Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

4. Bagian pendistribusian Tugas : a. Membuat laporan tentang pembelian dan pemakaian bahan di workshop. b. Melakukan pengiriman barang c. Mengatur jadwal pengiriman d. Bertanggung jawab terhadap barang keluar Wewenang : Memberikan izin terhadap seluruh barang yang keluar 5. Manajer Pabrik Tugas: a. Mengontrol jalannya produksi. b. Melakukan analisa terhadap kinerja mesin c. Mengontrol kinerja karyawan d. Menyusun prosedur kerja e. Mengontrol kualitas produk dan memastikan produk yang baik yang sampai ke pengerjaan akhir. f. Membuat laporan kegiatan produksi. Wewenang : a. Berwenang menegur kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan prosedur b. Berwenang menghentikan proses produksi jika terjadi kerusakan c. Berwenang membuat pengajuan maintenance mesin 6. Kabag Gudang Tugas : a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur pembelian dan surat pesanan b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan SP pembelian dengan fakturnya c. Membuat bukti barang masuk d. Membuat laporan bulanan stock barang e. Menyiapkan barang sesuai dengan surat pesanan dari relasi untuk dikirim f. Mengkoordinir bagian stock keeper dan helper g. Bertanggung jawab kepada kepala produksi terhadap persediaan produk di gudang. Wewenang: a. Berwewenang membuat permohonan pemesanan bahan baku b. Berwenang mengeluarkan atau tidak mengeluarkan bahan baku dari gudang 7. Mandor Tugas : a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik kegiatan produksi. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan Wewenang: untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya. 8. Kepala bengkel Tugas : Menangani masalah yang terjadi pada mesin atau alat yang digunakan untuk menghasilkan produk,dan mengawasi para bawahannya. Wewenang : Memberikan persetujuan atas surat-surat sehubungan dengan penanganan mesin. 9. Manajer keuangan dan administrasi Tugas: a. Mengatur seluruh kelancaran bagian ketenagakerjaan dan sumber daya manusia di panrik b. Menganalisis kebutuhan tenaga kerja. c. menganalisis kebutuhan karyawan. Wewenang: Berwewenang melakukan kontrak atau pemutusan hubungan kerja 10. Personalia Tugas : Membuat catatan administrasi yang berkaitan dengan pegawai perusahaan. Wewenang: Memberikan perizinan ketidak hadiran karyawan. 11. Keamanan Tugas : Melaksanakan pengamanan perusahaan baik dari dalam ataupun luar lingkungan perusahaan. Wewenang : Mengambil tindakan untuk keselamatan lingkungan perusahaan. 12. Kasir Tugas : a. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang diberikan staf Operasional yang berkaitan dengan semua transaksi penjualan perusahaan, kemudian mendokumentasikan dokumen-dokumen tersebut untuk diolah lebih lanjut menjadi Invoice, dan sebagai dokumen penjualan perusahaan. b. Melakukan penagihan dan membuat laporan terhadap piutang perusahaan yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada Manajer Keuangan c. Melakukan pembayaran dan membuat laporan terhadap utang perusahaan yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada ManajerKeuangan. d. Memeriksa segala dokumen-dokumen transaksi yang terjadi pada operasional yang diberikan oleh Manajer Operasional, seperti pembelian dan biaya maintenance pada kendaraan serta aset perusahaan. Wewenang: Berwenang mengeluarkan dana untuk transaksi pembayaran. 13. Kabag pembelian Tugas : a. Bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku untuk produksi. b. Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di bagian produksi berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas mesin c. Memonitoring realisasi jadwal pembelian dan penerimaan bahn baku yang sudah ditentukan d. Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan. Wewenang : Berwenang untuk membuat surat pembelian.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Line Balancing

Lini perakitan dapat didefenisikan sebagai sekelompok pekerja danatau mesin-mesin yang melakukan serangkaian tugas untuk merakit sebuah produk. Tugas-tugas ini sering kali memiliki batasan preseden, misalnya untuk merakit baut ke dalam lubang yang dibor, haruslah terlebih dahulu membentuk lubang yang sesuai untuk baut tersebut. Perencanaan dari kapasitas lini perakitan ini membutuhkan ketentuan dari lini yang terstruktur seperti jumlah pekerja atau mesin dan tugas masing-masing yang harus dikerjakan. Masalah ini biasanya diselesaikan dengan penyeimbangan lintasan Blackstone, 1989 Ketentuan untuk menyeimbangkan lintasan adalah sebagai berikut ini. 1. Jika adanya volume keluaran yang cukup, biaya proses dan perakitan yang rendah karena tingginya tingkat utilisasi dari gedung, peralatan, dan proses. 2. Pengendalian persediaan dari bahan mentah dan komponen-komponen lainnya rendah karena input diperlukan hanya untuk satu buah produk. 3. Jadwal produksi lebih sederhana karena hanya satu buah produk yang dirakit. 4. Hasil volume produk dan efesiensi pekerja yang tinggi ketika serangkaian tugas dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan. 5. Biaya material handling yang rendah karena penggunaan konveyor yang luas dan mekanisme otomatis lainnya. 6. Biaya pengawasan dan pengendalian yang rendah karena pekerjaan merupakan kegiatan yang repetitif dan dapat berjalan secara natural dengan hasil proses yang seragam.

