Tindakan Pembelajaran Siklus II 1.

85 Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari dan mencatat materi LKS dari sekolah tentang penjelasan materi volume prisma dan limas. 3 Pertemuan kesepuluh Kamis, 04 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah menghitung volume kubus. Penjelasan yang diberikan adalah menentukan volume kubus jika diketahui panjang rusuknya, menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya, dan menentukan panjang rusuk jika diketahui volumenya serta menyelesaikan soal kubus dalam bentuk soal cerita. Pada awal pertemuan peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, peneliti tidak terlalu banyak dalam menjelaskan, peneliti lebih banyak membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan cara yang tepat. Karena pada pertemuan ini, peneliti hanya menjelaskan satu materi saja sehingga banyak siswa dapat mengerti apa yang sudah dijelaskan peneliti. Siswa mengaku pembelajaran hari ini tidak terlalu memusingkan walaupun materi yang dibahas pada hari ini membutuhkan konsentrasi dan keseriusan dalam belajar matematika. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga menuntun siswa untuk dapat menyelesaikan soal dan memahami cara penyelesaiannya. Kemudian siswa juga diminta untuk menyelesaikan latihan soal yang soal-soalnya diambil dari LKS sekolah. Diakhir pertemuan peneliti memberikan PR kepada siswa agar mengerjakan LKS dari sekolah berupa soal pilihan ganda. Setiap siswa hanya mengerjakan 2 soal akan tetapi soal yang dikerjakan tidak boleh sama dengan soal teman satu kelompoknya. 4 Pertemuan kesebelas Rabu, 10 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dimana setiap jamnya 40 menit, yaitu mulai pukul 08.20 sampai pukul 09.40 WIB. Jumlah 86 yang hadir adalah 24 siswa, banyak siswa izin untuk main marawis karena pada hari ini kepala sekolah mau menunaikan ibadah umroh, sehingga banyak dari kelas VIII-2 yang ikut main marawis. Materi yang disampaikan pada pertemuan ini adalah menghitung volume balok. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti bersama dengan siswa mengumpulkan dan memeriksa tugas LKS. Peneliti menerangkan materi dimulai dengan memberikan pengertian bahwa untuk menghitung volume balok tidak terlalu beda dengan menghitung volume kubus. Oleh karena itu peneliti meminta siswa dapat membedakan antara kubus dan balok terlebih dahulu. Peneliti menerangkan materi dengan menyelesaikan dua contoh soal. Pada pertemuan ini, perhatian siswa pada pembelajaran ini terlihat jauh lebih baik dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Siswa lebih terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti mengukur kemampuan siswa dengan meminta perwakilan siswa dari tiap-tiap kelompok untuk menyelesaikan soal yang ada pada LKS sekolah kemudian membahasnya secara bersama-sama di depan kelas. 5 Pertemuan kedua belas Kamis, 11 Maret 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dan jumlah siswa yang hadir adalah 30 siswa, ada 2 siswa yang sakit. Pembelajaran di mulai pukul 10.00 sampai dengan 11.20 WIB. Materi yang akan disampaikan adalah menghitung volume prisma, sebelum menjelaskan peneliti mengingatkan bahwa dalam menghitung volume prisma para siswa harus mempelajari lagi tentang jenis-jenis bangun datar yang telah dipelajari dikelas VII. Karena bentuk-bentuk prisma banyak, tergantung bentuk alasnya. Namun banyak siswa yang mengeluh sudah lupa materi kelas VII, sehingga peneliti menjelaskan ulang dan memberikan materi macam-macam bangun datar beserta rumus-rumusnya. Karena hal tersebut pembelajaran yang seharusnya lebih maksimal pada materi menghitung volume prisma dan latihan-latihan, tetapi peneliti hanya menyampaikan beberapa contoh mengenai materi menghitung volume prisma. 87 Gambar 10 : Macam-macam bangun ruang prisma Peneliti meminta siswa untuk konsentrasi dalam memahami menghitung volume prisma. Karena bentuk-bentuk prisma banyak, sehingga siswa harus benar-benar paham pengertian prisma itu sendiri. Peneliti memberikan dua bentuk contoh prisma yang alasnya trapesium dengan belah ketupat. Kemudian peneliti bersama dengan siswa menentukan volome prisma tersebut. Diakhir pertemuan peneliti meminta siswa membuat rangkuman yang sudah dipelajari hari ini dan memberikan latihan yang ada di buku LKS sekolah. Dan mengingatkan siswa bahwa pekan depan akan diadakan tes tentang volume bangun ruang yaitu kubus, balok, prisma dan limas, sehingga peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah dan bertanya jika ada kesulitan dalam menjawab soal tentang volume bangun ruang 6 Pertemuan ketiga belas Rabu, 17 Maret 2010 Pertemuan keenam ini merupakan akhir dari siklus II. Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan kali ini adalah menghitung volume limas. Peneliti memberikan dua bentuk contoh soal, dan salah satunya berupa soal aplikasi. Untuk memudahkan siswa dalam menghitung volume peneliti mencoba menggunakan media komputer dan alat peraga berupa bentuk limas yang sudah dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. Namun siswa masih kesulitan dalam menghitung volume limas, peneliti mencoba menerangkan lagi bagaimana menghitung volume limas dengan pelan-pelan, dan ternyata siswa mampu memahami dan mengerti volume bangun ruang berupa limas. 88 Pada pertemuan ini peneliti tidak memberikan tugas kepada siswa, dengan harapan siswa supaya lebih fokus untuk mempersiapkan untuk tes akhir siklus II esok hari, dengan harapan nilai yang diperoleh siswa lebih baik dari nilai tes akhir siklus I dan siswa yang tuntas dalam belajar matematika bangun ruang sisi datar lebih banyak dari tes akhir siklus I. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan hari ini dan materi yang sudah dipelajari. Ada beberapa siswa yang bertanya: ”Pak, besok soalnya pilahan ganda atau essay”? besok soalnya essay 6 soal, yang terdiri dari translasi 1 soal, interpretasi 3 soal dan ekstrapolasi 2 soal. Peneliti menyarankan supaya belajar di rumah apa yang sudah dipelajari sebelum-sebelumnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui nilai siswa pada siklus kedua. Serta untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai yang diperoleh siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan mengunakan media manipulatif atau alat peraga yang berupa bentuk-bentuk bangun ruang dan untuk memberikan motivasi terhadap siswa bahwa pembelajaran matematika sebernarnya mudah dipahami.

3. Tahap ObservasiPengamatan

Pada siklus II ini, berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat peningkatan pada aktivitas belajar siswa. Siswa mulai tidak takut bertanya kepada peneliti, terkadang siswa lain berani menjawab pertanyaan dari siswa yang bertanya tersebut. Siswa mulai terbiasa dengan banyaknya soal-soal latihan yang dikerjakan, hal ini terbukti dengan berkurangnya keluhan siswa terhadap soal yang diberikan dan siswa pun lebih bersemangat dalam mengerjakannya. Selain itu siswa juga termotivasi karena dalam waktu dekat akan dilaksanakan ujian semester II yang akan menentukan naik atau tidak kejenjang yang lebih tinggi. Hasil observasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut: 89 Tabel. 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II No Aspek Aktivitas Pertemuan Ke Rata -rata 1 2 3 4 5 6 1 Motivasi Belajar Siswa Memperhatikan dengan serius 61,7 92 95,8 89,7 90 93,5 87,1 Bersemangat dan sangat antusias 54,8 72 83,3 72,4 76,7 80,6 73,3 Rasa ingin tahu tinggi 58,1 80 87,5 82,8 83,3 83,9 79,3 Tekun menghadapi tugas 51,6 72 83,3 72,4 76,7 83,9 73,3 Jumlah rata-rata 56,6 79 87,5 79,3 81,7 85,5 78,3 2 Keaktifan Belajar Kelompok Banyak bertanya 58,1 76 83,3 72,4 73,3 80,6 73,9 Senang mencari dan memecahkan soal 41,9 56 62,5 58,6 63,3 74,2 59,4 Dapat mempertahankan pendapatnya 48,4 64 75 68,9 73,3 80,6 68,4 Jumlah rata-rata 49,5 65,3 73,6 66,6 69,9 78,5 67,2 Jumlah siswa yang hadir 31 28 29 32 30 29 Persentase rata-rata total 72,8 Dari hasil skor lembar observasi, terlihat rata-rata aktivitas siswa pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 72,8 dari jumlah siswa yang hadir. Dengan data tersebut, bahwa pembelajaran yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika semakin meningkat setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif. Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa mengarah kepada meningkatnya pemahaman konsep dan aktivitas siswa dalam belajar matematika. Hasil wawancara dengan siswa pada siklus II ini dirangkum sebagai berikut: 1. 100 siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan media. 2. Sebagian besar siswa tidak takut lagi jika bertanya kepada peneliti dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lainnya. 3. Siswa mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa siswa mengatakan 90 banyak terbantu pada saat diskusi kelompok karena teman yang pintar sering mengajari anggota lain. 4. Semua siswa berharap belajar dengan menggunakan media ini dilaksanakan terus-menerus karena siswa lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar lebih seru dan tidak menegangkan. 5. Siswa menjadi terbiasa dengan soal-soal yang banyak sehingga mereka tidak khawatir lagi jika menghadapi ujian karena sudah mendapat latihan sebelumnya. Pada siklus II dilakukan enam kali tindakan. Pertemuan ke-14 merupakan tes siklus II, tes ini dihadiri oleh 32 siswa. Tes siklus II mengukur kemampuan siswa atas kompetensi dasar selama siklus II. Kisi-kisi soal dan instrumen soal penulis lampirkan pada halaman lampiran. Hasil yang diperoleh dari tes siklus II, bahwa siswa yang tuntas mencapai 78,1 dengan kriteria ketuntasan minimal KKM 6,2. Untuk lebih detailnya mengenai data tes siklus II penulis bahas dalam analisis data. Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati jalannya tindakan, dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II. Diakhir siklus II pertemuan ke-14 siswa diberikan tes formatif akhir siklus II, kriteria ketuntasan minimal KKM siklus II adalah 6,2. Peneliti lampirkan hasil tes formatif akhir siklus II pada bagian lampiran.

4. Tahap Refleksi

Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran pada saat melakukan percobaan dengan menggunakan media pembelajaran, bahkan siswa yang biasanya tidak aktif menjadi ikut melakukan percobaan. Hal ini dapat dilakukan kembali apabila menyampaikan materi yang sama, atau guru dapat melakukan hal yang sama dengan ketentuan media disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Namun pada saat menjelaskan materi guru harus memastikan tidak ada siswa yang memainkan media sehingga semua siswa memperhatikan kedepan. Siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran setelah diberikan motivasi terutama berupa pujian. tindakan seperti ini dapat diterapkan untuk 91 pembelajaran selanjutnya, dan bentuk motivasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan siswa, agar motivasi yang diberikan benar-benar dapat memotivasi siswa. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah penghargaan. Siswa membutuhkan motivasi berupa penghargaan atas usaha belajar yang telah dilakukan walaupun hasilnya kurang baik. Hal ini peneliti ketahui ketika mereka menyampaikan perasaan senangnya kepada peneliti karena telah memuji pekerjaannya padahal siswa tersebut sadar bahwa pekerjaannya salah, bahkan siswa menyatakan akan lebih berusaha lagi untuk belajar lebih giat karena dia merasa malu atas pekerjaannya yang tidak baik. Hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 72,8 dengan kategori aktif dan ketuntasan tes formatif akhir siklus II mencapai 78,1. Hal ini jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja maka tindakan penelitian siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan kinerja, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan. Dengan menggunakan aturan sturgess, penulis menyajikan data nilai tes formatif akhir siklus II dalam tabel 14 distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel. 14 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Formatif Akhir Siklus II Nilai Frekuensi 38 – 47 2 32 100 48 – 57 3 30 93,75 58 – 67 6 27 84,375 68 – 77 10 21 65,625 78 – 87 8 11 34,375 88 – 97 3 3 9,375 Dari tabel 14 distribusi frekuensi terlihat bahwa terdapat 25 siswa 78,1 tuntas, sedangkan 7 siswa 21,9 belum tuntas. Keberhasilan tindakan penelitian ini tidak terlepas dari perbaikan- perbaikan yang diperoleh dari siklus I, yakni upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa peneliti bersama guru kolaborator mengelompokkan kembali bagi siswa, hal ini dapat dilihat berdasarkan kurang nyaman saat 92 berdiskusi, pembagian siswa yang berkemampuan tinggi tidak merata disiklus I, penataan posisi tempat duduk siswa menjadi lebih kondusif untuk berdiskusi, dan memberikan reward bagi kelompok yang aktif dan memperoleh rata-rata poin kemajuan tertinggi, serta reward bagi siswa yang aktif menjadi tutor sebaya. Sedangkan upaya dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa disetiap pertemuan peneliti menggunakan media untuk memudahkan siswa dalam belajar. Selain keberhasilan tindakan penelitian yang telah dicapai, namun masih terdapat kekurangan dalam tindakan di siklus II diantaranya adalah belum optimalnya aktivitas senang mencari dan memecahkan soal yang hingga siklus II hanya mencapai 59,4. Hal ini disebabkan karena subjek penelitian cenderung sedikit malas dan tidak percaya diri dalam menjawab soal yang diberikan, hanya beberapa subjek saja yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang besar yang dapat melakukan aktivitas ini. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan guru kolaborator kelompok yang aktif dan konsisten keaktifannya dalam berdiskusi sehingga memperoleh reward adalah kelompok 3, sedangkan siswa yang aktif menjadi tutor sebaya dan peduli terhadap anggota kelompok lainnya adalah S14.

