34,5
37,5 43,3
51,7 36,4
Rasa ingin tahu tinggi 19,4
28,6 31
34,4 40
55,2 34,8
Tekun menghadapi tugas 16,1
25 27,6
31,3 40
48,3 31,4
Jumlah rata-rata 22,6
31,3 35,4
37,5 45,8
55,2 37,9
2
Keaktifan Belajar Kelompok
Banyak bertanya 16,1
25 31
34,5 43,3
51,7 33,6
Senang mencari dan memecahkan soal 9,7
17,9 27,6
28,1 36,7
41,4 26,9
Dapat mempertahankan pendapatnya 16,1
21,4 27,6
31,3 40
48,3 30,8 Jumlah rata-rata
13,9 21,4
28,7 31,3
40 47,1 30,4
Jumlah siswa yang hadir 31
28 29
32 30
29
Persentase rata-rata total
34,2
Dari hasil skor lembar observasi, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I masih rendah yaitu 34,2 dari jumlah siswa yang hadir. Dengan data
tersebut, pembelajaran yang dilakukan masih harus terus diperbaiki sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika semakin meningkat. Di samping
itu, dari lembar observasi dapat dilihat bahwa pada kegiatan siklus I pelaksanaan pembelajaran kelompok kurang efektif, karena setiap sub pokok bahasan, siswa
dianjurkan untuk kerja kelompok. Sedangkan siswa belum siap untuk kerja kelompok. Disamping itu anggota kelompok-kelompok tertentu tidak terbiasa
79
belajar kelompok sehingga untuk memahami materi tetap menunggu penjelasan dari guru. Hal itu terlihat ketika peneliti mendekati kelompok tertentu untuk
melakukan observasi, kelompok tersebut menanyakan materi yang belum mereka pahami, pada saat itulah mereka mengatakan lebih paham jika peneliti yang
menjelaskan. Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir
siklus I untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara pada akhir siklus I adalah sebagai berikut:
1. Siswa menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan media.
2. Siswa lebih bersemangat dalam belajar menggunakan media dibandingkan
dengan pembelajaran yang dahulu, lebih membuat siswa selalu ingat akan materi yang disampaikan.
3. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat siswa berani untuk
bertanya. 4.
Siswa merasa pada saat diskusi kelompok terjadi dominasi tugas pada siswa yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok.
5. Soal-soal yang diberikan terlalu banyak dan susah sehingga sering
memusingkan beberapa siswa pada saat mengerjakan soal. 6.
Siswa akan mulai takut jika guru menyuruh siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal.
Setelah enam kali tindakan penelitian berlangsung, diakhir siklus I diadakan tes formatif akhir siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan ke-7 yaitu
Rabu, 24 Februari 2010. Kriteria ketuntasan minimal KKM siklus I adalah 62 artinya jika siswa memperoleh nilai 62 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas.
Data nilai siswa pada tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada bagian lampiran.
4. Tahap Refleksi
Data yang diperoleh dari siklus I bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 34,2 yang berada pada kategori kurang aktif, serta
data hasil belajar matematika siswa berupa tes formatif siklus I sebanyak 40,6
80
siswa tuntas memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM. Data-data tersebut jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja baik aktivitas
belajar matematika siswa maupun hasil belajar matematika siswa, maka penelitian tindakan siklus I belum berhasil memenuhi indikator keberhasilan kinerja.
Sehingga, penelitian tindakan ini harus dilanjutkan ke siklus II dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan dari siklus I.
Dengan menggunakan aturan sturgess, penulis menyajikan data nilai tes formatif akhir siklus I dalam tabel 12 distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel. 12 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Formatif Akhir Siklus I
Nilai Frekuensi
25 – 35
4 32
100 36
– 46 4
28 87,5
47 – 57
5 24
75 58
– 68 8
19 59,375
69 – 79
6 11
34,375 80
– 90 5
5 15,625
Keterangan: : Frekuensi kumulatif lebih dari
: Persentase frekuensi kumulatif lebih dari Dari data nilai tes formatif akhir siklus I diketahui bahwa terdapat 13 siswa
tuntas 40,6, sedangkan 19 siswa belum tuntas 59,4. Peneliti dan guru kolaborator mencermati serta mendiskusikan hal-hal
yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa di siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja, juga hal-hal yang menjadi keberhasilan
dan kekurangan tindakan di siklus I. Ramainya siswa ketika pembagian kelompok menandakan adanya
ketidaknyamanan berada dalam kelompok tertentu atau ada rasa iri terhadap kelompok lain. Untuk mengatasi hal ini peneliti memberikan pandangan bahwa
syarat seseorang dapat menguasai materi pelajaran atau memahami suatu konsep adalah timbul dari diri sendiri, jadi apabila ingin menjadi yang terbaik atau
memiliki kelompok terbaik berarti harus berusaha sebaik mungkin secara
81
bersama. Sedangkan untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan anggota kelompok, peneliti menganjurkan siswa untuk memberi nama kelompoknya.
