Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di

97 dari nilai statistik Hausman. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima dan H ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model Fixed Effect.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada model regresi bedistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan bedistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil Suliyanto, 2011:69. Menurut Winarno 2011:539 untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini salin mendukung. Ketentuannya adalah sebagai berikut: 1 Bila nilai J-B tidak signifikan lebih kecil dari 2, maka data berdistribusi normal. 2 Bila probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi atau α 5, maka data berdistribusi normal. Menurut Suliyanto 2011:75 dalam perangkat Eviews yang digunakan dalam penelitian ini normalitas dapat diketahui dengan 98 melihat kepada histogram dan uji Jarque-Bera JB dengan nilai X 2 tabel. jika JB X 2 tabel maka nilai residual terstadarisasi dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah hasil dari uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini: Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: Data diolah Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa nilai Jarque- Bera sebesar 3,769679 atau berada dibawah nilai X² tabel yaitu sebesar 9,488. Selain itu, nilai probabilitasnya sebesar 0,151853, nilai tersebut lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5 atau 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi tinggi atau sempurna diantara variabel bebas Suliyanto, 2011:82. 2 4 6 8 10 12 14 16 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 Series: Standardized Residuals Sample 2006 2012 Observations 70 Mean -6.34e-18 Median 0.067002 Maximum 0.887752 Minimum -1.070745 Std. Dev. 0.377985 Skewness -0.424179 Kurtosis 3.756802 Jarque-Bera 3.769679 Probability 0.151853 99 Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas: Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas CAR NPL BIRATE KURS CAR 1.000000 -0.267092 0.278098 0.157953 NPL -0.267092 1.000000 -0.270728 0.073197 BIRATE 0.278098 -0.270728 1.000000 0.018512 KURS 0.157953 0.073197 0.018512 1.000000 Sumber: Data diolah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antar variabel independen dalam penelitian ini berada pada kisaran angka di bawah 0,85 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terjadi ketidaksamaan varian dari residual model regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas terjadi jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama atau konstan Suliyanto, 2011:95 untuk menguji masalah heteroskedastisitas, peneliti menggunakan Uji Park, yaitu dengan membuat persamaan regresi dengan cara mengganti variabel dependen dengan residual 100 kuadratnya. Apabila probabilitas yang ada bernilai diatas 0,05 yang berarti tidak signifikan, maka data dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas yang berarti bahwa data yang ada adalah data yang bersifat homoskedastisitas. Berikut ini adalah hasil Uji Park yang dilakukan terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: LOGRES2 Method: Panel Least Squares Date: 071313 Time: 01:06 Sample: 2006 2012 Periods included: 7 Cross-sections included: 10 Total panel balanced observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -5.147584 5.482141 -0.938973 0.3518 CAR 0.076120 0.106466 0.714969 0.4776 NPL 0.097002 1.822981 0.053211 0.9578 BIRATE 0.124855 0.191545 0.651832 0.5172 KURS -4.59E-05 0.000554 -0.082804 0.9343 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.203725 Mean dependent var -3.328410 Adjusted R-squared 0.018876 S.D. dependent var 2.222162 S.E. of regression 2.201090 Akaike info criterion 4.592639 Sum squared resid 271.3085 Schwarz criterion 5.042338 Log likelihood -146.7423 Hannan-Quinn criter. 4.771264 F-statistic 1.102115 Durbin-Watson stat 2.398088 ProbF-statistic 0.376590 Sumber: Data diolah Dari tampilan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas dari setiap variabel independen berada diatas 0,05 101 dengan rincian probabilitas CAR sebesar 0,4776, probabilitas NPL sebesar 0,9578, probabilitas BI rate sebesar 0,5172, dan probabilitas kurs sebesar 0,9343. Dengan demikian maka dalam penelitian ini tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan meurut waktu atau ruang Suliyanto, 2011:125. Uji Autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Durbin-Waston DW. Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 071313 Time: 01:04 Sample: 2006 2012 Periods included: 7 Cross-sections included: 10 Total panel balanced observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.897667 1.045004 4.686743 0.0000 CAR 0.046154 0.020294 2.274213 0.0268 NPL -0.009541 0.347496 -0.027455 0.9782 BIRATE -0.088791 0.036512 -2.431806 0.0182 KURS -0.000316 0.000106 -2.994040 0.0041 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.746427 Mean dependent var 2.015714 Adjusted R-squared 0.687562 S.D. dependent var 0.750626 S.E. of regression 0.419571 Akaike info criterion 1.277689 Sum squared resid 9.858235 Schwarz criterion 1.727388 Log likelihood -30.71911 Hannan-Quinn criter. 1.456315 F-statistic 12.68029 Durbin-Watson stat 1.696911 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: Data diolah 102 Menurut Danang Sunyoto 2011:134 salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Terjadi otokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 DW -2 2 Tidak terjadi otokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 DW +2 3 Terjadi otokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW +2 Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan Singgih, 2012:243: 1 Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2 Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3 Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai DW adalah sebesar 1,696911 dari model regresi yang terbentuk dari penelitian ini berada pada daerah bebas autokorelasi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.

3. Adjusted R²

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

3 17 147

Pengaruh Inflasi, BI Rate Rate, Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit)

4 68 149

Pengaruh Non Performing Loan dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 2010-2013)

2 17 58

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 5 1

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Laba (Studi Pada Bank Yang Terdaftar di BEI 2009-2013)

0 7 58

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Ef

0 1 9