E. Hasil Temuan

Media merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Media tidak saja berpengaruh terhadap pemahaman konsep, tetapi juga berpengaruh terhadap proses belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan deskripsi data-data hasil penelitian, maka temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran terutama materi bangun ruang sisi datar dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep matematika. Pernyataan ini berdasarkan hasil tes formatif siklus I dan siklus II yang menunjukkan peningkatan disetiap dimensi pemahaman konsep, translasi mengalami peningkatan sebesar 4,68, sedangkan interpretasi dan ekstrapolasi berturut-turut sebesar 10,83 dan 14,10 serta 93 pengamatan peneliti dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek pembelajaran. Menurut hasil wawancara bahwa dengan adanya media pembelajaran dapat membantu memudahkan siswa-siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran membuat pembelajaran lebih menyenangkan. b. Peran tutor sebaya dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Pernyataan ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti maupun guru kolaborator yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Tutor sebaya merupakan motor keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya peranan tutor sebaya akan memunculkan interaksi sesama anggota kelompok dalam sebuah kegiatan diskusi. Akibat dari kegiatan diskusi yang berjalan dengan baik, maka keaktifan siswa dalam pembelajaran akan terpengaruh dengan baik pula. c. Pemberian reward berupa souvenier dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif Pernyataan ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti di siklus II, dimana pada siklus II diadakan reward berupa souvenier sebagai upaya untuk perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini diberikan kepada siswa yang paling aktif menjadi tutor sebaya dan kelompok yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya reward ini siswa berusaha menjadi tutor sebaya bagi kelompoknya dan juga masing-masing kelompok berusaha menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran. Dari sisi lain, hal ini dapat diartikan juga bahwa kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi sudah baik dari berbagai tingkatan akademik, sehingga pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif dapat terbukti memenuhi kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa. 94

F. Teknik Pemeriksan Kepercayaan Trusworthiness Studi

Dari hasil tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada siklus II. Hal ini berdasarkan nilai persentase rata-rata pemahaman konsep matematika akhir siklus II mencapai 75,35 dan pada akhir siklus II menunjukkan 78,1 siswa tuntas dalam belajar matematika. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media manipulatif mampu membuat siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar sehingga pada akhir siklus II terdapat peningkatan terhadap aktivitas belajar matematika siswa sebesar 38,6. Di samping itu, pembelajaran yang dilakukan dengan cara melibatkan siswa secara langsung membuat siswa senang dan lebih akrab dengan guru. Hal ini peneliti perhatikan bahwa setelah pertemuan demi pertemuan siswa menjadi lebih berani bertanya, mengungkapkan pendapatnya, bahkan mau berusaha menjawab petanyaan temannya. Sedangkan dari hasil wawancara siswa diperoleh bahwa peran tutor sebaya sangat membantu mereka dalam memahami materi yang belum dipahaminya. Penggunaan media manipulatif dan komputer sangat membantu siswa dalam pembelajaran, salah satu alasannya adalah lebih memudahkan untuk memahami materi dan terdapat pembahasan soal dan latihannya yang tersusun secara sistematis. Berdasarkan hasil pengumpulan data-data berupa instrument tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar, catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan evaluasi tindakan penelitian dan wawancara yang diperoleh bisa disimpulkan bahwa penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang sisi datar dan aktivitas belajar matematika siswa. 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran bangun ruang sisi datar dengan menggunakan media manipulatifbenda asli dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemahaman konsep matematika siswa sebesar 9,87. Pada akhir siklus nilai menunjukkan 78,1 siswa 25 siswa tuntas dalam belajar matematika bangun ruang sisi datar. 2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media manipulatifbenda asli dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, hal ini dilihat dari hasil lembar aktivitas belajar matematika siswa dimana hampir semua indikator aktivitas belajar matematika siswa termasuk katagori aktif lebih dari 72, akan tetapi siswa dalam mempertahankan pendapatnya yang disampaikan yang hingga akhir siklus II hanya mencapai 68,4 kriteria: cukup aktif. Hal ini disebabkan karena subjek penelitian cenderung tidak berani dan tidak percaya diri dalam menjelaskan kembali, hanya beberapa subjek saja yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang besar yang dapat melakukan aktivitas ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi guru a . Sebaiknya guru meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN GEOMETRI DI TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MEDIA MANIPULATIF.

0 4 49

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 36

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING KELAS VIII SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6