Banyak siswa yang mengeluh tidak dapat menyelesikan soal bangun ruang yang berbentuk soal cerita. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak siswa yang
lemah dalam memahami soal untuk dirubah dalam simbol matematika. Untuk mengatasi hal ini pada pembelajaran siklus II akan digunakan mediaalat peraga
untuk menvisualkan soal cerita, sehingga soal yang dianggap sulit menjadi lebih mudah diselesaikan oleh siswa. Dari sekian banyak siswa masih ada beberapa
orang yang kurang memahami operasi pembagian. Hal itu terlihat dari proses pengerjaan lembar kerja siswa ketika belajar kelompok. Untuk mengatasi
kelemahan siswa tersebut, setiap peneliti menyelesaikan contoh soal yang berhubungan dengan pembagian diselesaikan secara terurut tahap demi tahap.
Dari lembar observasi dapat dilihat bahwa masih ada beberapa kelompok yang tidak dapat bekerja kelompok dengan baik. Kelompok tersebut lebih senang
jika peneliti yang menerangkan materi secara langsung dan mendetail. Untuk mengatasi hal ini maka pada pembelajaran siklus berikutnya penjelasan materi
dilakukan oleh peneliti sedangkan siswa hanya mendiskusikan soal-soal LKS yang diberikan oleh peneliti setelah siswa dianggap benar-benar telah memahami
materi yang dipelajari. Keberhasilan tindakan di siklus I adalah penggunaan mediaalat peraga
pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan memudahkan dalam mengerjakan tugas serta membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma dan limas.
Kekurangan tindakan di siklus I diantaranya adalah aktivitas diskusi kelompok yang belum berjalan dengan maksimal, hal tersebut disebabkan karena:
1 Penentuan anggota kelompok yang kurang cocok, 2 Sebagian siswa berkemampuan tinggi belum bisa diandalkan menjadi tutor sebaya sehingga
diskusi kurang begitu berjalan dengan baik, 3 Pengaturan posisi tempat duduk kelompok yang belum terkondisikan dengan baik.
82
Dari kekurangan-kekurangan tersebut maka perlu adanya perbaikan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: 1 Peneliti bersama guru kolaborator
mengelompokkan kembali bagi siswa yang kurang nyaman dikelompoknya di siklus I, 2 Mengantisipasi siswa berkemampuan tinggi yang belum bisa
diandalkan menjadi tutor sebaya, maka siswa berkemampuan tinggi tersebut dikelompokkan bersama dengan siswa berkemampuan sedang yang dapat
diandalkan menjadi tutor teman sebaya, 3 Upaya meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa peneliti harus lebih banyak menerangkan dengan
media komputer, sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan demi kemajuan belajar matematika siswa, 4 Penataan posisi tempat duduk siswa
menjadi lebih kondusif untuk berdiskusi, 5 Memberikan reward berupa souvenier bagi kelompok yang aktif dan memperoleh rata-rata poin kemajuan
tertinggi, serta reward bagi siswa yang aktif menjadi tutor sebaya.
D. Tindakan Pembelajaran Siklus II 1.
Tahap Perencanaan
Pada siklus II, pembelajaran yang dilakukan lebih banyak terpusat pada peneliti, sedangkan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok hanya untuk
menyelesaikan soal dalam LKS. Hal ini dilakukan berdasarkan temuan penelitian pada siklus I dimana siswa dalam kelompoknya tidak mampu memberikan
penjelasan dengan baik terhadap temannya yang sulit memahami materi. selain itu untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar, peneliti memberikan motivasi
bentuk lain berupa pujian, hadiah, atau memberikan apersepsi. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah volume bangun ruang sisi datar.
