yang menjadi penyebab penggunaan uap yang dihasilkan boiler sebagai unit pembangkit tenaga adalah:
a. Bahan bakar tersedia serabut dan cangkang.
b. Beberapa stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas.
Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:
a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan.
b. Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan.
c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit.
d. Unit-unit proses pengolahan air.
e. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium.
f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel.
2.6.4. Safety and Fire Protection
Sa fety and Fire Protection yang ada di PKS Kebun Torgamba telah
diprogramkan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 yang mencakup tentang tata cara kerja yang baik di lantai pabrik secara khusus untuk menghindari
kecelakaan kerja. Program tersebut telah dilaksanakan oleh pihak pabrik sendiri dengan
mengadakan pelatihan serta membuat prosedur kerja di setiap stasiun kerja dan juga membuat pengumuman cara pengoperasian mesin di setiap stasiun kerja.
Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja juga berhubungan dengan gangguan terhadap kebisingan noise yang terdapat pada area kerja. PKS Kebun Torgamba
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal sa fety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum seluruhnya yang
mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada departemen produksi.
Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal dalam
mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah dibuat. Pada lantai kerja pabrik telah dilengkapi juga alat pelindung diri untuk
menghindari kecelakaan kerja, seperti helm dan sepatu boot pada bagian pengolahan, kaca mata dan masker pada bagian bengkel dan juga peralatan pada
stasiun kerja lain. Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga
melengkapinya dengan peralatan kerja pendukung seperti; racun api di berbagai
daerah penting dalam pabrik, mesin pompa dan penyemprot air.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Penilaian Tingkat Penerapan Program K3
Penilaian tingkat implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja diperoleh dengan membandingkan setiap pertanyaan dalam kuesioner dengan
standar implementasi yang digunakan sebagai acuan oleh pihak manajemen untuk menerapkan program K3. Nilai tertinggi diberikan jika implementasi memenuhi
semua standar yang telah ditentukan dan sebaliknya nilai terendah diberikan jika implementasi sama sekali tidak dapat memenuhi standar.
Perhitungan dilakukan dengan menghitung rata-rata dari nilai yang diberikan oleh responden, kemudian menghitung rata-rata nilai dari masing-
masing kategori penilaian. Untuk mengetahui suatu kategori penilaian termasuk dalam kriteria tertentu maka nilai rata-rata tersebut harus dinormalisasikan dengan
rumus normalisasi De Boer sebagai berikut :
….... 1
Nilai hasil normalisasi dari semua kategori kemudian dirata-rata sehingga diperoleh satu nilai tunggal, yaitu nilai akhir yang menunjukkan tingkat
implementasi program. Jika nilai akhir tersebut berada dalam kisaran 85 – 100
maka implementasi program dikategorikan hijau, jika berkisar antara 60 – 84
maka dikategorikan kuning dan jika nilainya kurang dari 60 maka dikategorikan merah.
Universitas Sumatera Utara