Kebutuhan Berdasarkan Waktu Kebutuhan Berdasarkan Subjeknya

25 Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan jiwa. Contohnya seperti : siraman rohani, beribadah, menikmati hiburan, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan dan lain-lain.

4. Kebutuhan Berdasarkan Waktu

a. Kebutuhan Sekarang Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagikebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan, minum, sandang, tempat tinggal, dan obat – obatan. b. Kebutuhan yang akan datang Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang. Contoh: tabungan

5. Kebutuhan Berdasarkan Subjeknya

a. Kebutuhan individu Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter. b. Kebutuhan sosial kelompok Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan serta berbagai contoh yang lainnya.

2.4 Pengemis

2.4.1 Pengertian Pengemis

26 Berdasarkan Permensos No.08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang dimaksud dengan pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.Gelandangan dan pengemis Menurut Departemen Sosial R.I 1992, adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum. Pengemis menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1980 Tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis adalah orang- orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Permasalahan pengemis, dan gepeng, sebenarnya hanyalah turunan dari permasalahan kemiskinan. Selama persoalan kemiskinan belum teratasi jumlah pengemis, dan gepeng tidak akan pernah berkurang malah jumlahnya akan semakin bertambah.

2.4.2 Kriteria Pengemis

Berdasarkan Permensos No.08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, kriteria bahwa seseorang dikatakan sebagai pengemis adalah sebagai berikut: 27 a. mata pencariannya bergantung pada belas kasihan orang lain b. berpakaian kumuh dan compang - camping c. berada di tempat-tempat ramaistrategis dan d. memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan orang lain.

2.5 Penyakit

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter Berdasarkan KBBI : https:id.wikipedia.orgwikiPenyakit, diakses pada hari sabtu 04 Juli 2015 Pukul 11.36 WIB. a. Sesuatu yg menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup b. Gangguan kesehatan yg disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh pada makhluk hidup. Klasifikasi penyakit ada 3 yaitu: a. Penyakit menular Penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur b. Penyakit tidak menular Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia c. Penyakit kronis Penyakit yang berlangsung sangat lama.

2.6 Penyakit Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae M.leprae yang pertama kali menyerang saraf tepi, 28 selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulutsaluran pernapasan bagian atas, sistem retikulo endotelial,mata, otot, tulang dan testis. Penyakit kusta ini dapat menyerang semua orang. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingan 2:1, walaupun ada beberapa daerah yang menunjukan insidens ini hampir sama bahkan ada daerah yang menunjukan penderita wanita lebih banyak. Penyakit ini dapat mengenai semua umur. Namun demikian, jarang dijumpai pada umur yang sangat muda. Frekuensi terbanyak adalah pada umur 15-29 tahun, walaupun pernah didapatkan dipulau Nauru, pada keadaan epidemi, penyebaran hampir sama pada semua umur. Di Brasilia terdapat peninggian prevalensi pada usia muda, sedangkan pada penduduk imigran prevalensi meningkat di usia lanjut. Beberapa faktor lain yang dapat berperan dalam kejadian dan penyebaran kusta antara lain adalah iklim cuaca panas dan lembab, diet, status gizi, status sosial ekonomi dan genetik Marwali, 2000:260-261.

2.6.1 Ciri-ciri Penyakit Kusta

1. Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa. Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi kusta tuberkuloid Inggris : paucibacillary, kusta lepromatosa penyakit Hansen multibasiler, atau kusta multibasiler borderline leprosy. 2. Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan, bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan 29 kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid. 3. Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian yang tidak berasa anestetik. 4. Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak, kulit simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung kongesti nasal dan epistaksis hidung berdarah namun pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat. 5. Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.

2.6.2 Faktor-faktor Penularan Penyakit Kusta

1. Faktor Kuman kusta