Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

3.6.2 Sampel yang diambil

Berdasarkan perhitungan rumus diatas,besar sampel yang didapat adalah 59 sampel yang berusia lanjut. 3.7 Variabel Penelitian 3.7.1 Variabel Terikat Presbikusis

3.7.2 Variabel Bebas

Pasien usia lanjut ber usia ≥60 tahun. 3.8 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.8.1 Faktor Inklusi  Pasien usia lanjut yang berusia lebih dari 60 tahun.  Pasien dengan adanya riwayat hipertensi,diabates mellitus,hiperkolesterolemia dan merokok.

3.8.2 Faktor Eksklusi

 Lansia yang tidak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

3.9 Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes penala dan audiometri nada murni untuk mengetahui adanya tuli sensorineural atau presbikusis sertauntuk pemeriksaan penunjang untuk mengetahui faktor risiko seperti diabetes mellitus,hipertensi dan dislipidemia menggunakan tensimeter,glukotest serta dapat melihat rekam medis jika memang tersedia.

3.9.1 Tensimeter

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah pasien.Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan duduk. Pasang manset 2 jari diatas fossacubiti. Pakailah stetoskop dan letakkan dibawah manset tepat di atas arteri brachialis. Raba nadi radialis pasien lalu pompa tensimeter sampai denyut nadi tidak teraba, setelah itu naikkan 20 mmHg. Buka katup secara perlahandan amati suara yang timbul dari stetoskop serta amati angka yang tertera pada tensimeter. Tekanan sistolik didapatkan dari suara Korotkoff 1, dan tekanan diastolik didapatkan dari suara Korotkoff 4. Nilai normalnya berkisar 12080 mmHg. Jika ≥12080 mmHg maka termasuk ke dalam hipertensi.

3.9.2 Glukometer

Pemeriksaan dengan menggunakan glukometer dapat menilai kadar glukosa dan kolesterol. Persiapkan glukometer yang sudah terpasang strip glukosa ataupun kolesterol dan alkohol. Lakukan desinfeksi pada jari yang akan ditusuk. Setelahmengering gunakan lancet steril agar darah keluar dan teteskan darah tersebut pada reagen di strip tersebut. Tunggu proses sampai selesai, setelah itu dapat membaca hasil.

3.9.3 Otoskopi

Pemeriksaan otoskopi adalah untuk menilai kondisi liang telinga dan membran timpani. Pemeriksaan ini menggunanakan otoskop, ketika kita memasukan otoskop dalam liang telinga maka kita akan melakukan inspeksi pada membran timpani dengan menilai, refleks cahaya, keutuhan membran utuh, perforasi sentral, marginal, atik, warna jernih, suram, hiperemis, kelainan lain di lateral membran timpani bula, polip, kolesteatoma, kelainan di medial membran timpan cairan, air buble, hematom, massa. Setelah itu kita dapat melihat pergerakan membrantimpani dengan melakukan Valsava Maneuver, yaitu dengan cara meminta subjek penelitian untuk meniup hidung dan mulut tertutup untuk menilai patensi tuba Eustachius, tuba yang paten akan menunjukkan gerakan membran timpani mencembung. Jika sedang dalam keadaan hidung tersumbat lakukan Perasat Toynbee yaitu dengan menelan ludah dalam keadaan hidung dan mulut tertutup, pada tuba yang paten akan terlihat gerakan membran timpani cekungtertarik ke medial.

3.9.2 Test Penala

Terdapat beberapa tes pendengaran untuk menegakan diagnosis, di antaranya adalah tes Rinne, Weber dan Schwabach. Pemeriksaan ini dilakukan pada ruangan yang tenang, penala yang digunakan adalah 512 Hz. Tes penala ini dilakukan untuk membedakan air conduction dan bone conduction. Pada pemeriksaan Rinne setelah penala digetarkan, letakkan penala di mastoid, ketika bunyi tidak terdengar lagi pindahkan ke depan liang telinga. Bila masih terdengar maka Rinne +, jika tidak terdengar maka rinne -. Normalnya AC lebih baik dari pada DC. Hasil interpretasi yang didapat jika Rinne +: normal, tuli sensorineural; Rinne -: tuli konduktif. Pemeriksaan kedua adalah melakukan pemeriksaan Weber, setelah penala di getarkan letakkan di garis tengah kepala atau wajah dahi atau gigi lalu tanyakan pada pasien apakah suara terdengar sama pada kedua telinga atau terdapat salah satu yang lebih dominan. Hasil interpretasi yang didapat jika Weber normal tidak terdapat lateralisasi, bila terjadi lateralisasi pada telinga yang sehat maka terjadi tuli sensorineural, namun jika terjadi lateralisasi pada telinga yang sakit maka terjadi tuli konduktif. Pemeriksaan ketiga pada tes penala adalah pemeriksaan Schwabach.Pemeriksaan ini bersifat konfirmasi antara pemeriksa dengan pasien. Setelah penala digetarkan letakkan pada mastoid pasien pindahkan penala pada pemeriksa begitupun sebaliknya. Bila pasien masih mendengar suara, maka Schwabach memanjang, namun bila pasien tidak mendengar terdapat dua kemungkinan yaitu Schwabach memendek atau normal.

3.9.3 Pemeriksaan Audiometri

Pemeriksaan audiometri terdiri dari pemeriksaan air conduction AC dan bone conduction BC. Cara pemeriksaan ambang dengar hantaran udara AC yaitu pertama dengan