Dasar Hukum Perceraian Pengertian dan Dasar Hukum perceraian

21

2. Dasar Hukum Perceraian

Akad perkawinan dalam hukum islam bukanlah perkara perdata semata, melainkan ikatan suci Mitsaqan Galizan yang terkait dengan keyakinan dan keimanan kepada Allah. Dengan demikian ada dimensi ibadah dalam sebuah perkawinan. Karena untuk itu syaria’at islam menjadikan pertalian suami istri dalam ikatan perkawinan sebagai pertalian yang suci dan kokoh, Firman Allah Q.S An-Nisa4: 21 ⌧ ⌧ ءﺎﺴﻨﻟا 4 : 21 Artinya: bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul bercampur dengan yang lain sebagai suami istri. dan mereka istri istrimu telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat. Q.S. An-Nisaa4:21 Oleh karena itu suami istri wajib menjaga terhubungnya tali pengikat perkawinan dan tidak sepantasnya pasangan suami istri berusaha merusak dan memutuskan tali tersebut dan perkawinan harus dipelihara dengan baik sehingga bisa abadi dan apa yang menjadi tujuan perkawinan dalam islam yakni terwujudnya keluarga sejahtera dapat terwujud. 12 Bila hubungan pernikahan itu tidak dapat lagi dipertahankan dan jika dilanjutkan juga akan menghadapi kehancuran dan kemudharatan, maka islam membuka pintu untuk dapat terjadinya perceraian. Agama Islam telah menetapkan kebolehan perceraian jika 12 H.Amiur Nuruddin, Hukum Pardata Islam di Indonesia, Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fikih, Undang-Undang Nomor 11974 Sampai KHI, Jakarta : Kencana,2006,h.206 22 hubungan perkawinan sudah tidak dapat dipertahankan dengan terjadinya pertengkaran siqaq yang terus menerus. Hasan Bin Ziyad meriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq, beliau berkata : “Seseorang pria tidak boleh menceraikan istrinya tanpa alasan, kemudian dirujuk dan diceraikan kembali. Ini merupakan suatu bentuk penganiayaan yang dilarang Allah SWT kecuali apabila dia menceraikan dan merujuknya kembali dengan tujuan menahan diri dari sesuatu. Apabila kita menilik besarnya tuntutan mencegah perceraian dalam kondisi tertentu, perceraian merupakan perbuatan terlarang dan dosa. Misalnya, apabila dengan perceraian itu dapat merusak kehidupan agama dan kehormatan wanita. Bertolak dari sini, sudah seharusnya bagi siapa saja yang akan melakukan perceraian, terlebih dahulu harus benar-benar mempertimbangkan baik dari segi cara, waktu maupun risiko yang akan ditimbulkannya sebelum akhirnya berani memutuskan untuk bercerai, agar perceraian tersebut menjadi perceraian yang baik. 13 Adakalanya perceraian tersebut terjadi tanpa adanya alasan yang kuat, hal inilah yang menyebabkan lahirnya Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Selain itu juga untuk mewujudkan suatu perkawinan yang bahagia, kekal dan sejahtera sesuai dengan salah satu prinsip yang ada dalam penjelasan umum Undang-Undang Perkawinan yaitu mempersulit terjadinya perceraian. 14 Dalam hal ini agama Islam telah terlebih dahulu mengatur sedemikian rupa masalah 13 Ali Husaian Muhammad Makki Al- Amili, Perceraian Salah Siapa ?, Jakarta : Lentera, 2001, h.37 14 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia Jakarta : Ghalia Indonesia, 1978 ,h.36 23 perceraian ini dengan menurunkan ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi yang berkenaan dengan perceraian tersebut sehingga mempunyai dasar hukum dan aturannya tersendiri. Di antaranya yaitu Q.S Al-Baqarah 2 : 228 ☺ ☺ ☺ ☯ ةﺮﻘﺒﻟا 2 : 228 Artinya: wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri menunggu tiga kali quru tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang di ciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka para suami menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q.S Al-Baqarah2 : 228 Demikian pula disebutkan dalam Q.S Al-Baqarah 2229 ⌧ ☺ ☺ ⌧ ☺ ⌧ ☺ ⌧ ةﺮﻘﺒﻟا 2 : 229 24 Artinya: “Talak yang dapat dirujuki dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya suami istri tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum- hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim”. Dilanjutkan dalam Q.S Al-Baqarah 2 : 230 ⌧ ⌧ ⌧ ⌧ ☺ ☺ ☺ ةﺮﻘﺒﻟا 2 : 230 Artinya: “kemudian jika si suami mentalaknya sesudah Talak yang kedua, Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya bekas suami pertama dan istri untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang mau mengetahui ”. Q.S Al- Baqarah2 : 230 Begitu pula dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah 2 : 231 yang berbunyi 25 Artinya: “apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang maruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang maruf pula. janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka Barang siapa berbuat demikian, Maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu Yaitu Al kitab dan Al Hikmah As Sunnah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. Q.S Al-Baqarah2 : 231 Dilanjutkan dalam Q.S Al-baqarah 2 : 232 ⌧ ⌧ ☺ ةﺮﻘﺒﻟا 2 : 232 Artinya: apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu para wali menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang maruf. Itulah yang di nasihatkan kepada orang- orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Q.S Al-Baqarah2 : 232 26 Serta dalam Q.S At-Thalaq 65 : 1 ⌧ قﻼﻄﻟا 65 : 1 15 Artinya: Hai nabi, apabila kamu menceraikan Istri-istrimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi iddahnya yang wajar dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka diizinkan ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru . Q.S At-Thalaq65 : 1 Namun demikian pada dasarnya perceraian atau talak itu adalah sesuatu yang tidak disenangi yang dalam istilah usul fikih disebut MAKRUH. Hukum makruh ini dapat dilihat adanya usaha pencegahan terjadinya talak itu dengan berbagai penahapan. Beberapa ayat al-Qur’an mengantisipasi kemungkinan terjadinya perceraian itu. Namun demikian para ulama sepakat membolehkan talak. Ini melihat bahwa bisa saja sebuah rumah tangga mengalami keretakan hubungan yang mengakibatkan runyamnya keadaan sehingga pernikahan mereka berada dalam 15 Imam Abi Husaini Muslim Ibn Hajjaji, Shaih Muslim, Darul Fiqr,1992,Juz 1,h.685 27 keadaan kritis, terancam perpecahan, serta pertengkaran yang tidak membawa keuntungan sama sekali. Dan pada saat itu, dituntut adanya jalan untuk menghindari dan menghilangkan berbagai hal negatif tersebut yaitu dengan cara talak. Lalu tentang hukum cerai ini, ulama fikih berbeda pendapat. Pendapat yang paling benar di antara semua itu yaitu yang mengatakan “terlarang” kecuali karena alasan yang benar. Ini menurut golongan Hanafi dan Hambali. Alasannya adalah sabda Rasulullah SAW ﻦﻋ ﻦْا ﺮ ﻋ - ﻲ ر ﱠﻟا ﺎ ﻬْﻨﻋ - لﺎ : لﺎ لﻮ ر ﱠﻟا ρ : ﻐْأ لﺎ ْﻟا ﺪْﻨﻋ ﱠﻟا قﺎ ﱠﻄﻟا . اور ﻮ أ دواد , ﻦْاو ْ ﺟﺎ , ﱠ ﺻو آﺎ ْﻟا , ﱠﺟرو ﻮ أ ﺗﺎ ﻟﺎ ْرإ . 16 Artinya: Dari Ibnu Umar semoga Allah Swt meridhoi keduanya berkata: Rasulullah SAW bersabda: perbuatan halal yang dibenci oleh Allah SWT ialah talak. HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim, serta dikuatkan oleh Abu Hatim

B. Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian