PENDAHULUAN Analisis Wacana Parpol Islam Dalam Rubrik “Pesta Demokrasi” Harian Republika
Asumsi kedua, orang membuat keputusan mengenai cerita mana yang akan diterima dan mana yang ditolak berdasarkan apa yang
masuk akal bagi dirinya dan berdasarkan pada pertimbangan yang sehat good reason.
c. Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi,
budaya, dan karakter. Asumsi ketiga berkaitan dengan apa yang secara khusus
memengaruhi pilihan orang dan memberikan alasan yang baik untuk mereka. Paradigma Naratif mengasumikan bahwa
rasionalitas naratif dipengaruhi oleh sejarah, biografi, budaya, dan karakter. Kisah seseorang akan efektif jika sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh pendengarnya. d.
Rasionalitas didasarkan pada penilaian orang mengenai konsistensi dan kebenaran sebuah cerita.
Asumsi keempat, membentuk sebuah masalah inti dari pendekatan naratif. Asumsi ini menyatakan bahwa orang
mempercayai cerita selama cerita tersebut terlihat konsisten secara internal dan dapat dipercaya.
e. Kita mengalami dunia sebagai dunia yang diisi dengan cerita dan
harus memilih dari cerita yang ada. Asumsi kelima, pandangan Fisher bahwa dunia adalah
sekumpulan cerita. Ketika kita memilih di antara cerita-cerita tersebut, kita mengalami kehidupan secara berbeda dan
memungkinkan kita untuk menciptakan ulang kehidupan kita secara terus-menerus.
Rasionalitas Naratif
Menurut Fisher, semua kehidupan disusun dari cerita-cerita atau naratif dan semua bentuk komunikasi merupakan naratif. Rasionalitas
naratif atau logika dari pemikiran yang logis menyatakan bahwa orang menilai kredibilitas pembicara melalui apakah ceritanya runtut koherensi
dan terdengar benar mempunyai ketepatan. Rasionalitas naratif berdasarkan pada dua prinsip berbeda: koherensi dan kebenaran.
4
a. Koherensi
Koherensi menjadi dasar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif. Koherensi merujuk pada konsistensi internal dari sebuah naratif.
Dalam penilaiannya, pendengar akan mempertanyakan apakah sebuah cerita terdengar runtut dalam cara yang konsisten atau justru sebaliknya.
Ini yang menentukan apakah seseorang akan menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi berdasarkan pada tiga tipe konsistensi,
antara lain: 1.
Koherensi Struktural : Suatu jenis koherensi yang berdasar pada jalan cerita. Cerita yang baik dan meyakinkan tentu mengandung
koherensi struktural ketika aliran cerita berjalan secara runtut dan elemen-elemen dalam cerita tersebut saling membangun.
4
Ibid., h. 51.