85
Diakhir pembelajaran peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari dan mencatat materi LKS dari sekolah tentang penjelasan materi
volume prisma dan limas.
3 Pertemuan kesepuluh Kamis, 04 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah menghitung volume kubus. Penjelasan yang
diberikan adalah menentukan volume kubus jika diketahui panjang rusuknya, menentukan volume kubus jika diketahui luas permukaannya, dan
menentukan panjang rusuk jika diketahui volumenya serta menyelesaikan soal kubus dalam bentuk soal cerita.
Pada awal pertemuan peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Peneliti menanyakan pemahaman
siswa mengenai materi yang disampaikan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, peneliti tidak terlalu banyak dalam menjelaskan, peneliti lebih
banyak membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan cara yang tepat. Karena pada pertemuan ini, peneliti hanya menjelaskan satu materi saja
sehingga banyak siswa dapat mengerti apa yang sudah dijelaskan peneliti. Siswa mengaku pembelajaran hari ini tidak terlalu memusingkan walaupun
materi yang dibahas pada hari ini membutuhkan konsentrasi dan keseriusan dalam belajar matematika.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga menuntun siswa untuk dapat
menyelesaikan soal dan memahami cara penyelesaiannya. Kemudian siswa juga diminta untuk menyelesaikan latihan soal yang soal-soalnya diambil dari
LKS sekolah. Diakhir pertemuan peneliti memberikan PR kepada siswa agar mengerjakan LKS dari sekolah berupa soal pilihan ganda. Setiap siswa hanya
mengerjakan 2 soal akan tetapi soal yang dikerjakan tidak boleh sama dengan soal teman satu kelompoknya.
4 Pertemuan kesebelas Rabu, 10 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dimana setiap jamnya 40 menit, yaitu mulai pukul 08.20 sampai pukul 09.40 WIB. Jumlah
86
yang hadir adalah 24 siswa, banyak siswa izin untuk main marawis karena pada hari ini kepala sekolah mau menunaikan ibadah umroh, sehingga banyak
dari kelas VIII-2 yang ikut main marawis. Materi yang disampaikan pada pertemuan ini adalah menghitung volume balok. Sebelum pembelajaran
dimulai peneliti bersama dengan siswa mengumpulkan dan memeriksa tugas LKS.
Peneliti menerangkan materi dimulai dengan memberikan pengertian bahwa untuk menghitung volume balok tidak terlalu beda dengan menghitung
volume kubus. Oleh karena itu peneliti meminta siswa dapat membedakan antara kubus dan balok terlebih dahulu. Peneliti menerangkan materi dengan
menyelesaikan dua contoh soal. Pada pertemuan ini, perhatian siswa pada pembelajaran ini terlihat jauh lebih baik dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya. Siswa lebih terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti mengukur kemampuan siswa dengan meminta perwakilan siswa dari
tiap-tiap kelompok untuk menyelesaikan soal yang ada pada LKS sekolah kemudian membahasnya secara bersama-sama di depan kelas.
5 Pertemuan kedua belas Kamis, 11 Maret 2010
Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran dan jumlah siswa yang hadir adalah 30 siswa, ada 2 siswa yang sakit. Pembelajaran di mulai
pukul 10.00 sampai dengan 11.20 WIB. Materi yang akan disampaikan adalah menghitung volume prisma, sebelum menjelaskan peneliti
mengingatkan bahwa dalam menghitung volume prisma para siswa harus mempelajari lagi tentang jenis-jenis bangun datar yang telah dipelajari dikelas
VII. Karena bentuk-bentuk prisma banyak, tergantung bentuk alasnya. Namun banyak siswa yang mengeluh sudah lupa materi kelas VII, sehingga
peneliti menjelaskan ulang dan memberikan materi macam-macam bangun datar beserta rumus-rumusnya. Karena hal tersebut pembelajaran yang
seharusnya lebih maksimal pada materi menghitung volume prisma dan latihan-latihan, tetapi peneliti hanya menyampaikan beberapa contoh
mengenai materi menghitung volume prisma.
87
Gambar 10 : Macam-macam bangun ruang prisma
Peneliti meminta siswa untuk konsentrasi dalam memahami menghitung volume prisma. Karena bentuk-bentuk prisma banyak, sehingga
siswa harus benar-benar paham pengertian prisma itu sendiri. Peneliti memberikan dua bentuk contoh prisma yang alasnya trapesium dengan belah
ketupat. Kemudian peneliti bersama dengan siswa menentukan volome prisma tersebut. Diakhir pertemuan peneliti meminta siswa membuat
rangkuman yang sudah dipelajari hari ini dan memberikan latihan yang ada di buku LKS sekolah. Dan mengingatkan siswa bahwa pekan depan akan
diadakan tes tentang volume bangun ruang yaitu kubus, balok, prisma dan limas, sehingga peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah dan bertanya
jika ada kesulitan dalam menjawab soal tentang volume bangun ruang
6 Pertemuan ketiga belas Rabu, 17 Maret 2010
Pertemuan keenam ini merupakan akhir dari siklus II. Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran. Materi yang akan dibahas pada
pertemuan kali ini adalah menghitung volume limas. Peneliti memberikan dua bentuk contoh soal, dan salah satunya berupa soal aplikasi. Untuk
memudahkan siswa dalam menghitung volume peneliti mencoba menggunakan media komputer dan alat peraga berupa bentuk limas yang
sudah dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. Namun siswa masih kesulitan dalam menghitung volume limas, peneliti mencoba menerangkan
lagi bagaimana menghitung volume limas dengan pelan-pelan, dan ternyata siswa mampu memahami dan mengerti volume bangun ruang berupa limas.
88
Pada pertemuan ini peneliti tidak memberikan tugas kepada siswa, dengan harapan siswa supaya lebih fokus untuk mempersiapkan untuk tes
akhir siklus II esok hari, dengan harapan nilai yang diperoleh siswa lebih baik dari nilai tes akhir siklus I dan siswa yang tuntas dalam belajar matematika
bangun ruang sisi datar lebih banyak dari tes akhir siklus I. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan hari ini dan materi yang sudah dipelajari. Ada beberapa siswa yang bertanya:
”Pak, besok soalnya pilahan ganda atau essay”? besok soalnya essay 6 soal, yang terdiri dari translasi 1 soal, interpretasi 3 soal dan
ekstrapolasi 2 soal. Peneliti menyarankan supaya belajar di rumah apa yang sudah dipelajari sebelum-sebelumnya.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui nilai siswa pada siklus kedua. Serta untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai yang diperoleh siswa
setelah dilakukan pembelajaran dengan mengunakan media manipulatif atau alat peraga yang berupa bentuk-bentuk bangun ruang dan untuk memberikan
motivasi terhadap siswa bahwa pembelajaran matematika sebernarnya mudah dipahami.
3. Tahap ObservasiPengamatan
Pada siklus II ini, berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat peningkatan pada aktivitas belajar siswa. Siswa mulai tidak takut bertanya kepada
peneliti, terkadang siswa lain berani menjawab pertanyaan dari siswa yang bertanya tersebut. Siswa mulai terbiasa dengan banyaknya soal-soal latihan yang
dikerjakan, hal ini terbukti dengan berkurangnya keluhan siswa terhadap soal yang diberikan dan siswa pun lebih bersemangat dalam mengerjakannya. Selain
itu siswa juga termotivasi karena dalam waktu dekat akan dilaksanakan ujian semester II yang akan menentukan naik atau tidak kejenjang yang lebih tinggi.
Hasil observasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:
89
Tabel. 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
No Aspek Aktivitas
Pertemuan Ke Rata
-rata
1 2
3 4
5 6
1
Motivasi Belajar Siswa
Memperhatikan dengan serius 61,7
92 95,8
89,7 90
93,5 87,1
Bersemangat dan sangat antusias 54,8
72 83,3
72,4 76,7
80,6 73,3
Rasa ingin tahu tinggi 58,1
80 87,5
82,8 83,3
83,9 79,3
Tekun menghadapi tugas 51,6
72 83,3
72,4 76,7
83,9 73,3 Jumlah rata-rata
56,6 79
87,5 79,3
81,7 85,5 78,3
2
Keaktifan Belajar Kelompok
Banyak bertanya 58,1
76 83,3
72,4 73,3
80,6 73,9
Senang mencari dan memecahkan soal 41,9
56 62,5
58,6 63,3
74,2 59,4
Dapat mempertahankan pendapatnya 48,4
64 75
68,9 73,3
80,6 68,4 Jumlah rata-rata
49,5 65,3
73,6 66,6
69,9 78,5 67,2
Jumlah siswa yang hadir 31
28 29
32 30
29
Persentase rata-rata total
72,8
Dari hasil skor lembar observasi, terlihat rata-rata aktivitas siswa pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 72,8 dari jumlah siswa yang hadir. Dengan
data tersebut, bahwa pembelajaran yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika semakin meningkat setelah melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif. Hasil wawancara yang dilakukan pada siswa mengarah kepada
meningkatnya pemahaman konsep dan aktivitas siswa dalam belajar matematika. Hasil wawancara dengan siswa pada siklus II ini dirangkum sebagai berikut:
1. 100 siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan media.
2. Sebagian besar siswa tidak takut lagi jika bertanya kepada peneliti dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lainnya. 3.
Siswa mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa siswa mengatakan
90
banyak terbantu pada saat diskusi kelompok karena teman yang pintar sering mengajari anggota lain.
4. Semua siswa berharap belajar dengan menggunakan media ini
dilaksanakan terus-menerus karena siswa lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar lebih seru dan tidak menegangkan.
