66
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pada siklus I pada saat peneliti berkeliling melakukan observasi ke setiap kelompok
yang sedang melakukan diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang menanyakan pemahaman materi kepada peneliti, dan ada juga yang bertanya
kepada tutor siswa kelompok lain. Oleh karena itu pada siklus II kerja kelompok baru dilakukan apabila siswa sudah dianggap siap melakukan diskusi kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media mampu membuat siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar. Di samping itu,
pembelajaran yang dilakukan dengan cara melibatkan siswa secara langsung membuat siswa senang dan lebih akrab dengan guru. Hal ini peneliti perhatikan
bahwa setelah pertemuan ini siswa menjadi lebih berani bertanya, mengungkapkan pendapatnya, bahkan mau berusaha menjawab petanyaan
temannya. Setelah peneliti memberikan motivasi, siswa terlihat bersemangat
mengikuti pelajaran, apalagi ketika siswa tetap mendapatkan pujian walaupun hasil pekerjaannya kurang bagus, hal ini diketahui peneliti ketika siswa tidak mau
penelitian ini berakhir dengan alasan bahwa peneliti tidak pernah marah ketika siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik, malah tetap memberikan
pujian sehingga siswa merasa malu apabila tidak dapat mengerjakan tugas. Oleh karena itu apabila penelitian ini dilanjutkan tindakan seperti ini perlu
dipertahankan, agar siswa merasa dihargai sehingga siswa terus memiliki keinginan bahkan merasa senang untuk belajar matematika.
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian bahwa pada siklus I dalam aktivitas mendengarkan siswa cenderung mendengarkan penjelasan
yang disampaikan guruteman dan sering meresponnya. Antusias mereka dalam pembelajaran sangat antusias dan sering bersemangat dalam pembelajaran. Siswa
kadang-kadang merasa terbebani dengan kemampuan minimal yang harus mereka kuasai karena sulit, sedangkan LKS membuat siswa tertantang dalam
pembelajaran walaupun tidak jarang mereka belum berhasil menyelesaikannya.
67
Peran tutor sebaya sangat membantu mereka dalam pembelajaran dan membantu teman jika ada kesulitan dalam pembelajaran. Penggunaan media manipulatif atau
komputer sangat membantu mereka dalam pembelajaran, mereka dapat belajar dengan baik, walaupun terkadanng penggunaan media belum maksimal karena
cukup memakan waktu dalam belajar, di samping itu, penggunaan media dalam pembelajaran menurut mereka lebih memudahkan pemahaman bagi siswa
terutama materi bangun ruang, mereka kesulitan dalam menvisualkan gambar. Pada siklus II hasil wawancara yang diperoleh bahwa aktivitas
mendengarkan pada siswa berkemampuan rendah rata-rata menjawab jarang mendengarkan. Mereka mendengarkan ketika mereka lagi bagus mood nya dan
ketika materi yang diajarkan mudah untuk dipahami. Siswa berkemampuan tinggi dan sedang rata-rata mereka menjawab sering mendengarkan penjelasan yang
disampaikan temanguru. Antusiasme mereka dalam pembelajaran rata-rata mereka sangat antusias dengan berbagai alasan diantaranya suka dengan
matematika, mau naik kelas IX, materi mudah untuk dipahami. Sebagian besar siswa tidak merasa terbebani dengan kemampuan minimal yang harus dikuasai
karena materi yang diajarkan relatif mudah. Soal tantangan membuat siswa tertantang dalam menyelesaikannya, mereka berusaha menjadi orang pertama
yang berhasil mengerjakannya. Peran tutor sebaya sangat membantu mereka dalam memahami materi yang belum dipahaminya. Penggunaan media
manipulatif dan komputer sangat membantu siswa dalam pembelajaran, salah satu alasannya adalah lebih memudahkan untuk memahami materi dan terdapat
pembahasan soal dan latihannya yang tersusun secara sistematis.
4. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa salah satunya diperoleh dari instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Rata-rata persentase aktivitas
belajar matematika siswa pada akhir siklus I masih rendah, tetapi pada akhir siklus II rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa mengalami peningkatan.
Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II, penulis sajikan pada tabel 8, 9, dan 10 di bawah ini:
68
Tabel. 8 Persentase Hasil Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Aspek Aktivitas Persentase
Siklus I Siklus II
1. Memperhatikan penjelasan guruteman dengan serius 49,3
87,1 2.
Bersemangat dan sangat antusias dalam belajar 36,4
73,3 3.
Rasa ingin memahami materi tinggi 34,8
79,3 4.
Tekun dalam menghadapi tugas 31,4
73,3
Rata-rata 37,9
78,3
Tabel. 9 Persentase Hasil Aktivitas Keaktifan Belajar Kelompok pada
Siklus I dan Siklus II Aspek Aktivitas
Persentase Siklus I
Siklus II
1. Banyak bertanyamenjawab pertanyaan guruteman
33,6 73,9
2. Senang mencari dan memecahkan soal
26,9 59,4
3. Dapat mempertahankan pendapatnya
30,8 68,4
Rata-rata 30,4
67,2 Tabel. 10
Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Siklus Rata-rata Peningkatan
Siklus I 34,2
38,6 Siklus II
72,8
Pada tabel 10 diketahui bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 38,6 dari siklus
I, hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
69
Berdasarkan keempat instrumen penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media manipulatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika bangun ruang sisi datar, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai persentase rata-rata pemahaman konsep matematika di
akhir siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,87 dari siklus I. Selain itu, penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dilihat dari hasil lembar aktivitas belajar matematika mengalami peningkatan sebesar 38,6, hasil catatan observasi
aktivitas belajar siswa dan hasil wawancara.
C. Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 6 kali pertemuan dengan berdurasi masing-masing 2 x 40 menit. Materi yang akan diajarkan pada siklus I
adalah mengenai Bangun Ruang Sisi datar dengan sub pokok bahasan, pengertian bangun ruang sisi datar, bagian-bagian dari bangun ruang, jaring-jaring bangun
ruang, dan luas permukaan bangun ruang sisi datar. Peneliti mempersiapkan pedoman lembar observasi kegiatan belajar
mengajar siswa untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran kelompok. Selain itu peneliti juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP yang telah dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa LKS yang dibuat setiap pertemuan untuk memudahkan peneliti dalam menyampaikan materi
pelajaran, sehingga peneliti dapat menyampaikan materi dengan baik. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti menyiapkan media pembelajaran yang berupa
bentuk-bentuk bangun ruang yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, kerangka bangun ruang, serta dilengkapi dengan menggunakan media komputer
untuk memperlancar proses pembelajaran. Instrumen lain yang disiapkan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini adalah lembar kegiatan siswa berisi ringkasan
materi dan soal-soal dan soal latihan untuk setiap pertemuan. Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan pembelajaran dengan
menggunakan media manipulatif kepada siswa dengan harapan siswa dapat
70
menyukai pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika khususnya pada materi bangun ruang sisi datar serta meningkatkan
hasil belajar matematika. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-2 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 15 laki-laki. Pada setiap
pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan jumlah masing- masing anggota kelompok berjumlah 5 orang dan ada 2 kelompok yang berjumlah
6 kelompok. Penentuan kelompok dilakukan secara acak, tidak ditentukan berdasarkan nilai-nilai siswa pada pelajaran matematika sebelumnya.
Pengelompokan ini dipergunakan pada saat siswa mengerjakan LKS dan mempermudah melihat keadaan siswa pada tahap pelaksanaan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus I pokok bahasan yang disampaikan adalah mengenai Bangun Ruang Sisi datar dengan sub pokok bahasan, pengertian bangun
ruang sisi datar, bagian-bagian dari bangun ruang, jaring-jaring bangun ruang, dan luas permukaan bangun ruang sisi datar yang disampaikan sebanyak 6 kali
pertemuan. Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1 Pertemuan Pertama Rabu, 27 Januari 2010
Pertemuan pertama peneliti tidak langsung menjelaskan materi karena pada awal pertemuan peneliti terlebih dahulu memberikan tes pra
penelitian selama 1 jam pelajaran 40 menit dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dasar matematika tentang bangun ruang sisi datar. Dari hasil tes
tersebut ternyata sebagian besar pemahaman konsep bangun ruang sisi datar siswa masih kurang, bahkan untuk membedakan nama bangun ruang sisi
datar masih salah, selain itu dalam menerapkan dalam soal perhitungan juga masih banyak yang salah konsep sifat-sifat operasi aljabar. Peneliti masuk
kelas pada
pukul 10:30
WIB. Pertemuan
itu dimulai
dengan mensosialisasikan model pembelajaran yang akan dilakukan peneliti kepada
siswa. Kemudian peneliti membentuk kelompok menjadi 6 kelompok dari 32 siswa, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian peneliti
menginformasikan materi yang akan disampaikan selama penelitian ini.
71
Peneliti memberikan pengantar materi bangun ruang sisi datar dengan cara memberikan contoh bentuk-bentuk bangun ruang sisi datar yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun siswa masih kesulitan untuk membedakan antara kubus dan balok, serta prisma dan limas, selain itu
untuk bangun ruang prisma dan limas jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa kesulitan untuk memahami konsep dari prisma dan
limas. Setelah selesai menjelaskan siswa diberi kesempatan untuk mencatat namun sebagian besar siswa lambat dalam mencatat sehingga menghabiskan
banyak waktu yang telah ditargetkan penulis, baru setelah sebagian besar siswa selesai mencatat, bel waktu pelajaran pertama selesai berbunyi. Di
bawah ini jenis bangun ruang yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari- hari.
Gambar 2: Bentuk-bentuk bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari
Sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di atas, mengakibatkan waktu pembelajaran tidak cukup, sehingga pembelajaran pada pertemuan
pertama tidak sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Diantaranya hanya satu dari dua contoh soal yang dapat
disampaikan, lembar kerja siswa ke-1 tidak sempat didiskusikan dan latihan soal untuk masing-masing siswa tidak sempat juga diberikan. Di akhir
pertemuan peneliti meminta siswa mempelajari kembali contoh soal agar pada pertemuan selanjutnya siswa siap menghadapi materi, siswa juga
diminta untuk mencatat dan mempelajari materi yang ada di LKS sekolah.
2 Pertemuan kedua Rabu, 03 Februari 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah membuat jaring-jaring bangun
72
ruang sisi datar. Sebelum siswa membuat jaring-jaring terlebih dahulu peneliti menjelaskan pengertian dari jaring-jaring.
Media yang digunakan oleh peneliti adalah media komputer dan bentuk-bentuk bangun ruang sebagai bahan siswa membuat jaring-jaring
bangun ruang. Pada saat penjelasan materi siswa mulai banyak yang memperhatikan penjelasan peneliti. Pada penjelasan awal siswa masih
bersemangat untuk belajar terlihat dengan respon siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti. Ketika peneliti meminta salah seorang meminta membuat
jaring-jaring di whiteboard siswa mulai diam dan tidak merespon pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Gambar 3 : Jenis-jenis bangun ruang
Peneliti kemudian membagikan lembar LKS dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan mengisi soal LKS selama
30 menit. Pada saat kerja kelompok berlangsung peneliti dan observer berkeliling melakukan observasi proses pembelajaran yang dilakukan
kelompok siswa. Setelah waktu yang disediakan peneliti untuk bekerja sama habis,
peneliti meminta siswa untuk segera mengumpulkan hasil diskusi mereka, namun hanya 2 kelompok yang mengumpulkan hasil kerjanya, sedangkan
tiga kelompok lainnya mengeluh untuk tidak mengumpulkan jawaban terlebih dahulu karena masih banyak soal yang belum dikerjakan, oleh karena itu
penulis memberikan perpanjangan waktu sebanyak 10 menit. Dari lembar LKS tersebut nampak bahwa pemahaman konsep mengenai membuat jaring-