Kota Medan Secara Geografis

42 sebagai suatu rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai tugas dari perusahaan dagang. Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsensi tanah oleh Sultan Mahmud kepada Neinhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tersebut Said, 1977 : 36-37. Konsensi tanah tersebut yang meliputi kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada masa itu. Pada tahun 1870 kegiatan perkebunan atas konsensi tanah tersebut atau disebut juga Perkebunan Deli Mij telah menjadi luas. Akhir abad ke-19 dan awal abad 20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Pada gelombang pertama kedatangan orang Tionghoa dan jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tapi setelah tahun1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, sebab sebagian besar dari meraka lari meninggalkan perkebunan dan sering membuat kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Lalu pada gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, melainkan untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

4.1.2 Kota Medan Secara Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi 43 kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Pesetujuan Dalam Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan. Perkembangan terkhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis,demografis dan sosial ekonomis. Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut : Tabel 4.1 Luas Lahan Peruntukan di Kota Medan 44 No Jenis Lahan Persentase 1 Permukiman 36,3 2 Perkebunan 3,1 3 Lahan Jasa 1,9 4 Sawah 6,1 5 Perusahaan 4,2 6 Kebun Campuran 45,4 7 Industri 1,5 8 Hutan Rawa 1,8 Wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan langsung dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui sebagai salah satu jalur lalu lintas terpadat didunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam SDA, khususnya dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alamnyaseperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerja sama dan kemitraan sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dangan daerah-daerah sekitarnya http:pemkomedan.go.idnewhal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 21.29 4.1.3 Kota Medan Secara Demografis Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama,suku etnis, budaya dan keragaman plural adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan terbuka. Secara Demografis, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi 45 demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berpikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. 46 Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran pen duduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Pada tahun 2013, penduduk Kota Medan mencapai 2.135.516 jiwa. Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2013, terjadi pertambahan penduduk sebesar 12.712 jiwa 0,6. Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.055 jiwakm². Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Usia dan Jenis Kelamin Sumber : Medan dalam Angka 2014 Tahun 2013 jumlah penduduk perempuan usia sekolah pada golongan umur 19-25 mencapai 172.422 jiwa atau 32,28 namun pada laki-laki hanya mecapai 162.800 jiwa atau 30,48. Golongan umur 16-18 tahun perempuan mencapai 64.942 jiwa atau 12,16, sedangkan laki-laki 61.999 atau 11,61. Golongan umur 13-15 tahun perempuan 56,035 jiwa, atau 10,49 sedangkan laki-laki 56.598 jiwa atau 10,59. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel berikut : No. Rentang Usia Umur Tahun 2012 Tahun 2013 Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1 0-14 289.723 274.499 289.923 277.083 2 15-54 662.805 967.605 664.678 694.214 3 55+ 56.504 107.324 98.792 111.546 Jumlah 1. 047 .875 1 .074 .929 1.053 .393 1. 082. 123 47 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Persentasi Jiwa Persentasi 0-5 122.140 22,87 117.241 21,95 239.381 6-12 130.624 24,45 123.491 23,12 254.115 13-15 56.598 10,59 56,035 10,49 112.633 16-18 61.999 11,61 64.942 12,16 126.941 19 – 25 162.800 30,48 172.422 32,28 335.222 Sumber : Medan dalam Angka 2014

4.1.4 Kota Medan Secara Sosial