Pada dewasa ini ditemukan adanya hubungan antara penurunan pendengaran dengan proses pendengaran yang terjadi pada usia lanjut,yaitu
adanya penurunan diskriminasi.Penurunan diskriminasi menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan kata satu dengan yang lainnya yang disebabkan oleh
berkurangnya jumlah sel saraf pada lobus temporal,sehingga waktu proses informasi otak memanjang,dan timbul keterlambatan sinaps yang menuju ke saraf
pendengaran.
20
2.5 PRESBIKUSIS 2.5.1 Definisi Presbikusis
Menurut Katz menyebutkan pengertian presbikusis adalah proses normal penuaan yang menimbulkan gambaran gangguan pendengaran
sensorineural.Hal ini dapat diakibatkan karena terjadinya proses degenerasi pada koklea yaitu di akson,sel ganglion atau berkurangya sel-sel rambut.
Pada audiogram pasienpresbikusis tercatat penurunan kurva yang bilateral simetris sehingga menghasilkan gambarannya seperti kurva melandai
gradually sloping.Kurva tersebut menggambarkan adanya penurunan frekuensi pendengaran dengan perbedaan ambang dengar 6-10 dB.
5,20
2.5.2Patologi
Presbikusis berdasarkan perubahan patologinya terbagi menjadi 4,yaitu diantaranya sensorik,neural,metabolik dan mekanik. Patologi yang
terjadi pada sensorik yaitu terdapat lesi yang terbatas pada koklea, dan terdapat atrofi pada organ corti serta jumlah sel-sel rambut dan sel
penunjang yang berkurang. Pada patologi yang terjadi secara neural disebabkan oleh berkurangnya sel neuron pada koklea dan jaras audiotorik.
Pada proses
metabolik timbul
karena adanyaatrofi
stria vaskularisasi,sehingga keseimbangan biomekanik dan fungsi sel berkurang.
Selanjutnya yaitu
patologi yang
terjadi secara
mekanik yang
mengakibatkantimbulnyaperubahan duktus koklearis yang berpengaruh terhadap respon mekanik. Ligamentum spiralis mengalami atrofi sehingga
membran basalis menjadi lebih kaku.
21
2.5.3 Faktor yang mempengaruhi pendengaran
A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan salah satu faktor penyakit metabolik yang dapat mempengaruhi proses pendengaran. Padaproses
glikosilasi,glukosa akan terikat dengan protein membentuk advanced glicosilation and product AGEP yang dapat menumpuk di dalam
jaringan serta mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga terjadi mikroangiopati. Mikroangiopati jika terjadi pada koklea akan
menyebabkan proses atrofi dari vaskularisasi stria yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kimia dan bioelektrikal serta
metabolisme dari koklea.
17,22,23
B. Hipertensi
Hipertensi juga dapat menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan pendengaran.Semua sel dapat hidup dengan adanya suplai
oksigen dan nutrisi yang adekuat dari jantung dan pembuluh darah.Hipertensi dapat merusak struktur dari pembuluh darah perifer.
Kerusakan tersebut dapat menyebabkan penyumbatan,jika terjadi sumbatan aliran darah arteri akan terganggu sehingga jaringan dapat
mengalami mikroinfark. Oleh karena itu pada hipertensi dapat mempengaruhi sistem sirkulasi pada telinga dalam,viskositas darah
menjadi meningkat yang disebabkan oleh aliran darah kapiler yang berkurang sehingga transportasi oksigenmenurun. Hal tersebut dapat
mengganggu sel-sel auditori sehingga transmisi sinyal terganggu dan menimbulkan gangguan komunikasi.
3,17,24
C. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemiaadalah terjadinya gangguan jumlah lemak dalam darah dan kadar kolesterol ≥240mgdl.Proses aterosklerosis
tidak luput dari peran kolesterol dan triglierida. Ateroskelosis dapat menyebabkan gangguan aliran darah dan transpor oksigen.
23,24
Dalam penelitiannya, Evans mengatakan bahwa dislipidemia kronik dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi pendengaran yaitu
trigliserida yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya ambang nada murni. Villares juga mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara kadar koesterol yang tinggi dengan gangguan pendengaran.
7,26
D. Merokok
Rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Komponen utama dalam rokok yang sangat berbahaya
adalah nikotin dan karbonmonoksida.Kedua zat tersebut dapat mengganggu sistem peredaran darah. Karbonmonoksida dapat
membuat suatu ikatan bersama hemoglobin menjadi karboksi- hemoglobin yang mengakibatkan hemoglobin tidak efisien berikatan
dengan oksigen melainkan jauh lebih kuat berikatan dengan karbonmonoksida CO, sehingga suplai darah ke jaringan akan
berkurang salah satunya ke organ korti yang menimbulkan efek iskemia. Jika sudah terjadi iskemia pembuluh darah yang ada pada
organ korti di koklea maka akan terjadi gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi. Selain itu karbonmonoksida juga dapat menyebabkan
atheroskelosis,spasme pembuluh darah, dan meningkatkan kekentalan darah.
17
E. Obat Salisilat
Obat salisilat secara cepat memasuki perilimfe setelah administrasi sistemik. Konsentrasi dalam perilimfe mencapai nilai
maksimal dalam 2 jam setelah injeksi intraperitoneal pada percobaan binatang. Salisilat yang diberi kontras tritium dideteksi secara cepat
dalam pembuluh darah dari stria vaskularis dan ligamentum spiralis Dalam satu jam, kontras tersebut ditemukan pada lorong luar organ
korti, di sekitar sel rambut luar, dan kanal rosenthal di sekitar sel ganglion spiral.
Pada percobaan terhadap binatang juga didapatkan sodium salisilat mengurangi potensial aksi nervus kranial VIII secara selektif.
Uji terhadap lesi pada sistem auditori pada pasien yang mengalami