5. Siswa menjadi terbiasa dengan soal-soal yang banyak sehingga mereka
tidak khawatir lagi jika menghadapi ujian karena sudah mendapat latihan sebelumnya.
Pada siklus II dilakukan enam kali tindakan. Pertemuan ke-14 merupakan tes siklus II, tes ini dihadiri oleh 32 siswa. Tes siklus II mengukur kemampuan
siswa atas kompetensi dasar selama siklus II. Kisi-kisi soal dan instrumen soal penulis lampirkan pada halaman lampiran.
Hasil yang diperoleh dari tes siklus II, bahwa siswa yang tuntas mencapai 78,1 dengan kriteria ketuntasan minimal KKM 6,2. Untuk lebih detailnya
mengenai data tes siklus II penulis bahas dalam analisis data. Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati jalannya tindakan, dan
mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II. Diakhir siklus II pertemuan ke-14 siswa diberikan tes formatif akhir
siklus II, kriteria ketuntasan minimal KKM siklus II adalah 6,2. Peneliti lampirkan hasil tes formatif akhir siklus II pada bagian lampiran.
4. Tahap Refleksi
Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran pada saat melakukan percobaan dengan menggunakan media pembelajaran, bahkan siswa yang
biasanya tidak aktif menjadi ikut melakukan percobaan. Hal ini dapat dilakukan kembali apabila menyampaikan materi yang sama, atau guru dapat melakukan hal
yang sama dengan ketentuan media disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Namun pada saat menjelaskan materi guru harus memastikan tidak ada siswa yang
memainkan media sehingga semua siswa memperhatikan kedepan. Siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran setelah diberikan
motivasi terutama berupa pujian. tindakan seperti ini dapat diterapkan untuk
91
pembelajaran selanjutnya, dan bentuk motivasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan siswa, agar motivasi yang diberikan benar-benar dapat
memotivasi siswa. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah penghargaan. Siswa membutuhkan motivasi berupa penghargaan atas usaha belajar yang telah
dilakukan walaupun hasilnya kurang baik. Hal ini peneliti ketahui ketika mereka menyampaikan perasaan senangnya kepada peneliti karena telah memuji
pekerjaannya padahal siswa tersebut sadar bahwa pekerjaannya salah, bahkan siswa menyatakan akan lebih berusaha lagi untuk belajar lebih giat karena dia
merasa malu atas pekerjaannya yang tidak baik. Hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data persentase aktivitas
belajar matematika siswa sebesar 72,8 dengan kategori aktif dan ketuntasan tes
formatif akhir siklus II mencapai 78,1. Hal ini jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja maka tindakan penelitian siklus II telah memenuhi
indikator keberhasilan kinerja, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan. Dengan menggunakan aturan sturgess, penulis menyajikan data nilai tes
formatif akhir siklus II dalam tabel 14 distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel. 14 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Formatif Akhir Siklus II
Nilai Frekuensi
38 – 47
2 32
100 48
– 57 3
30 93,75
58 – 67
6 27
84,375 68
– 77 10
21 65,625
78 – 87
8 11
34,375 88
– 97 3
3 9,375
Dari tabel 14 distribusi frekuensi terlihat bahwa terdapat 25 siswa 78,1 tuntas, sedangkan 7 siswa 21,9 belum tuntas.
Keberhasilan tindakan penelitian ini tidak terlepas dari perbaikan- perbaikan yang diperoleh dari siklus I, yakni upaya dalam meningkatkan aktivitas
belajar matematika siswa peneliti bersama guru kolaborator mengelompokkan kembali bagi siswa, hal ini dapat dilihat berdasarkan kurang nyaman saat
92
berdiskusi, pembagian siswa yang berkemampuan tinggi tidak merata disiklus I, penataan posisi tempat duduk siswa menjadi lebih kondusif untuk berdiskusi, dan
memberikan reward bagi kelompok yang aktif dan memperoleh rata-rata poin kemajuan tertinggi, serta reward bagi siswa yang aktif menjadi tutor sebaya.
Sedangkan upaya dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa disetiap pertemuan peneliti menggunakan media untuk memudahkan siswa dalam belajar.
Selain keberhasilan tindakan penelitian yang telah dicapai, namun masih terdapat kekurangan dalam tindakan di siklus II diantaranya adalah belum optimalnya
aktivitas senang mencari dan memecahkan soal yang hingga siklus II hanya mencapai 59,4. Hal ini disebabkan karena subjek penelitian cenderung sedikit
malas dan tidak percaya diri dalam menjawab soal yang diberikan, hanya beberapa subjek saja yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang besar yang
dapat melakukan aktivitas ini. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan guru kolaborator kelompok
yang aktif dan konsisten keaktifannya dalam berdiskusi sehingga memperoleh reward adalah kelompok 3, sedangkan siswa yang aktif menjadi tutor sebaya dan
peduli terhadap anggota kelompok lainnya adalah S14.
E. Hasil Temuan
Media merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Media tidak saja berpengaruh terhadap pemahaman konsep, tetapi juga
berpengaruh terhadap proses belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan deskripsi data-data hasil
penelitian, maka temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran terutama materi bangun ruang sisi datar dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep
matematika. Pernyataan ini berdasarkan hasil tes formatif siklus I dan siklus II
yang menunjukkan peningkatan disetiap dimensi pemahaman konsep, translasi mengalami peningkatan sebesar 4,68, sedangkan interpretasi
dan ekstrapolasi berturut-turut sebesar 10,83 dan 14,10 serta
93
pengamatan peneliti dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap subjek pembelajaran. Menurut hasil wawancara bahwa dengan adanya media
pembelajaran dapat membantu memudahkan siswa-siswa dalam
memahami materi pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran membuat pembelajaran lebih menyenangkan.
b. Peran tutor sebaya dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas
belajar matematika siswa. Pernyataan ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti maupun guru
kolaborator yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Tutor sebaya merupakan motor keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya peranan tutor sebaya akan memunculkan interaksi sesama anggota kelompok dalam sebuah kegiatan diskusi. Akibat dari kegiatan diskusi
yang berjalan dengan baik, maka keaktifan siswa dalam pembelajaran akan terpengaruh dengan baik pula.
c. Pemberian reward berupa souvenier dalam pembelajaran dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif Pernyataan ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti di siklus II,
dimana pada siklus II diadakan reward berupa souvenier sebagai upaya untuk perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini
diberikan kepada siswa yang paling aktif menjadi tutor sebaya dan kelompok yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
reward ini siswa berusaha menjadi tutor sebaya bagi kelompoknya dan juga masing-masing kelompok berusaha menunjukkan keaktifannya dalam
pembelajaran. Dari sisi lain, hal ini dapat diartikan juga bahwa kemampuan subjek
penelitian dalam menguasai materi sudah baik dari berbagai tingkatan akademik, sehingga pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif dapat terbukti
memenuhi kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa.
94
F. Teknik Pemeriksan Kepercayaan Trusworthiness Studi
Dari hasil tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada siklus II.
Hal ini berdasarkan nilai persentase rata-rata pemahaman konsep matematika akhir siklus II mencapai 75,35 dan pada akhir siklus II menunjukkan 78,1
siswa tuntas dalam belajar matematika. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media manipulatif mampu membuat siswa aktif mengikuti
proses belajar mengajar sehingga pada akhir siklus II terdapat peningkatan terhadap aktivitas belajar matematika siswa sebesar 38,6. Di samping itu,
pembelajaran yang dilakukan dengan cara melibatkan siswa secara langsung membuat siswa senang dan lebih akrab dengan guru. Hal ini peneliti perhatikan
bahwa setelah pertemuan demi pertemuan siswa menjadi lebih berani bertanya, mengungkapkan pendapatnya, bahkan mau berusaha menjawab petanyaan
temannya. Sedangkan dari hasil wawancara siswa diperoleh bahwa peran tutor sebaya
sangat membantu mereka dalam memahami materi yang belum dipahaminya. Penggunaan media manipulatif dan komputer sangat membantu siswa dalam
pembelajaran, salah satu alasannya adalah lebih memudahkan untuk memahami materi dan terdapat pembahasan soal dan latihannya yang tersusun secara
sistematis. Berdasarkan hasil pengumpulan data-data berupa instrument tes
pemahaman konsep bangun ruang sisi datar, catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan evaluasi tindakan penelitian dan wawancara yang
diperoleh bisa disimpulkan bahwa penggunaan media manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang
sisi datar dan aktivitas belajar matematika siswa.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran bangun ruang sisi datar dengan menggunakan media
manipulatifbenda asli dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemahaman konsep matematika
siswa sebesar 9,87. Pada akhir siklus nilai menunjukkan 78,1 siswa 25 siswa tuntas dalam belajar matematika bangun ruang sisi datar.
2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media manipulatifbenda
asli dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, hal ini dilihat dari hasil lembar aktivitas belajar matematika siswa dimana hampir semua
indikator aktivitas belajar matematika siswa termasuk katagori aktif lebih dari 72, akan tetapi siswa dalam mempertahankan pendapatnya yang
disampaikan yang hingga akhir siklus II hanya mencapai 68,4 kriteria: cukup aktif. Hal ini disebabkan karena subjek penelitian cenderung tidak
berani dan tidak percaya diri dalam menjelaskan kembali, hanya beberapa subjek saja yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang besar yang dapat
melakukan aktivitas ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian,
maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi guru
a
.
Sebaiknya guru meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi
lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya