Gejala Klinis Penegakan Diagnosis

kembali.Pada pemeriksaan ini pasien diminta untuk mengulang kata yang diputar melalui tape recorder. Pada tuli perseptif koklea pasien sulit membedakan S,R,N,C,H, sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi. Misalnya pada tuli perseptif koklea sulit membedakan kat a “kadar” yang pasien dengar menjadi “kasar”. 12,29 Pada prinsip dasar audiometri tutur terdapat 2 bagian yang penting dalam persepsi pendengaran yaitukepekaan pendengaran dan diskriminasi pendengaran. Kepekaan pendengaran NPT atau Speech Reception Threshold SRT adalah intensitas suara terlemah yang dapat didengar seseorang dan mampu mengenali kata 50 yang didengar dengan benar. Sedangkan diskriminasi pendengaranNDTatau Speech Discrimination Score SDS atau Words Discrimination Score WDS adalah kemampuan pendengaran seseorang untuk membedakan satuan bunyi yang terdapat dalam suatu fonem. 29 Dalam persepsi pendengaran SRT selain untuk menentukan intensitas terendah atau pasien dapat mendengar dan mengulangi kata, terdapat hubungan antara SRT dengan nada murni untuk memvalidasi rata- rata nada murni pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz. Daftar kata PB Phonetically Balanced adalah kosakata yang diperlukan untuk pemeriksaan SRTWDS. Di Indonesia, Soewito telah mengembangkan sebanyak 199 kata PB bisilabik untuk pemeriksaan SRT dan 289 kata monosilabik PB untuk pemeriksaan WDS. 29,30 Namun ternyata pemeriksaan SRT tidak menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat kepekaan pendengaran seseorang,oleh karena itu digunakan ambang pengertian kata atau dapat disebut Words Discrimination ScoreWDS. 29 Pada tuli konduktif, gangguan pendengaran yang terjadi adalah dalam menangkap kata yang bersifat kuantitatif, artinya jika intensitas suara di naikkan maka penderita akan mendengar dengan jelas dan dapat menirukan suara yang didengar dengan benar. Hasil NDTWDS pada penderita tuli konduktif akan mencapi 100. 29 Pada tuli sensorineural, gangguan pendengaran yang terjadi adalah dalam menangkap kata yang bersifat kualitatif yaitu kesulitan dalam diskriminasi fonem. Dengan kata lain bahwa penambahan intensitassuara tidak akan membuat kata tersebut terdengar jelas, bahkan sebaliknya kata yang didengar akan semakin tidak jelas, sehingga penderita tidak akan menirukan kata yang didengar tersebut dengan benar. Pada setiap tuli sensorineural hasil NDTWDS nya tidak akan mencapai 100 yang benar. 29

2.5.6 Tatalaksana

Presbikusis adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi kita dapat memaksimalkan fungsi yang masih ada dan meningkatkan kualitas hidupnya sertakita juga dapat mengurangi efek dari penyakitnya. 20 Ada berbagai pilihan dalam penatalaksanaan presibikusis,diantaranya yaitu: 1. Keterampilan dalam membaca gerak bibir Membaca gerak bibir dapat membantu pasien dengan diskriminasi bicara dan sebagai alat bantu pendengaran pada pasien yang mengalami kesulitan mendengar pada keadaan bising. 2. Assestive device Alat bantu ini bekerja dengan cara amplifikasi sinyal telepon, televisi dan mendengar suara bel. Perangkat elektronik ini berguna untuk meningkatkan kenyamanan dalam mendengar pada kondisi lingkungan tertentu. Pasien dapat memperkuat suara tanpa harus menggangu orang lain yang berada disekitarnya. 3. Alat Bantu Dengar ABD Alat bantu dengar dapat meningkatkan kemampuan sebagian besar pasien usia lanjut untuk dapat berkomunikasi. Namun pada pasien dengan diskriminasi bicara pada keadaan bising, mengalami kesulitan dalam menggunakan alat bantu dengar karena ganguan yang terjadi adalah gangguan pada tingkat persepsi bukan pada proses penerimaan stimulus. 22 4. Implan koklea Merupakan alat yan dapat mengganti fungsi dari koklea untuk dapat meningkatkan kemampuan mendengardan berkomnukasi pada pasie dengan tuli saraf berat dan total bilateral. Namun pemasangan alat ini kontraindikasi pada pasien dengan tuli saraf pusat tuli sentral, proses penulangan koklea, dan tidak berkembangnya koklea.

2.5.7 Prognosis

Pasien dengan presbikusis tidak dapat disembuhkan, semakin lama akan semakin menurun fungsi pendengrannya. Penurunan fungsi dengar terjadi secara lambat, sehingga pasien masih dapat menggunakan fungsi pendengaran yang ada. Pasien presbikusis perlu diingatkan mengeani faktor risiko yang dapat memperburuk keadaannya, seperti penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit metabolik. 22

2.6 KERANGKA TEORI

Usia lanjut Proses Degeneratif Tuli Sensorineural Presbikusis Struktur jaringan telinga mengalami kerusakan Dislipidemia Diabetes mellitus Aterosklerosis Perfusi jaringan berkurang Hipertensi Audiometri nada murni Audiometri tutur Merokok Ikatan karboksi- hemoglobin

2.7 KERANGKA KONSEP

Usia lanjut ≥60 tahun Tuli Sensorineural Presbikusis Audiometri nada murni Audiometri tutur Faktor resiko : Hipertensi Diabetes Mellitus Hiperkolesterol