31
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang dapat membahayakan pihak lain
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri
f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga
g. Suami melanggar taklik talak h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya perceraian
ketiak rukunan dalam rumah yang.
B. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat
Cerai talak adalah ikrar suami di hadapan sidang pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan atau perceraian yang dilakukan
atas kehendak suami. Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Perceraian pada Pasal 66 Ayat 1 yaitu :
“Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna
menyaksikan ikrar talak”.
23
Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pada pasal 117 yaitu : Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah
23
Lihat UU No 7 Tahun 1989, Pasal 66
32
pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”.
24
Cerai talak ini hanya dapat dilakukan oleh suami, karena suamilah yang berhak untuk menalak istrinya, sedangkan istri tidak berhak menalak suaminya.
Bagi suami yang mengajukan gugatan talak maka suami harus melengkapi
persyaratan administrasi sebagai berikut :
1. Kutipan Tanda penduduk KTP 2. Surat keterangan akta talak dari Kepala desa atau lurah setempat
3. Kutipan Akta Nikah model NA 4. Membayar uang muka biaya perkara menurut peraturan yang berlaku
5. Surat izin talak dari atasan atau kesatuan bagi pegawai Negeri Sipil PNS atau anggota TNI atau POLRI.
25
Sedangkan cerai gugat adalah perceraian yang dilakukan atas kehendak istri. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Perceraian pada Pasal 73 Ayat 1, yang berbunyi : “gugatan perceraian dilajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat”.
26
24
Lihat Kompilasi Hukum Islam, Pasal 117
25
Sutarmadji Dan Mesraini, “ Administrasi Pernikahan Dan Menejemen Keuangan,Jakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,2006.h149
26
Lihat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,Tentang Peradilan Agama, Pasal 73 Ayat 1
33
Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pada Pasal 132 Ayat 1 yaitu : “ Gugatan perceraian yang diajukan oleh istri atau kuasanya pada pengadilan
Agama yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali istri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami ”.
27
Dalam perkara cerai gugat, seorang istri diberikan suatu hak gugat untuk bercerai dari suaminya, karena dalam cerai talak haknya hanya dimiliki oleh
suami. Akan tetapi bukan berarti cerai gugat haknya mutlak milik istri. Dengan demikian masing-masing pihak telah mempunyai jalur tertentu dalam upaya
menuntut perceraian. Dalam Islam tidak mengenal istilah cerai gugat karena cerai gugat
hanyalah istilah hukum yang digunakan dalam hukum acara di Indonesia. Akan tetapi dalam Hukum Islam menganal khulu, yang mempunyai persamaan dengan
cerai gugat,dan tetap ada perbedaannya yaitu jika dalam khulu itu ada Iwadl yang harus dibayar oleh istri, dan yang mengucapkan kalimat perceraian Talak adalah
suami setelah adanya pembayaran Iwadl tersebut. Sedangkan cerai gugat tidak ada pembayaran Iwadl serta yang memutuskan perceraian adalah Hakim.
28
Selain itu, dalam cerai talak apabila suami ingin mengajukan ikrar talak, ia suami tidak
mengajukan gugatan melainkan mengajukan permohonan izin mengucapkan ikrar talak di Pengadilan Agama. Karena talak itu ada di tangan suami. Berbeda dengan
27
Lihat Kompilasi Hukum Islam,Pasal 132 Ayat 1
28
M. Yasir Arafat, “ Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga.” Skrpsi Fakultas Syariah dan Hukum, Unifersitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,2003,h.16
34
cerai gugat yaitu si istri harus minta cerai dulu kepada suami, karena dalam Islam istri tidak punya hak untuk menceraikan suami serta mengembalikan Iwadl
kepada suami. Hal ini yang menjadi perbedaan antara cerai talak dan cerai gugat. Dalam perkara cerai gugat, adapun persyaratan administrasi yang harus
dilengkapi dalam mengajukan gugatan cerai sebagai berikut : 1. Kutipan Tanda penduduk KTP
2. Surat keterangan untuk cerai dari kepala desa atau lurah setempat 3. Kutipan akta nikah model NA
4. Membayar uang muka biaya menurut peraturan yang berlaku 5. Surat izin talak dari atasan atau kesatuan bagi pegawai negeri Sipil PNS atau
Anggota TNI atau POLRI
C. Prosedur Perceraian