Uraian Proses Produksi Proses Produksi

1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku untuk menghasilkan minyak sawit CPO dan inti sawit adalah tandan kelapa sawit yang sudah siap panen atau lebih dikenal dengan sebutan Tandan Buah Segar. 2. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi, dimana komponen ini tidak dapat dibedakan dengan jelas pada produk. Dalam pengolahan kelapa sawit pada PKS Torgamba tidak digunakan bahan penolong bentuk atau jenis apapun. 3. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang ditambahkan kepada produk sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris. Karena pada PKS Torgamba hanya menghasilkan produk setengah jadi CPO, maka tidak ada bahan tambahan yang digunakan.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan di PKS Torgamba untuk menghasilkan minyak sawit CPO dan Inti sawit dari bahan baku TBS adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Stasiun Penerimaan Buah Hasil pemanenan tandan buah sawit TBS dari tiap a fdeling diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke tempat penimbunan. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loa ding ra mp dengan tujuan untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai loa ding ra mp dibuat dari pla te baja dengan kemiringan 40 dan mempunyai 6 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. 2. Stasiun Perebusan Sterilizing Langkah utama yang menentukan mutukualitas minyak dan keberhasilan proses selanjutnya adalah pada perlakuan pada stasiun perebusan. Sterilizer adalah bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV Ba ck Pressure Vessel . PKS Torgamba memiliki 3 stasiun rebusan sterilizer. Kapasitas tiap sterilizer adalah 20 ton 8 lorikapasitas 2,5 ton dengan tekanan uap 2,8-3 kgcm 2 dan temperatur 120 – 130 C. Proses perebusan berlangsung 90- 110 menit. Sistem perebusan yang digunakan adalah sistem perebusan tiga puncak triple pea k. Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti pada gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Waktu menit 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 2 c m k g T e k a n a n Gambar 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak Keterangan gambar: 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 1,8 kgcm 2 : 11 menit 3. Buang stea m : 2 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,7 kgcm 2 : 14 menit 5. Buang stea m : 2 menit 6. Menaikkan tekanan sampai 3,2 kgcm 2 : 11 menit 7. Merebus pada tekanan 3,2-3,5 kgcm 2 : 35 menit 8. Buang stea m : 6 menit 3. Stasiun PembantinganPenebahan Thresshing Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari janjangan bunch setelah lori berisi buah yang sudah siap direbus diangkut dengan Hosting Cra ne dan menuangkannya ke dalam a utoma tic feeder bunch feeder lalu buah akan jatuh ke dalam thresser . Pembantingan dilakukan dengan menggunakan dua unit thresher yang beroperasi secara seri. Prinsip kerja thresher adalah berputar Universitas Sumatera Utara dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi berkali-kali maka buah lepas dari janjangan. Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama. Buah yang terlepas jatuh ke fruit conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk diangkut ke proses pelumatan digesting dengan fruit ta nsfer conveyor , fruit eleva tor dan fruit distributing conveyor . Sedangkan janjangan terdorong keluar dan jatuh ke empty bunch conveyor untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Janjangan yang telah tercabik kemudian masuk ke thresher kedua untuk dibanting kembali. Janjangan kosong yang terdorong keluar jatuh ke empty bunch conveyor akan diangkut ke bunch hopper . 4. Stasiun Pelumatan Digesting dan Pengepresan Pressing Pelumatan digesting bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji nut. Sedangkan pengepresan pressing bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar crude oil. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertica l digester. Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk stirring a rms sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Prinsip kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau long a rm dan short a rm yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong expeller a rm menuju proses pengepresan. Jarak antara pisau Universitas Sumatera Utara dengan dinding ketel adukan maksimum 15 mm. Untuk memudahkan proses pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90 C. Pengepresan dilakukan dengan menggunakan screw press. Screw press terdiri dari sebuah silinder press cylinder yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah. Dua buah konus yang berada pada bagian ujung press mengatur tekanan pengepresan, kedua konus ini dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Prinsip kerja screw press adalah ca ke yang keluar dari digester melalui talang, masuk ke dalam press cylinder dan mengisi worm. Volume setiap spa ce worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung a s screw volume semakin kecil sehingga ca ke tertekan dan minyak terperas. Ca ke akan keluar dari bagian muka atau sela-sela cone dan jatuh ke ca ke brea ker conveyor . Minyak kasar akan terpisah keluar melalui lubang-lubang press cylinder dan jatuh ke talang minyak oil gutter. 5. Stasiun Pemurnian Minyak Clarification Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut. a. Pemisahan minyak kasar dari pasir b. Penyaringan minyak kasar c. Pemanasan minyak kasar d. Pemisahan minyak dari sludge e. Penampungan minyak murni Universitas Sumatera Utara f. Pemurnian minyak g. Pengeringan minyak h. Penampungan minyak sawit CPO i. Penampungan sludge j. Penyaringan sludge k. Pemisahan sludge dari pasir l. Pemisahan minyak dari sludge m. Pengambilan minyak kembali 6. Pengolahan Biji Kernel Plant Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut. a. Penguraian Cake Cake Breaker b. Pemisahan biji dari serabut c. Pemisahan biji dari batu dan biji kosong d. Pemisahan biji menurut besar diameter e. Pengeraman biji f. Pemecahan biji g. Pemisahan inti sawit dari cangkang h. Pemisahan inti sawit pecah dari cangkang i. Pengeringan inti sawit Universitas Sumatera Utara 2.6. Mesin dan Peralatan 2.6.1. Mesin Produksi

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

11 166 139

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 17

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 7

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 31

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 26

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 1 23

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 2 69

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 0 1