Gambar 2 : Audiogram tuli sensorineural.
26
2. Audiometri Tutur
Tutur dapat diartikan sebagai kata. Tutur merupakan bahasa lisan yang digunakan sehari-hari yang terdiri dari suatu rangkaian kata. Jika
diuraikan, tutur terdiri dari suatu kalimat, kalimat akan terdiri dari kata-kata, dan kata tersusun oleh beberapa suku kata yang mempunyai satuan bunyi
terkecil serta membedakan sebuah arti yang disebut fonem.Audiometri tutur adalah suatu uji pendengaran yang menggunakan sejumah kata yang telah
dipilih. Uji audiometri tutur dapat bersifat subjektif, kualitatif maupun kuantitatif. Pada uji ini yang dipakai adalah kata-kata yang telah disusun
dalam silabus yaitu monosilabus terdiri dari satu kata dan bisilabus terdiri dari dua suku kata.
29
Uji pendengaran dengan menggunakan audiometri tutur berbeda dengan uji pendengaran menggunakan audiometri nada murni atau tes
penala yang bertujuan hanya menentukan seseorang tersebut dapat mendengar. Uji audiometri tutur melibatkan pusat asosiasi di otak yang
membuat seseorang harus mendengar lalu membawanya ke pusat ingatan atau memory kemudian kata tersebut diproses sesuai dengan perbendaharaan
yang pernah didengarnya lalu diteruskan ke pusat artikulasi dan diucapkan
kembali.Pada pemeriksaan ini pasien diminta untuk mengulang kata yang diputar melalui tape recorder. Pada tuli perseptif koklea pasien sulit
membedakan S,R,N,C,H, sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi. Misalnya pada tuli perseptif koklea sulit membedakan kat
a “kadar” yang pasien dengar menjadi “kasar”.
12,29
Pada prinsip dasar audiometri tutur terdapat 2 bagian yang penting dalam persepsi pendengaran yaitukepekaan pendengaran dan diskriminasi
pendengaran. Kepekaan pendengaran NPT atau Speech Reception Threshold SRT adalah intensitas suara terlemah yang dapat didengar
seseorang dan mampu mengenali kata 50 yang didengar dengan benar. Sedangkan diskriminasi pendengaranNDTatau Speech Discrimination
Score SDS atau Words Discrimination Score WDS adalah kemampuan pendengaran seseorang untuk membedakan satuan bunyi yang terdapat
dalam suatu fonem.
29
Dalam persepsi pendengaran SRT selain untuk menentukan intensitas terendah atau pasien dapat mendengar dan mengulangi kata,
terdapat hubungan antara SRT dengan nada murni untuk memvalidasi rata- rata nada murni pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz. Daftar kata
PB Phonetically Balanced adalah kosakata yang diperlukan untuk pemeriksaan SRTWDS. Di Indonesia, Soewito telah mengembangkan
sebanyak 199 kata PB bisilabik untuk pemeriksaan SRT dan 289 kata monosilabik PB untuk pemeriksaan WDS.
29,30
Namun ternyata pemeriksaan SRT tidak menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat kepekaan pendengaran seseorang,oleh karena itu
digunakan ambang pengertian kata atau dapat disebut Words Discrimination ScoreWDS.
29
Pada tuli konduktif, gangguan pendengaran yang terjadi adalah dalam menangkap kata yang bersifat kuantitatif, artinya jika intensitas suara di
naikkan maka penderita akan mendengar dengan jelas dan dapat menirukan