2. Tahap Pelaksanaan
1 Pertemuan kedelapan Kamis, 25 Februari 2010
Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Pada pertemuan ini peneliti telah mempersiapkan materi volume kubus dan balok, dan
mempersiapkan media berupa dadu-dadu kecil yang terbuat dari karton dan berupa kotak yang berbentuk balok. Selain itu peneliti juga mempersiapkan
83
penghargaan kelompok berupa bingkisan bagi yang selesai menyelesaikan LKS dengan cepat dan benar. Di samping itu peneliti mempersiapkan
pembelajaran dengan menggunakan media lain berupa multimedia, berupa peragaan bagaimana menemukan volume kubus dan balok. Setelah peneliti
perhatikan ternyata siswa lebih antusias belajar dengan menggunakan multimedia, karena sebelumnya mereka belum pernah melihat guru
matematika mengajar dengan menggunakan media komputer atau pun alat peraga lainnya. Hasil latihan menunjukkan pemahaman siswa untuk
menentukan volume kubus dan balok sudah baik, terlihat dari berbagai dimensi pemahaman konsep, bahkan untuk dimensi pemahaman konsep
translasi dan interpretasi hampir 100 siswa bisa menjawab dengan benar, tetapi untuk dimensi ekstrapolasi masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan, masih banyak yang salah dalam menafsirkan soal cerita.
Gambar 8 : Cara menentukan volume kubus
Sebelum pelajaran diakhiri peneliti menjelaskan kembali pemahaman konsep siswa tentang luas permukaan bangun ruang sisi datar, mengingat
hasil tes siklus I masih di bawah rata-rata. Di akhir pembelajaran peneliti seperti biasa menyarankan kepada siswa untuk membuat rangkuman yang
84
sudah dipelajari hari ini, selain itu peneliti juga memberikan latihan yang ada di buku LKS siswa.
2 Pertemuan kesembilan Rabu, 03 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Pada awal pembelajaran peneliti memberikan motivasi kepada kelompok lain agar lebih meningkatkan
kerjasamanya sehingga dapat meningkatkan nilai kelompok dengan baik. Kemudian melanjutkan memberikan materi dengan menanyakan pelajaran
yang kemarin terlebih dahulu yaitu menentukan volume kubus dan balok. Peneliti menjelaskan pengertian kubus, balok, prisma dan limas secara
teoritis. Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara menentukan volume prisma
dan limas. Peneliti meminta setiap kelompok untuk menjelaskan hasil yang telah didiskusikan bersama teman kelompoknya di depan kelas. Dari hasil
pengamatan peneliti ternyata pemahaman konsep matematika siswa dalam menentukan volume prisma dan limas masih lemah, terlihat masih banyak
LKS yang masih kosong belum selesai dikerjakan, selain itu siswa masih belum percaya diri ketika menjelaskan hasil kerjasamanya kepada teman-
teman yang lain. Setelah semua kelompok menjelaskan hasilnya, kemudian peneliti menambahkan penjelasan mengenai bagaimana menentukan volume
prisma dan limas dengan alat peraga berupa multimedia. Setelah dijelaskan siswa menjadi lebih paham, sehingga ada yang berkata
”...Pak, kenapa ga dari tadi pake media
komputer, kan jadi lebih cepet ngerti”.
Gambar 9 : Cara menentukan volume limas
H G
A C
E F
D
B
85
Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari dan mencatat materi LKS dari sekolah tentang penjelasan materi
volume prisma dan limas.
3 Pertemuan kesepuluh Kamis, 04 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah menghitung volume kubus. Penjelasan yang
diberikan adalah menentukan volume kubus jika diketahui panjang rusuknya, menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya, dan
menentukan panjang rusuk jika diketahui volumenya serta menyelesaikan soal kubus dalam bentuk soal cerita.
Pada awal pertemuan peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pemahaman
siswa mengenai materi yang disampaikan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, peneliti tidak terlalu banyak dalam menjelaskan, peneliti lebih
banyak membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan cara yang tepat. Karena pada pertemuan ini, peneliti hanya menjelaskan satu materi saja
sehingga banyak siswa dapat mengerti apa yang sudah dijelaskan peneliti. Siswa mengaku pembelajaran hari ini tidak terlalu memusingkan walaupun
materi yang dibahas pada hari ini membutuhkan konsentrasi dan keseriusan dalam belajar matematika.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga menuntun siswa untuk dapat
menyelesaikan soal dan memahami cara penyelesaiannya. Kemudian siswa juga diminta untuk menyelesaikan latihan soal yang soal-soalnya diambil dari
LKS sekolah. Diakhir pertemuan peneliti memberikan PR kepada siswa agar mengerjakan LKS dari sekolah berupa soal pilihan ganda. Setiap siswa hanya
mengerjakan 2 soal akan tetapi soal yang dikerjakan tidak boleh sama dengan soal teman satu kelompoknya.
4 Pertemuan kesebelas Rabu, 10 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dimana setiap jamnya 40 menit, yaitu mulai pukul 08.20 sampai pukul 09.40 WIB. Jumlah