Teknik sampling TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik diperoleh bila nilai resolusinya lebih besar dari 1,5 Harmita, 2004. e. Linearitas dan rentang Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima Harmita, 2004. f. Batas deteksi dan batas kuatitasi LOD dan LOQ Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dan kurva. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangn baku residual Syx Harmita, 2004.

2.6 Teknik sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian sampel sendiri secara harfiah berarti contoh. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut statistik yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku. Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Lebih cepat dan lebih mudah. 2. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 3. Dapat ditangani lebih teliti Nasution, 2003. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih, tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi misalnya meneliti air sungai, mencicipi rasa makanan didapur, dan mencicipi duku yang hendak dibeli Nasution, 2003. Pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu 1 pengambilan sampel secara acak random sampling dan 2 pengambilan sampel tanpa acak non-random sampling. Pengambilan sampel acak dilakukan secara objektif sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel diketahui, sedangakan pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak diketahui dan faktor subjektif memegang peran penting. Oleh karena itu, pengambilan sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap tidak dapat dievaluasi secara objektif Budiarto, 2002. Random sampling yang akan diuraikan adalah sebagai berikut. 1. Pengambilan sampel acak sederhana Simple random sampling Pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dan dalam praktik jarang digunakan secara tunggal terutama saat pengambilan sampel pada populasi besar. Cara ini mempunyai arti sangat penting karena pengambilan sampel secara acak sederhana merupakan dasar dari cara pengambilan sampel yang lain Budiarto, 2002. 2. Pengambilan sampel acak stratifikasi Stratified random sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen, sedangkan antra-strata terdapat sifat yang berbeda kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata. Cara pengambilan sampel demikian disebut pengambilan sampel acak dengan setrifikasi Budiarto, 2002. 3. Pengambilan sampel acak bertahap Multistage random sampling UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengambilan sampel cara ini yaitu dengan cara membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi – fraksi yang lebih kecil kemudian diambil sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit sampel yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut Primary Sampling Unit PSU. PSU dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil. Pengambilan sampel acak bertingkat ini biasanya digunakan bila kita ingin mengambil sampel dengan jumlah yang tidak banyak pada populasi yang besar Budiarto, 2002. 4. Pengambilan sampel acak sistematik Systematic random sampling Pengambilan sampel cara ini yaitu dengan cara pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu. Besarnya interval i dapat ditentukan dengan membagi populasi N dengan jumlah sampel yang diinginkan n atau i = Nn Budiarto, 2002. 5. Pengambilan sampel acak kelompok Cluster random sampling Pengambilan sampel cara ini dengan cara yaitu jika kita akan melakukan suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel. Cluster sampling dapat pula dilakukan dengan membagi populasi studi menjadi beberapa bagian Blok sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel kelompok cluster tersebut Budiarto, 2002. 6. Probability Proportionate to Size PPS Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan pengambilan PSU yang dilakukan secara proporsional. Pengambilan sampel cara ini biasanya digunakan bersamaan dengan cara pengambilan sampel yang lain, seperti sampel acak sederhana, sampel sistematik, dan sampel kelompok Budiarto, 2002. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengambilan sampel tanpa acak yang akan diuraikan adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan sampel seadanya Accidental sampling Pengambil sampel cara ini dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil Budiarto, 2002. 2. Pengambilan sampel berjatah Quota sampling Cara pengambilan sampel ini hampir sama dengan pengambilan sampel seadaanya, tetapi dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya Budiarto, 2002. 3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan Purposive sampling Dikatakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan apabila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang – orang yang telah berpengalaman. Cara ini lebih baik dari dua cara sebelumnya karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak Budiarto, 2002. Pengambilan sampel tanpa acak ini digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang besar karena dengan cara apapun tidak mungkin mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan keadaaan populasinya, bahkan mungkin dengan pengambilan sampel tanpa acak akan menghasilkan bias yang lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel secara acak Budiarto, 2002. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta KERANGKA KONSEP Teknologi pengolahan pangan Sirup kemasan Kadar zat pewarna Uji laboratorium Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 722MEN.KES.PERIX88 Tentang Bahan Tambahan Makanan Efek dari zat pewarna hiperaktif, migrain, dan intoleran terhadap penyakit asma dan alergi aspirin Tartrazine dan Sunset yellow Zat aditif yang terkandung antara lain pemanis, pewarna , pengawet dll Praktis, awet dan warna menarik Batas penggunaan maksimum adalah 70mgl produk siap dikonsumsi untuk minuman dan makanan cair KCKT T RSD Simpangan Data Relatif Hasil analisis kadar zat pewarna Tartrazine dan Sunset yellow Linieritas LOD dan LOQ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biomedika LAPTIAB Puspiptek BPPT Serpong - Tangerang. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai Agustus 2012.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Beacker glass; tabung eppendrof; spatula; labu ukur; timbangan analitik; Column Eclipse plus C-18 5μm 150 x 4,6 mm; pipet mikro dan tube; vacum fiter; spektrofotometer UV-Vis dan HPLC Knaur detektor UV autosampler.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Standar zat pewarna Tartrazine dan Sunset yellow Sigma; aquabidest; Metanol gradient grade for liquid chromatography Merck; Riboflavin; buffer fosfat pH 7; dan sampel sirup kemasan diperoleh dari swalayan dan minimarket yang ada di sekitar Tangerang.

3.3 Cara kerja

3.3.1 Prosedur pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara tanpa acak Purposive sampling berdaasarkan pertimbangan yaitu pemilihan sampel minuman yang digunakan berdasarkan kode kadaluarsa dan kede produksi dan juga spesifikasinya hampir sama seperti ukuran kemasan, jenis kemasan, rasa dan warna sampel. Sampel yang digunakan terdiri dari 4 jenis minuman