Tindakan Pembelajaran Siklus I

72 ruang sisi datar. Sebelum siswa membuat jaring-jaring terlebih dahulu peneliti menjelaskan pengertian dari jaring-jaring. Media yang digunakan oleh peneliti adalah media komputer dan bentuk-bentuk bangun ruang sebagai bahan siswa membuat jaring-jaring bangun ruang. Pada saat penjelasan materi siswa mulai banyak yang memperhatikan penjelasan peneliti. Pada penjelasan awal siswa masih bersemangat untuk belajar terlihat dengan respon siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti. Ketika peneliti meminta salah seorang meminta membuat jaring-jaring di whiteboard siswa mulai diam dan tidak merespon pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Gambar 3 : Jenis-jenis bangun ruang Peneliti kemudian membagikan lembar LKS dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan mengisi soal LKS selama 30 menit. Pada saat kerja kelompok berlangsung peneliti dan observer berkeliling melakukan observasi proses pembelajaran yang dilakukan kelompok siswa. Setelah waktu yang disediakan peneliti untuk bekerja sama habis, peneliti meminta siswa untuk segera mengumpulkan hasil diskusi mereka, namun hanya 2 kelompok yang mengumpulkan hasil kerjanya, sedangkan tiga kelompok lainnya mengeluh untuk tidak mengumpulkan jawaban terlebih dahulu karena masih banyak soal yang belum dikerjakan, oleh karena itu penulis memberikan perpanjangan waktu sebanyak 10 menit. Dari lembar LKS tersebut nampak bahwa pemahaman konsep mengenai membuat jaring- 73 jaring bangun ruang sisi datar masih rendah, hanya kurang lebih 25 siswa dapat membuat jaring-jaring bangun ruang dan menentukan ukurannya kemudian menghitung berapa panjang ukuran minimal untuk membuat kerangka bangun ruang yang sudah ditentukan. Peneliti mendatangi kelompok satu persatu untuk membantu menjelaskan materi. Namun sampai waktu tambahan selesai masih juga siswa tidak dapat menyelesaikan LKS. akhirnya penulis terpaksa tetap meminta jawaban soal seadanya dari siswa. Penulis mananyakan alasan mengapa siswa lama mengerjakan LKS, salah seorang siswa mengeluhkan tidak dapat bekerja sama dengan baik bersama anggota kelompoknya. Peneliti juga sepakat dengan siswa yang berani bercerita mengenai situasi kerja kelompoknya, hal itu terlihat dari keadaan beberapa kelompok dimana kertas coretannya masih kosong, buku LKS yang tetap tertutup menandakan tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari siswa untuk menjawab soal dan suasana diskusi yang tenang tampak tidak ada masalah. Melihat keadaan seperti ini akhirnya penulis menjelaskan kembali materi cara membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar, akan tetapi tidak lama kemudian bel tanda pelajaran selesai berbunyi, sehingga siswa tidak jadi mengerjakan soal latihan. Penulis meminta siswa untuk membaca kembali materi dirumah dan memberikan tugas kelompok agar pada pertemuan yang akan datang dapat bekerja sama dengan baik. Gambar 4 : Siswa berusaha membuat jaring-jaring bangun ruang 74 3 Pertemuan ketiga Kamis, 04 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran 80 menit. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan mulai pukul 08.50 sampai dengan 10.10 WIB. Pada pertemuan ini jumlah siswa yang hadir 29 siswa, dan yang absen 3 orang. Materi yang disampaikan pada pertemuan ketiga ini mengenai menentukan luas permukaan bangun ruang sisi datar, yakni kubus dan balok. Sebelum menjelaskan materi, peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok, dan benda-benda yang akan dijadikan media untuk menentukan luas permukaan kubus dan balok, kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas kelompok. Peneliti memberikan penjelasan materi bagaimana cara mencari luas permukaan dari bangun ruang sisi datar. Materi yang pertama disampaikan adalah kubus berikut contoh-contohnya. Setelah siswa memahami cara menentukan luas permukaan kubus tersebut barulah peneliti melanjutkan kepermasalahan menentukan luas permukaan balok berikut dengan contoh-contohnya. Peneliti meminta siswa bersama dengan kelompoknya untuk mengerjakan lembar kerja siswa, saat itu peneliti dan observer berkeliling kesetiap meja kelompok untuk melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa. Dari hasil lembar kerja siswa nampak bahwa siswa sudah memahami tentang konsep mencari luas permukaan bangun ruang sisi datar, dan dari hasil latihan siswa hampir 90 siswa mengerjakan soal latihan dengan benar. Gambar 5 : Aktivitas siswa melakukan kerja kelompok hanya mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas kelompok 75 4 Pertemuan keempat Rabu, 10 Februari 2010 Pada pertemuan ini, siswa berkumpul sesuai dengan kelompok belajar masing-masing, kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 2 jam pelajaran mulai pada pukul 10.30 sampai dengan 11.50 WIB. Pertemuan ini semua siswa hadir yaitu 32 siswa. Materi yang disampaikan pada pertemuan kali ini menentukan luas permukaan prisma dan limas. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai seperti biasa peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok dan benda-benda sebagai media manipulatif yang akan dijadikan untuk menentukan luas permukaan prisma dan limas, kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya. Peneliti langsung menyampaikan materi bagaimana menentukan luas permukaan bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas beserta contohnya. Setelah menjelaskan materi peneliti meminta siswa untuk mengerjakan LKS yang sudah dibagikan sebelumnya, peneliti berkeliling ke setiap meja kelompok untuk melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa. Di akhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk membuat rangkuman mengenai luas permukaan prisma dan limas. Dari hasil LKS siswa terlihat belum memahami konsep luas permukaan prisma dan limas, baik dari dimensi pemahaman konsep translasi, interpretasi, maupun ekstrapolasi. Dari latihan yang diberikan pun sebagian besar siswa masih banyak yang salah dalam menjawab soal. Dokumentasi aktivitas siswa melakukan kegiatan belajar kelompok. Gambar 6: Aktivitas Siswa Melakukan Kegiatan Kerja Kelompok 76 Gambar 7: Cara menentukan luas permukaan limas dan prisma 5 Pertemuan kelima Rabu, 17 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran, jumlah siswa yang hadir 30 siswa. Diawal pertemuan peneliti menanyakan pemahaman siswa mengenai materi luas permukaan kubus dan balok, kemudian peneliti membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap kelompok dan meminta kelompok untuk mempelajarinya dan menyelesaikan soal yang ada pada lembar tersebut. peneliti mengobservasi siswa disaat siswa melakukan diskusi kelompok. Setelah soal-soal LKS selesai dikerjakan, peneliti membagikan lembar latihan soal agar dikerjakan masing-masing siswa, namun siswa diperbolehkan bertanya kepada teman kelompoknya. Peneliti meminta siswa yang telah selesai menjawab minimal satu soal untuk menulis jawabannya di papan tulis. Dari LKS dan latihan yang diberikan terlihat sebagian besar siswa sudah memahami pemahaman konsep dimensi translasi, tetapi untuk dimensi interpretasi dan ekstrapolasi masih banyak siswa yang masih salah menafsirkan soal dari bentuk cerita ke dalam bentuk gambar, bahkan penempatan angkannya pun masih salah. Peneliti memberitahukan bahwa pada hari Rabu, 24 Februari akan diadakan tes siklus I. oleh karena itu siswa ditugaskan untuk menyelesaikan soal-soal LKS sekolah halaman 39 sampai 43 pilihan ganda, untuk menghadapi tes tersebut. 77 6 Pertemuan keenam Kamis, 18 Februari 2010 Pertemuan keenam ini merupakan akhir dari siklus I. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pertemuan ini, pembelajaran akan diisi masih dengan diskusi kelompok. Pembelajaran kali ini peneliti akan memperbanyak latihan soal mengenai prisma dan limas. Kemudian peneliti membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap kelompok dan meminta kelompok untuk mempelajarinya dan menyelesaikan soal yang ada pada lembar tersebut. peneliti mengobservasi siswa disaat siswa melakukan diskusi kelompok. Pada saat diskusi berlangsung, beberapa siswa mengaku kesulitan dalam menghitung luas permukaan limas. Padahal sebelumnya peneliti sudah menjelaskan bagaimana menghitung luas permukaan limas, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih lemah dalam pemahaman konsep bangun ruang sisi datar yaitu limas. Selain itu dalam menggambar bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas masih agak kesulitan padahal pada pertemuan sebelumnya sudah dibahas. Setelah soal-soal LKS selesai dikerjakan, peneliti membagikan lembar latihan soal agar dikerjakan masing-masing siswa, namun siswa diperbolehkan bertanya kepada teman kelompoknya. Peneliti meminta siswa yang telah selesai menjawab minimal satu soal untuk menulis jawabannya di papan tulis. Pada akhir pertemuan peneliti mengingatkan kembali bahwa hari Rabu, 24 Februari akan ada tes siklus I, peneliti mengarahkan siswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tes ini, karena tes ini akan dijadikan sebagai nilai individu.

3. Tahap ObservasiPengamatan

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator. Untuk mengamati aktivitas siswa, peneliti melakukan teknik bertanya kepada setiap siswa untuk lebih meyakinkan peneliti terhadap apa yang dirasakan oleh siswa. Pada awal observasi, peneliti mengalami kendala dalam mengisi lembar observasi 78 dikarenakan aspek-aspek yang diamati secara langsung. Melalui diskusi dengan guru kolaborator, ditetapkan teknik bertanya kepada siswa. Pengisian lembar observasi selanjutnya dilakukan secara bersama-sama oleh peneliti dan guru kolaborator. Di setiap akhir pembelajaran peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan terkait pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 11 berikut: Tabel. 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Aspek Aktivitas Pertemuan Ke Rata -rata 1 2 3 4 5 6 1 Motivasi Belajar Siswa Memperhatikan dengan serius 32,3 42,9 48,3 46,9 60 65,5 49,3 Bersemangat dan sangat antusias 22,6 28,6 34,5 37,5 43,3 51,7 36,4 Rasa ingin tahu tinggi 19,4 28,6 31 34,4 40 55,2 34,8 Tekun menghadapi tugas 16,1 25 27,6 31,3 40 48,3 31,4 Jumlah rata-rata 22,6 31,3 35,4 37,5 45,8 55,2 37,9 2 Keaktifan Belajar Kelompok Banyak bertanya 16,1 25 31 34,5 43,3 51,7 33,6 Senang mencari dan memecahkan soal 9,7 17,9 27,6 28,1 36,7 41,4 26,9 Dapat mempertahankan pendapatnya 16,1 21,4 27,6 31,3 40 48,3 30,8 Jumlah rata-rata 13,9 21,4 28,7 31,3 40 47,1 30,4 Jumlah siswa yang hadir 31 28 29 32 30 29 Persentase rata-rata total 34,2 Dari hasil skor lembar observasi, rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I masih rendah yaitu 34,2 dari jumlah siswa yang hadir. Dengan data tersebut, pembelajaran yang dilakukan masih harus terus diperbaiki sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika semakin meningkat. Di samping itu, dari lembar observasi dapat dilihat bahwa pada kegiatan siklus I pelaksanaan pembelajaran kelompok kurang efektif, karena setiap sub pokok bahasan, siswa dianjurkan untuk kerja kelompok. Sedangkan siswa belum siap untuk kerja kelompok. Disamping itu anggota kelompok-kelompok tertentu tidak terbiasa 79 belajar kelompok sehingga untuk memahami materi tetap menunggu penjelasan dari guru. Hal itu terlihat ketika peneliti mendekati kelompok tertentu untuk melakukan observasi, kelompok tersebut menanyakan materi yang belum mereka pahami, pada saat itulah mereka mengatakan lebih paham jika peneliti yang menjelaskan. Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus I untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara pada akhir siklus I adalah sebagai berikut: 1. Siswa menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan media. 2. Siswa lebih bersemangat dalam belajar menggunakan media dibandingkan dengan pembelajaran yang dahulu, lebih membuat siswa selalu ingat akan materi yang disampaikan. 3. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat siswa berani untuk bertanya. 4. Siswa merasa pada saat diskusi kelompok terjadi dominasi tugas pada siswa yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok. 5. Soal-soal yang diberikan terlalu banyak dan susah sehingga sering memusingkan beberapa siswa pada saat mengerjakan soal. 6. Siswa akan mulai takut jika guru menyuruh siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal. Setelah enam kali tindakan penelitian berlangsung, diakhir siklus I diadakan tes formatif akhir siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan ke-7 yaitu Rabu, 24 Februari 2010. Kriteria ketuntasan minimal KKM siklus I adalah 62 artinya jika siswa memperoleh nilai 62 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Data nilai siswa pada tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada bagian lampiran.

4. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh dari siklus I bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 34,2 yang berada pada kategori kurang aktif, serta data hasil belajar matematika siswa berupa tes formatif siklus I sebanyak 40,6 80 siswa tuntas memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM. Data-data tersebut jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja baik aktivitas belajar matematika siswa maupun hasil belajar matematika siswa, maka penelitian tindakan siklus I belum berhasil memenuhi indikator keberhasilan kinerja. Sehingga, penelitian tindakan ini harus dilanjutkan ke siklus II dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan dari siklus I. Dengan menggunakan aturan sturgess, penulis menyajikan data nilai tes formatif akhir siklus I dalam tabel 12 distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel. 12 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Formatif Akhir Siklus I Nilai Frekuensi 25 – 35 4 32 100 36 – 46 4 28 87,5 47 – 57 5 24 75 58 – 68 8 19 59,375 69 – 79 6 11 34,375 80 – 90 5 5 15,625 Keterangan: : Frekuensi kumulatif lebih dari : Persentase frekuensi kumulatif lebih dari Dari data nilai tes formatif akhir siklus I diketahui bahwa terdapat 13 siswa tuntas 40,6, sedangkan 19 siswa belum tuntas 59,4. Peneliti dan guru kolaborator mencermati serta mendiskusikan hal-hal yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa di siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja, juga hal-hal yang menjadi keberhasilan dan kekurangan tindakan di siklus I. Ramainya siswa ketika pembagian kelompok menandakan adanya ketidaknyamanan berada dalam kelompok tertentu atau ada rasa iri terhadap kelompok lain. Untuk mengatasi hal ini peneliti memberikan pandangan bahwa syarat seseorang dapat menguasai materi pelajaran atau memahami suatu konsep adalah timbul dari diri sendiri, jadi apabila ingin menjadi yang terbaik atau memiliki kelompok terbaik berarti harus berusaha sebaik mungkin secara 81 bersama. Sedangkan untuk mengatasi ketidaknyamanan dengan anggota kelompok, peneliti menganjurkan siswa untuk memberi nama kelompoknya. Banyak siswa yang mengeluh tidak dapat menyelesikan soal bangun ruang yang berbentuk soal cerita. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak siswa yang lemah dalam memahami soal untuk dirubah dalam simbol matematika. Untuk mengatasi hal ini pada pembelajaran siklus II akan digunakan mediaalat peraga untuk menvisualkan soal cerita, sehingga soal yang dianggap sulit menjadi lebih mudah diselesaikan oleh siswa. Dari sekian banyak siswa masih ada beberapa orang yang kurang memahami operasi pembagian. Hal itu terlihat dari proses pengerjaan lembar kerja siswa ketika belajar kelompok. Untuk mengatasi kelemahan siswa tersebut, setiap peneliti menyelesaikan contoh soal yang berhubungan dengan pembagian diselesaikan secara terurut tahap demi tahap. Dari lembar observasi dapat dilihat bahwa masih ada beberapa kelompok yang tidak dapat bekerja kelompok dengan baik. Kelompok tersebut lebih senang jika peneliti yang menerangkan materi secara langsung dan mendetail. Untuk mengatasi hal ini maka pada pembelajaran siklus berikutnya penjelasan materi dilakukan oleh peneliti sedangkan siswa hanya mendiskusikan soal-soal LKS yang diberikan oleh peneliti setelah siswa dianggap benar-benar telah memahami materi yang dipelajari. Keberhasilan tindakan di siklus I adalah penggunaan mediaalat peraga pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan memudahkan dalam mengerjakan tugas serta membantu siswa dalam memahami konsep-konsep bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, prisma dan limas. Kekurangan tindakan di siklus I diantaranya adalah aktivitas diskusi kelompok yang belum berjalan dengan maksimal, hal tersebut disebabkan karena: 1 Penentuan anggota kelompok yang kurang cocok, 2 Sebagian siswa berkemampuan tinggi belum bisa diandalkan menjadi tutor sebaya sehingga diskusi kurang begitu berjalan dengan baik, 3 Pengaturan posisi tempat duduk kelompok yang belum terkondisikan dengan baik. 82 Dari kekurangan-kekurangan tersebut maka perlu adanya perbaikan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: 1 Peneliti bersama guru kolaborator mengelompokkan kembali bagi siswa yang kurang nyaman dikelompoknya di siklus I, 2 Mengantisipasi siswa berkemampuan tinggi yang belum bisa diandalkan menjadi tutor sebaya, maka siswa berkemampuan tinggi tersebut dikelompokkan bersama dengan siswa berkemampuan sedang yang dapat diandalkan menjadi tutor teman sebaya, 3 Upaya meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa peneliti harus lebih banyak menerangkan dengan media komputer, sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan demi kemajuan belajar matematika siswa, 4 Penataan posisi tempat duduk siswa menjadi lebih kondusif untuk berdiskusi, 5 Memberikan reward berupa souvenier bagi kelompok yang aktif dan memperoleh rata-rata poin kemajuan tertinggi, serta reward bagi siswa yang aktif menjadi tutor sebaya.

D. Tindakan Pembelajaran Siklus II 1.

Tahap Perencanaan Pada siklus II, pembelajaran yang dilakukan lebih banyak terpusat pada peneliti, sedangkan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok hanya untuk menyelesaikan soal dalam LKS. Hal ini dilakukan berdasarkan temuan penelitian pada siklus I dimana siswa dalam kelompoknya tidak mampu memberikan penjelasan dengan baik terhadap temannya yang sulit memahami materi. selain itu untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar, peneliti memberikan motivasi bentuk lain berupa pujian, hadiah, atau memberikan apersepsi. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah volume bangun ruang sisi datar.

2. Tahap Pelaksanaan

1 Pertemuan kedelapan Kamis, 25 Februari 2010 Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Pada pertemuan ini peneliti telah mempersiapkan materi volume kubus dan balok, dan mempersiapkan media berupa dadu-dadu kecil yang terbuat dari karton dan berupa kotak yang berbentuk balok. Selain itu peneliti juga mempersiapkan 83 penghargaan kelompok berupa bingkisan bagi yang selesai menyelesaikan LKS dengan cepat dan benar. Di samping itu peneliti mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan media lain berupa multimedia, berupa peragaan bagaimana menemukan volume kubus dan balok. Setelah peneliti perhatikan ternyata siswa lebih antusias belajar dengan menggunakan multimedia, karena sebelumnya mereka belum pernah melihat guru matematika mengajar dengan menggunakan media komputer atau pun alat peraga lainnya. Hasil latihan menunjukkan pemahaman siswa untuk menentukan volume kubus dan balok sudah baik, terlihat dari berbagai dimensi pemahaman konsep, bahkan untuk dimensi pemahaman konsep translasi dan interpretasi hampir 100 siswa bisa menjawab dengan benar, tetapi untuk dimensi ekstrapolasi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, masih banyak yang salah dalam menafsirkan soal cerita. Gambar 8 : Cara menentukan volume kubus Sebelum pelajaran diakhiri peneliti menjelaskan kembali pemahaman konsep siswa tentang luas permukaan bangun ruang sisi datar, mengingat hasil tes siklus I masih di bawah rata-rata. Di akhir pembelajaran peneliti seperti biasa menyarankan kepada siswa untuk membuat rangkuman yang 84 sudah dipelajari hari ini, selain itu peneliti juga memberikan latihan yang ada di buku LKS siswa. 2 Pertemuan kesembilan Rabu, 03 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Pada awal pembelajaran peneliti memberikan motivasi kepada kelompok lain agar lebih meningkatkan kerjasamanya sehingga dapat meningkatkan nilai kelompok dengan baik. Kemudian melanjutkan memberikan materi dengan menanyakan pelajaran yang kemarin terlebih dahulu yaitu menentukan volume kubus dan balok. Peneliti menjelaskan pengertian kubus, balok, prisma dan limas secara teoritis. Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara menentukan volume prisma dan limas. Peneliti meminta setiap kelompok untuk menjelaskan hasil yang telah didiskusikan bersama teman kelompoknya di depan kelas. Dari hasil pengamatan peneliti ternyata pemahaman konsep matematika siswa dalam menentukan volume prisma dan limas masih lemah, terlihat masih banyak LKS yang masih kosong belum selesai dikerjakan, selain itu siswa masih belum percaya diri ketika menjelaskan hasil kerjasamanya kepada teman- teman yang lain. Setelah semua kelompok menjelaskan hasilnya, kemudian peneliti menambahkan penjelasan mengenai bagaimana menentukan volume prisma dan limas dengan alat peraga berupa multimedia. Setelah dijelaskan siswa menjadi lebih paham, sehingga ada yang berkata ”...Pak, kenapa ga dari tadi pake media komputer, kan jadi lebih cepet ngerti”. Gambar 9 : Cara menentukan volume limas H G A C E F D B 85 Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari dan mencatat materi LKS dari sekolah tentang penjelasan materi volume prisma dan limas. 3 Pertemuan kesepuluh Kamis, 04 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah menghitung volume kubus. Penjelasan yang diberikan adalah menentukan volume kubus jika diketahui panjang rusuknya, menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya, dan menentukan panjang rusuk jika diketahui volumenya serta menyelesaikan soal kubus dalam bentuk soal cerita. Pada awal pertemuan peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, peneliti tidak terlalu banyak dalam menjelaskan, peneliti lebih banyak membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan cara yang tepat. Karena pada pertemuan ini, peneliti hanya menjelaskan satu materi saja sehingga banyak siswa dapat mengerti apa yang sudah dijelaskan peneliti. Siswa mengaku pembelajaran hari ini tidak terlalu memusingkan walaupun materi yang dibahas pada hari ini membutuhkan konsentrasi dan keseriusan dalam belajar matematika. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga menuntun siswa untuk dapat menyelesaikan soal dan memahami cara penyelesaiannya. Kemudian siswa juga diminta untuk menyelesaikan latihan soal yang soal-soalnya diambil dari LKS sekolah. Diakhir pertemuan peneliti memberikan PR kepada siswa agar mengerjakan LKS dari sekolah berupa soal pilihan ganda. Setiap siswa hanya mengerjakan 2 soal akan tetapi soal yang dikerjakan tidak boleh sama dengan soal teman satu kelompoknya. 4 Pertemuan kesebelas Rabu, 10 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dimana setiap jamnya 40 menit, yaitu mulai pukul 08.20 sampai pukul 09.40 WIB. Jumlah

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN GEOMETRI DI TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MEDIA MANIPULATIF.

0 4 49

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 36

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6