67
Keterangan: t = Nilai t hitung
bj = Koefisien regresi sbj = kesalahan baku koefisien reresi
3. Keputusan menolak H atau menerima H
1
dapat juga dijelaskan melalui distribusi probabilitas.
H
1
akan diterima jika nilai probabilitas kurang dari 0,05α.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh
peneliti dalam mengoperasionalkan konstruk, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik Indriantoro dan Supomo, 2002:69.
Model operasional variabel dalam penelitian ini dapat ditunjukan sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat Sugiyono, 2003:33. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah:
68
a. Capital Adequacy Ratio CAR Menurut Selamet Riyadi 2006:161, Capital Adequacy
ratio CAR yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR
sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR, atau ditambah dengan Risiko Pasar dan Risiko Operasional, ini
tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. CAR yang ditetapkan
oleh Bank
Indonesia ini,
mengacu pada
ketentuanstandar internasional yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement BIS. Rasio ini juga sangat umum
digunakan sebagai aspek permodalan sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia.
Capital Adequacy Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut: Modal
CAR = x100
ATMR Data mengenai capital adequacy ratio diperoleh dari
laporan tahunan masing-masing bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
b. Non Performing Loan NPL
Menurut Selamet Riyadi 2006:160 Non Performing Loan adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan
69
tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh pihak bank.
Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5, jika melebihi 5 maka akan
mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai skor yang
diperolehnya. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya,
sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tingginya NPL yang
dihadapi bank Selamet Riyadi, 2006:161. non perfoming loan dapat dihitung dengan rumus:
Kredit yang diberikan dengan kolektabilitas 3 sd 5 NPL =
Total Kredit yang diberikan Data mengenai rasio non performing loan diperoleh dari
laporan tahunan masing-masing bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
c. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik www.bi.go.id
. Data mengenai BI rate diperoleh dari data yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
70
d. Kurs
Exchange Rates nilai tukar uang atau yang lebih populer dikenal denga sebutan kurs mata uang adalah catatan quotation
harga pasar dari mata uang asing foreign currency dalam harga mata uang domestik domestic currency atau resiprokalnya, yaitu
harga mata uang domestik dalam mata uang asing Adiwarman Karim, 2008:157.
Data mengenai kurs diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
2. Variabel Dependen