Konseptualisasi Ideologi TINJAUAN TEORITIS

merupakan titik implementasi sistem multipartai di Indonesia. 13 Pada pemilu 1955, nampak terjadi pengelompokkan partai menjadi dua ideologi kelompok, kelompok berideologi Islam dan kelompok berideologi nasionalis sekuler. Menurut Azyumardi Azra, paling sedikit ada dua unsur yang menjadi tanda apakah sebuah partai dapat dis ebut “partai Islam”. Pertama, secara resmi dalam dokumentasi mereka menyatakan Islam sebagai dasar ideologi, seperti Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Bulan Bintang PBB, dan Partai Keadilan Sejahtera PKS. Kedua, dalam kasus tertentu partai-partai Islam tetap memakai Pancasila sebagai dasar ideologinya tetapi pada saat yang sama juga menggunakan simbol-simbol Islam seperti bintang, kalimat atau tulisan huruf Arab, dan Ka’bah atau simbol-simbol lain yang berhubungan dengan Islam. Contohnya adalah Partai Cinta Damai PCD, Partai Indonesia Baru PIB, Partai Kebangkitan Umat PKU, dan Partai Sarikat Islam Indonesia PSII. 14 Partai Islam, menurut Abul „ala al-Maududi, adalah partai yang memiliki tujuan untuk menegakkan kedaulatan Tuhan di muka bumi dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup di dunia. Tokoh-tokoh partai akan dikhususkan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh beriman dan bertaqwa, orang-orang yang ikhlas berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dan mencari keridhaan-Nya. Orang-orang yang hanya berniat 13 Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik, Jakarta: Lasswell Visitama, 2011, h. 252. 14 Fatwa, Satu Islam Multipartai, h. 12-13. mengeksploitasi Islam untuk mencari kekuasaan keduniaan yang sifatnya sementara tidak diterima menjadi pengurus. 15 Menurut Al-Kalil ibn Ahmad dalam kitabnya mu’jam al-‘Ain, al-hizb partai, istilah partai dari tinjauan bahasa berarti setiap kelompok yang memiliki keinginan dan tujuan yang satu, al-hizb juga berarti pendukung seseorang dalam mengikuti pendapat, atau setiap kaum yang bersatu dalam cita-cita dan amal perbuatan. 16 Adapun pengertian partai menurut istilah adalah satu kelompok masyarakat yang disatukan oleh arah, sasaran dan tujuan yang sama. 17 Dalam istilah modern, hizb atau hizb al- siyasi diartikan dengan sekelompok warga negara yang mempunyai tujuan dan pemikiran yang sama, kemudian mereka mengatur urusan mereka untuk mencapai tujuan dengan cara-cara yang menurut mereka dapat mencapai tujuan tersebut. Di antara mereka ada yang berusaha meraih kedudukan dan kekuasaan politik dalam lingkungan masyarakat mereka. 18 Berdasarkan kepada pengertian secara bahasa dan istilah, maka istilah hizb ini jika dipahami sebagai partai politik Islam berarti sebuah partai politik yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam dalam seluruh aspek kegiatan-kegiatannya, mulai dari pengambilan nama, logo, asas, visi, misi dan tujuannya. Menurut pengamat politik Lembaga Survei Indonesia LSI, Burhanuddin Muhtadi, partai Islam terbagi menjadi dua definisi. Pertama, 15 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam Perbandingan Partai Masyumni Indonesia dan Partai Jarna’at al-Islarni Pakistan, Jakarta: Paramadina, 1999, h. 90. 16 Al-Khalil Ibn Ahmad t.t., Kitab al- ‘Ain, juz 3, h. 164-165. 17 Muhammad Imarah, Ma’rakatu al-Mustalahat baina al-Gharbi wa al- Islami, Dar al-Nahzah: al-Qahirah, 1419 H, h. 184. 18 Al Kayali „Abd Wahb, Mausu’ah al-Siyasiyyah bab Hizb al-Siyasi, Beirut: dar al- Ma’rifah, 1981, h. 43. partai yang memiliki platform dengan ideologi Islam, seperti Partai Persatuan Pembangunan PPP dan Partai Keadilan Sejahtera PKS. Kedua, partai yang secara formal tidak mencantumkan Islam sebagai basis ideologinya, tapi basis utama konstituennya Islam, seperti Partai Amanat Nasional PAN dan Partai Kebangkitan Bangsa PKB. 19 Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai partai Islam, dapat disimpulkan secara umum bahwa partai Islam merupakan sekumpulan orang beragama Islam yang membentuk suatu organisasi politik dengan menjadikan Islam Al Qur’an dan hadits sebagai dasar perjuangannya untuk menyampaikan aspirasi, ide, dan cita-cita umat Islam dalam bernegara. Pendapat Greg Fealy dalam “Divided Majority, Limits of Indonesian Political Islam”, partai Islam terdiri atas dua: partai Islam pluralis dan partai Islamis. Pertama, partai Islam pluralis pluralist Islamic Parties yaitu partai yang berasaskan Pancasila namun menampilkan identitas Islam dan berbasis pada massa Islam seperti PAN dan PKB. Kedua, Partai Islamis Ismalist Parties yang merupakan partai berasaskan Islam dan mendukung ide-ide formalisasi syariat Islam dan amandemen UUD 1945. Contoh yang termasuk dalam partai Islamis antara lain PPP, PKS, dan PBB. 20 19 http:www.bbc.co.ukindonesiannewsstory200903090324_partai10.sht ml diakses pada 24 Juli 2015 pukul 03.15 WIB 20 Shahram Akbarzadeh dan Abdullah Seed, Islam and Political Legitimacy, London and New York: RoutledgeCurzon, 2003, h. 164-165.