TEMUAN DAN ANALISA DATA PENUTUP

memungkinkan kita untuk menciptakan ulang kehidupan kita secara terus-menerus. Rasionalitas Naratif Menurut Fisher, semua kehidupan disusun dari cerita-cerita atau naratif dan semua bentuk komunikasi merupakan naratif. Rasionalitas naratif atau logika dari pemikiran yang logis menyatakan bahwa orang menilai kredibilitas pembicara melalui apakah ceritanya runtut koherensi dan terdengar benar mempunyai ketepatan. Rasionalitas naratif berdasarkan pada dua prinsip berbeda: koherensi dan kebenaran. 4 a. Koherensi Koherensi menjadi dasar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif. Koherensi merujuk pada konsistensi internal dari sebuah naratif. Dalam penilaiannya, pendengar akan mempertanyakan apakah sebuah cerita terdengar runtut dalam cara yang konsisten atau justru sebaliknya. Ini yang menentukan apakah seseorang akan menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi berdasarkan pada tiga tipe konsistensi, antara lain: 1. Koherensi Struktural : Suatu jenis koherensi yang berdasar pada jalan cerita. Cerita yang baik dan meyakinkan tentu mengandung koherensi struktural ketika aliran cerita berjalan secara runtut dan elemen-elemen dalam cerita tersebut saling membangun. 4 Ibid., h. 51. 2. Koherensi Material : Suatu jenis koherensi yang merujuk pada kongruensi antara satu cerita dengan cerita lainnya yang berkaitan dengan cerita tersebut. 3. Koherensi Karakterologis : Suatu jenis koherensi mengacu pada kepercayaan terhadap karakter-karakter dalam sebuah cerita. Seseorang yang terkenal memiliki sifat arogan, pelit, suka menghina orang lain, dan pribadi yang tidak menyenangkan. Kemudian ada cerita yang menyatakan bahwa orang tersebut berhati mulia, suka menolong, dan pantas menjadi teladan, tentu cerita tersebut akan sulit diyakini kebenarannya karena tidak memiliki koherensi karakterologis. b. Kebenaran Kebenaran fidelity atau reabilitas dari sebuah cerita juga penting untuk menilai rasionalitas naratif. Fisher 1987 menyatakan, ketika elemen-elemen sebuah cerita merepresentasikan pernyataan-pernyataan akurat mengenai realitas sosial, elemen tersebut mengandung kebenaran. Menurut Fisher, ketika naratif memiliki kebenaran, naratif itu menyusun suatu pertimbangan yang sehat bagi seseorang untuk memegang keyakinan tertentu atau untuk mengambil tindakan. 5 Sedangkan logika dari pertimbangan yang sehat good reason membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari sebuah cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima. 5 Ibid., h. 53.