pemeriksaan audiometri tutur dapat menunjukan adanya diskriminasi bicara.
12,27
1. Audiometri Nada Murni
Nada murni adalah nada yang mempunyai satu frekuensi yang dinyatakan dalam getaran per detik. Frekuensi merupakan nada murni yang
dihasilkan oleh suatu benda bersifat sederhana. Ambang dengar ialah nada murni terlemah yang masih dapat terdengar. Ambang dengar terbagi
menjadi dua berdasarkan sifat konduksi,yaitu konduksi udara Air Conduction dan konduksi tulang Bone Conduction. Pada audiogram jika
hasil Air Conduction AC dan Bone Conduction DC dihubungkan maka dapat diketahui jenis ketulian dan derajat ketulian. Uji nada murni dapat
memberikan informasi
mengenai tingkatan
gangguan pendengaran,konfigurasi audiogram dan tipe gangguan yang bersifat
konduktif, sensorineural dan campuran. Tuli sensorineural yang terjadi pada presbikusis yang dapat tergambar dalam audiogram diantaranya AC dan BC
25dB serta AC dan BC berhimpit minimal 2 frekuensi yang berdekatan.Penurunan ambang dengar pada presbikusis terjadi pada
frekuensi 2-4 kHz.
1,11,21
Tabel 1: Derajat ketulian.
19
Derajat ketulian Klasifikasi
0-25 dB Normal
25-40 dB Tuli ringan
40-55 dB Tuli sedang
55-70 dB Tuli sedang berat
70-90 dB Tuli berat
90dB Tuli sangat berat
Gambar 2 : Audiogram tuli sensorineural.
26
2. Audiometri Tutur
Tutur dapat diartikan sebagai kata. Tutur merupakan bahasa lisan yang digunakan sehari-hari yang terdiri dari suatu rangkaian kata. Jika
diuraikan, tutur terdiri dari suatu kalimat, kalimat akan terdiri dari kata-kata, dan kata tersusun oleh beberapa suku kata yang mempunyai satuan bunyi
terkecil serta membedakan sebuah arti yang disebut fonem.Audiometri tutur adalah suatu uji pendengaran yang menggunakan sejumah kata yang telah
dipilih. Uji audiometri tutur dapat bersifat subjektif, kualitatif maupun kuantitatif. Pada uji ini yang dipakai adalah kata-kata yang telah disusun
dalam silabus yaitu monosilabus terdiri dari satu kata dan bisilabus terdiri dari dua suku kata.
29
Uji pendengaran dengan menggunakan audiometri tutur berbeda dengan uji pendengaran menggunakan audiometri nada murni atau tes
penala yang bertujuan hanya menentukan seseorang tersebut dapat mendengar. Uji audiometri tutur melibatkan pusat asosiasi di otak yang
membuat seseorang harus mendengar lalu membawanya ke pusat ingatan atau memory kemudian kata tersebut diproses sesuai dengan perbendaharaan
yang pernah didengarnya lalu diteruskan ke pusat artikulasi dan diucapkan