3.2. Defenisi Line Balancing

Line balancing adalah serangkaian stasiun kerja mesin dan peralatan yang dipergunakan dalam pembuatan produk. Line balancing biasanya terdiri dari sejumlah area kerja yang dinamakan stasiun kerja yang ditangani oleh seorang atau lebih operator dan ada kemungknan ditangani dengan menggunakan bermacam-macam alat. Ginting. 2007 Tujuan utama dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan keseimbangan lintasan maka dapat mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja dimana diantara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang. Pembagian pekerjaan ini disebut production line balancing, assembly line balancing, atau hanya line balancing. Penyeimbangan mesin-mesin yang dipakai pada proses perakitan pun harus dilakukan, begitu juda falam membeli dan merancang mesin-mesin yang memiliki kapasitas yang diperlukan. Selain itu penyeimbangan mesin-mesin yang dipakai baik itu dalam penggunaan dua mesin untuk mendapatkan kapasitas yang dibutuhkan maupun memperlambat mesin yang bekerja terlalu cepat atau menghidupkan atau mematikan mesin secara terputus-putus perlu dilakukan. Selain itu penyeimbangan mesin-mesin yang dipakai baik itu dalam penggunaan dua mesin untuk mendapatkan kapasitas yang yang dibutuhkan maupun memperlambat mesin yang bekerja terlalu cepat atau menghidupkan atau mematikan mesin secara terputus-putus, dan lain-lain perlu dilakukan. Area kerja atau stasiun kerja yang ditangani seorang atau lebih operator dengan berbagai alat akan mengerjakan elemen kerja ketika unit produk melewati stasiun kerjanya. Jadi dalam proses pengerjaan suatu produk, semua atau hampir semua stasiun kerja terlibat dan item yang mengalami pengerjaan akan bertambah lengkap pada setiap stasiun yang dilaluinya. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan pada masing-masing stasiun kerja biasanya disebut service time atau station time. Sedangkan waktu yang tersedia pada masing-masing stasiun kerja disebut waktu siklus. Waktu siklus biasanya sama dengan waktu stasiun kerja yang paling besar. Jangka waktu yang diperbolehkan untuk melakukan operasi pada stasiun kerja ditentukan oleh kecepatan assembly line sehingga seluruh sehingga seluruh work center atau staiun kerja berbagi waktu siklus yang sama. Waktu menganggur float time terjadi jika dari stasiun pekerjaan yag ditugaskan padanya membutuhkan waktu yang sedikit daripada waktu siklus yang telah diberikan. Maka selain untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja, line balancing bertujuan juga untuk meminimisasikan waktu menganggur ketika operasi pengerjaan pada workcenter berlangsung sesuai dengan urutan prosesnya. Sehingga keseimbangan yang sempurna terjadi apabila dalam penugasan pekerjaan tidak menimbulkan waktu menganggur.

3.3. Pengukuran Waktu Time Study

Pengukuran kerja merupakan kegiatanyang dilakukan untuk mengamati pekerjaan dan mencatat waktu kerja dengan menggunakan alat yang sesuai. Waktu yang diukur adalah waktu siklus dari pekerjaan itu yaitu waktu penyelesaian dalam satuan waktu mulai dari bahan baku, diperoses hingga menjadi produk jadi. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menekan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja yang terbaik. Sutalaksana, 1979 Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan satu siklus kegiatan yang dilakukan menurut metode tertentu, pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor keletihan, kelonggaran untuk kepentingan pribadi. Pada umumnya teknik-teknik pengukuran waktu terdiri dari dua bagian, pertama teknik pengukuran secara langsung dan kedua secara tidak langsung. Untuk pelaksanaannya penelitian waktu dapat dibagi atas tahap-tahap berikut ini: 1. Melaksanakan pengamatan terhadap departemen-departemen dengan memahami semua gerakan bahan, pekerja dan mesin.