UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Spektrum serapan maksimum Tartrazine dan Sunset yellow
Sebelum dilakukan uji menggunakan alat KCKT terlebih dahulu ditentukan nilai serapan maksimum maks dari masing
– masing standar Tartrazine dan Sunset yellow menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis
dan didapatkan panjang gelombang maksimum yaitu 426, 27 nm untuk Tartrazine dan 482,18 nm untuk Sunset yellow. Berdasarkan sertifikat of
analysis dari Sigma panjang gelombang maksimum untuk Tartrazine pada 427 nm dan Sunset yellow 482 nm.
Panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah 450 nm dikarenakan
pada gelombang
tersebut dimaksudkan
agar dapat
mengidentifikasikan 2 kromatogram secara bersamaan yaitu Tartrazine dan Sunset yellow dan diharapkan mendapatkan kromotogram yang tingginya
tidak terlalu jauh berbeda karena pada panjang gelombang ini berada ditengah – tengah dari panjang gelombang Tartrazine dan Sunset yellow.
Kromatogram yang dihasilkan pada panjang gelombang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.. Kromatogram standar Tartrazine A, Sunset Yellow B dan Riboflavin C. Pada panjang gelombang 450 nm dengan fase
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gerak methanol - buffer fosfat 0,01M, laju alir 1mlmenit dan volume injeksi 20
μL.
4.2 Hasil analisa kondisi optimum
Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk mengkalibrasi alat KCKT yang digunakan sehingga didapatkan kondisi yang optimum, dimana kondisi
analisa yang digunakan dipilih pada pengujian kedua zat warna ini sebagai berikut :
Spesifikasi kolom : C18 fase diam; Eclipse plus C-
18 5μm 150 x 4,6 mm
Detektor : UV
Panjang gelombang : 450nm Metode Elusi
: Gradient Fase gerak
: Time
menit Konsentrasi fase gerak
Methanol Buffer fosfat 0,01 M
5 95
1 5
95 2
30 70
10 30
70 11
40 60
13 40
60 14
95 5
19 95
5 20
5 95
23 5
95 Laju alir
: 1 mL menit Volume injeksi
μ 20 μL Gambar 4 menunjukkan hasil uji analisis kondisi optimum alat KCKT
dengan kondisi terpilih pada panjang gelombang 450 nm, dimana untuk masing-masing standar zat pewarna Tartrazine dan Sunset yellow
diinjeksikan sebanyak 20μl dengan fase gerak methanol fase gerak A dan buffer fosfat 0,01 M fase gerak B dan laju alir 1 mLmenit.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pemilihan metode gradient elusi digunakan karena matriks senyawa yang kompleks dan analisis dilakukan secara langsung tanpa melalui proses
ekstraksi sehingga diharapkan proses pemisahan komponen zat pewarna mampu menghasilkan pemisahan dengan resolusi yang lebih baik. Waktu
yang digunakan untuk identifikasi selama 23 menit setiap sampel, dimana pada menit 1
– 13 yaitu untuk proses identifikasi atau pemisahan kromatogram yang di inginkan; 14
– 18 menit yaitu untuk proses pencucian kolom dari senyawa
– senyawa atau analit yang digunakan; dan 19 – 23 yaitu untuk proses penjenuhan sehingga kolom siap untuk digunakan untuk
mengidentifikasi analit selanjutnya. Sedangkan penggunaan buffer fosfat mengacu pada jurnal dari Dionex Anonim, 2010 yang menggunakan buffer
fosfat dengan ph 8,8 untuk fase geraknya. Pemilihan buffer fosfat sebagai fase gerak dimungkinkan untuk mengkondisikan suasana pH analit yang akan
di identifikasi pada kondisi panjang gelombang 450nm, dimana pada kondisi pH tersebut sehingga diharapkan mampu menghasilkan puncak kromatogram
yang ideal. Berdasarkan kedua puncak kromatogram Tartrazine dan Sunset yellow
yang diperoleh, selanjutnya dihitung nilai resolusi, plat teoritis dan nilai HETP-nya seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Dari hasil kromatogram
tersebut didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.1. Hasil uji kesesuaian sistem
Standar pewarna Jumlah pelat
teoritis N
HETP cm
Resolusi R
Tartrazine 10881,94
0,01378 10,99
Sunset yellow 7251, 79
0,02068 Hasil uji kesesuaian sistem yang diperoleh yaitu jumlah plat teoritis N
10881,94 untuk Tartrazine dan 7251,79 untuk Sunset yellow, dan nilai HETP yang diperoleh untuk Tartrazine 0,01378 dan Sunset yellow 0,02068. Hasil
ini menunjukkan bahwa memenuhi persyaratan uji untuk nilai jumlah plat teoritis N 2500 dan nilai HETP karena HETP N. Resolusi yang
diperoleh yaitu 10,99 juga menunjukkan bahwa nilai tersebut juga memenuhi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
persyaratan uji karena nilai R yang diperoleh lebih besar dari 1,5 Rohman dan Gandjar, 2007.
4.3 Hasil linieritas kurva kalibrasi