Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

27 keadaan kritis, terancam perpecahan, serta pertengkaran yang tidak membawa keuntungan sama sekali. Dan pada saat itu, dituntut adanya jalan untuk menghindari dan menghilangkan berbagai hal negatif tersebut yaitu dengan cara talak. Lalu tentang hukum cerai ini, ulama fikih berbeda pendapat. Pendapat yang paling benar di antara semua itu yaitu yang mengatakan “terlarang” kecuali karena alasan yang benar. Ini menurut golongan Hanafi dan Hambali. Alasannya adalah sabda Rasulullah SAW ﻦﻋ ﻦْا ﺮ ﻋ - ﻲ ر ﱠﻟا ﺎ ﻬْﻨﻋ - لﺎ : لﺎ لﻮ ر ﱠﻟا ρ : ﻐْأ لﺎ ْﻟا ﺪْﻨﻋ ﱠﻟا قﺎ ﱠﻄﻟا . اور ﻮ أ دواد , ﻦْاو ْ ﺟﺎ , ﱠ ﺻو آﺎ ْﻟا , ﱠﺟرو ﻮ أ ﺗﺎ ﻟﺎ ْرإ . 16 Artinya: Dari Ibnu Umar semoga Allah Swt meridhoi keduanya berkata: Rasulullah SAW bersabda: perbuatan halal yang dibenci oleh Allah SWT ialah talak. HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim, serta dikuatkan oleh Abu Hatim

B. Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian

Suatu perkawinan dimaksudkan untuk menciaptakan kehidupan suami istri yang harmonis dalam rangka membentuk dan membina keluarga yang sejahtera dan bahagia sepanjang masa. Setiap pasangan suami istri selalu mendambakan agar hubungan yang diikat oleh akad perkawinan itu semakin kokoh terpatri sepanjang hayat. 16 Muhammad ibn Ismail Al Amir As-Shan’ni, Subul As-Salam Al Musholah ila Bulugh Al Maram, Juz 3 Kairo: Dar Ibn Al Jauzi, 1428 H, h.156 28 Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 38 disebutkan ada 3 tiga hal yang menjadi sebab putusnya perkawinan,yaitu: 17 1 Karena Kematian; 2 Karena Perceraian ; dan 3 Karena Putusan Hakim. Dalam hal ini, penulis akan menguraikannya secara gamblang. 1. Karena Kematian Putusnya perkawinan karena kematian tidak menimbulkan banyak persoalan, karena dengan sendirinya ikatan perkawinan keduanya menjadi putus. Apabila pihak suami atau istri yang masih hidup ingin menikah lagi maka bisa saja asalkan telah memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan dalam Hukum Islam. 18 2. Karena Perceraian Peraturan pemerintah menggunakan kata perceraian ini dengan istilah “cerai talak” untuk membedakannya dengan pengertian perceraian atas Putusan Pengadilan menggunakan istilah “cerai gugat”. 19 Sebagai ketentuan dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perceraian Pasal 39 Ayat 1 disebutkan bahwa : “perceraian hanya dapat 17 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 38 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 113 18 Lili Rasidi, Hukum Perkawinan Dan Perceraian Di Malaysia Dan Indonesia, Bandung : Remaja Rosdakarya,1991,h.194 19 Arso Sostroatmodjo, et.al., Hukum Perkawinan Di Indonesia, Jakarta ; Bulan Bintang, 1981,h.60 29 dilakukan di depan sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak”. 20 Menurut hemat penulis, maksud di hadapan sidang Pengadilan Agama ini dilakukan untuk memberikan jaminan kepastian hukum terhadap hak suami istri tersebut, sebagaimana hal tersebut dikaitkan dengan pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa : “ Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan per Undang- Undangan yang berlaku”. Maksud apabila perkawinan harus dicatatkan, begitu pula bila terjadi perceraian antara keduanya. Jadi, ketika menikah suami istri tentu memiliki akta nikah sebagai bukti otentik perkawinannya dari Kantor Urusan Agama. Namun, apabila terjadi perceraian akta nikah diganti dengan akta cerai yang diberikan oleh Pengadilan Agama yang menangani kasus perceraian suami istri yang bersangkutan. 3. Karena putusan Pengadilan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perceraian yang terjadi karena putusan pengadilan terjadi di luar kehendak suami atau istri, yaitu apabila majelis hakim berpendapat atau menilai bahwa perkawinan 20 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 39 Ayat 1 30 keduanya tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan, bentuknya berupa fasakh pembatalan perkawinan. 21 Fasakh perkawinan adalah sesuatu yang merusak akad perkawinan dan bukan merupakan talak, fasakh bisa terjadi karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi pada waktu akad nikah atau karena hal-hal lain yang datang kemudian dan dapat mendatangkan kelangsungan perkawinan. 22 Contoh fasakh adalah seperti baru diketahui bahwa pasangannya adalah saudara kandung maka perkawinannya batal demi hukum. Adapun menurut undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 39 Ayat 2 dijelaskan untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa pasangan tersebut tidak dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri, sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pada Pasal 116 menjelaskan alasan-alasan terjadinya perceraian yaitu: a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemandat penjudi, dan lain sebagai nya yang sukar di sembuhkan b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain suami atau istri selama 2 dua tahun berturut-turut tanpa mendapat izin dari pihak lain c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun, atau lebih berat setelah perkawinan berlangsung 21 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia,h.197 22 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah., h.268 31 d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang dapat membahayakan pihak lain e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga g. Suami melanggar taklik talak h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya perceraian ketiak rukunan dalam rumah yang.

B. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat