Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian

74 PT. Bursa Efek Surabaya. 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ, BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 22 Mei 1995 Sistem otomatisasi di BEJ dilakukan dengan sistem komputer JATS Jakarta Automated Trading System. 10 November 1995 Pemrintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. 1995 Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 2000 Sistem perdagangan tanpa warkat scripless trading mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia. 2002 BEJ Mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading. 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa efek Indonesia. 2 Maret 2009 Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT. Bursa Efek Indonesia : JATS-NextG. Sumber: www.idx.co.id

2. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian

Berikut ini adalah sejarah singkat perusahaan yang menjadi objek penelitian berdasarkan penentuan kriteria sampel objek penelitian: a. Bank Central Asia Tbk. BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55 yang berasal dari divestasi 75 BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30 dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10 lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51 dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial dan ditahun 2012 tecatat aset bank BCA mencapai Rp 442.994 triliun. b. Bank CIMB Niaga Tbk. Berdiri sejak 26 September 1955, saat ini CIMB Niaga adalah bank terbesar ke-7 di Indonesia berdasarak nilai aset. CIMB Niaga merupakan bank kedua terbesar di Indonesia dalam penyaluran kredit pemilikan rumah KPR dengan pangsa pasar sekitar 10. Sejak 25 November 2002 mayoritas saham CIMB Niaga dimiliki oleh Bumiputra-Commerce Holdings Berhad BCHB, dan pada 16 Agustus 2007 dialihkan kepada CIMB Group Sdn Bhd, perusahaan yang 100 dimiliki oleh BCHB. 76 Sebagai bank nasional yang pertama kali meluncurkan layanan ATM pada tahun 1987 dan online banking system pada tahun 1991, CIMB Niaga dikenal sebagai salah satu bank yang paling inovatif di Indonesia selain itu kinerja bank CIMB Niaga yang mencatat nilai aset sebesar Rp 197.412 triliun. c. Bank Danamon Indonesia Tbk. Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Di tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN sebagai BTO Bank Taken Over. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional dilebur ke dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang ke dua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu 77 bank swasta terbesar di Indonesia dengan total aset sebesar Rp 155.791 triliun. d. Bank Pan Indonesia Tbk. Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971 hasil merger dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. Dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai bank Go Public yang pertama. Dengan struktur modal yang kuat dan Rasio kecukupan Modal yang tinggi, Panin Bank Bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh pemerintah pasca krisis ekonomi pada tahun 1998. pemegang saham Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Austarlia 37,1, Panin Life 45,9, dan publik-domestik dan internasional. Per Juni 2009, Panin Bank tercatat sebagai bank ke-7 terbesar di Indonesia dari segi total aset Rp.71,2 triliun, dengan permodalan mencapai Rp. 9,8 triliun dan CAR 23,9 dan pada tahun 2012 tercatat total aset Panin Bank sebesar Rp 148.793. e. Bank Permata Tbk. Permata Bank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yakni PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Prima Express, PT. Bank Artamedia, dan PT. Bank Patriot 78 pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT. Astra Internasional Tbk mengambil alih Permata Bank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran di dalam organisasi. Selanjutntya, sebagai wujud komitmennya terhadap Permata Bank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01 pada tahun 2006. Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu kekuatan utama Permata Bank. PT Astra Internasional Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian dan pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan Permata Bank menjadi posisi yang unik. Tercatat besarnya aset yang dimiliki oleh bank permata pada tahun 2012 sebesar Rp 131.798 triliun. f. Bank Internasional Indonesia Tbk. PT. Bank Internasional Indonesia Tbk BII bergerak dalam kegiatan perbankan domestik dan internasional yang menyediakan berbagai layanan keuangan baik perusahaan nasional dan multinasional, perusahaan ukuran menengah, usaha kecil dan individu, dan juga perbankan syariah untuk pembiayaan, penggalangan dana, dan produk jasa perbankan. Bank Internasional Indonesia didirikan 15 Mei 1959, BII juga 79 menyediakan pelayanan dan fasilitas pengawasan korporasi corporate advisory. g. Bank OCBC NISP Tbk. Bank OCBC NISP sebelumnya bernama Bank NISP adalah sebuah bank swasta di Indonesia. Bank ini didirikan 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch-Indische Spaar en Deposito Bank. Pada 1981, sempat berganti nama menjadi NV. Spaar En Deposito yang diuraikan sebagai Bank Nilai Inti Sari Penyimpan disingkat NISP, bank ini kemudian lama dikenal sebagai Bank NISP. Semenjak 16 Oktober 2008, Bank NISP resmi berganti nama dan logo menjadi Bank OCBC NISP. Nama perusahaan juga turut diubah dari PT Bank NISP Tbk menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk. Bank OCBC NISP juga sering mencatatkan prestasinya secara baik dalam dunia perbankan serta meraih beragam penghargaan selain itu pada tahun 2012 aset bank OCBC NISP sebesar Rp 115.772 triliun. Saat ini mayoritas saham Bank NISP dimiliki oleh OCBC Group yang berlokasi di Singapura. OCBC merupakan penyedia jasa perbankan dan asuransi terbesar di Singapura. h. Bank Bukopin Tbk. Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh 80 dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. i. Bank Mega Tbk. Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya, PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil oleh PRA GROUP PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama. Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal mealui logo perusahaan yang baru tersebut. Pada tahun 2000 melakukan perubahan dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dengan menawarkan saham kepada masyarakat, dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Saat ini bank 81 j. Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT. Bank Ekonomi Raharja,Tbk., adalah penyedia layanan perbankan komersial yang didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan nama awal PT. Bank Mitra Raharja lalu 4 empat bulan kemudian berganti nama menjadi PT Bank Ekonomi Raharja lebih dikenal dengan nama Bank Ekonomi. Bank Ekonomi adalah perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejak 22 Mei 2009, Bank Ekonomi menjadi bagian dari grup institusi keuangan internasional, HSBC Holdings Plc., melalui anak perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings UK Limited.

B. Pengujian dan Pembahasan

1. Deskriptif Sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (Studi Empiris Pada 10 BankUmum Swasta Nasional Devisa Terbesar Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

3 17 147

Pengaruh Inflasi, BI Rate Rate, Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada 10 Bank Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kredit)

4 68 149

Pengaruh Non Performing Loan dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 2010-2013)

2 17 58

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

0 5 1

Pengaruh Net Interest Margin dan Non Performing Loan Terhadap Laba (Studi Pada Bank Yang Terdaftar di BEI 2009-2013)

0 7 58

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Ef

0 1 9