Kognisi Sosial TEMUAN DAN ANALISIS
Lingkar Madani Indonesia. Dasar pemikiran keempat narasumber ini sama, yakni untuk mendorong parpol Islam berkoalisi dengan parpol yang
memperoleh suara mayoritas seperti PDIP.
Pada berita berjudul Elektabilitas Parpol Islam Mampu Usung Capres terbit 15 Maret 2014, narasumber yang diwawancarai adalah
Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group, Wakil Ketua Umum PPP, Bendahara Umum DPP PKB, dan Direktur Pusat Kajian Politik UI.
Keempat narasumber memiliki pemikiran yang sama, kemungkinan parpol Islam untuk menyatu dalam koalisi. Meskipun pada pernyataan Wakil Ketua
Umum PPP, koalisi sulit terbentuk karena adanya kepentingan-kepentingan tertentu.
Berita selanjutnya berjudul Saatnya Tetapkan Capres Islam
terbit 20 Maret 2014. Pada berita ini, wartawan mewawancarai Pengamat Komunikasi Politik Untirta Banten, Wakil Ketua Umum PPP, Direktur
Eksekutif Cirus Surveyors Group, dan Direktur Pusat Kajian Politik UI. Jika
diperhatikan, berita ini sama dengan bengan berita berjudul Elektabilitas Parpol Islam Mampu Usung Capres terbit 15 Maret 2014. Isi dari berita
tersebut sama, hanya ada perbedaan satu narasumber. Hal ini menunjukkan adanya kepentingan Republika untuk memuat satu berita secara berulang.
Langkah kedua adalah dengan reproduksi. Hal ini dilakukan oleh editor. Pada kelima berita ini, redaktur berperan sebagai editor yang
mengedit berita dari newsroom. Redaktur memberi penambahan atau pengurangan pada berita hasil buatan wartawan.
Ketiga, penyimpulan. Suatu berita disimpulkan oleh pembuat berita dan yang melakukan editing berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam dirinya. Bahwa ia adalah seorang wartawan muslim yang bekerja untuk media Islam, maka kesimpulan berita yang disajikan pun yang
mengangkat citra parpol Islam. Terlihat dari kesimpulan kelima berita yang dimuat Harian Republika, parpol Islam memiliki elektabilitas yang tinggi
jika bergabung dalam koalisi sehingga mampu mengusung capres dari kalangan sendiri. Republika mendukung parpol Islam untuk memenangkan
Pemilu 2014 dengan cara berkoalisi, baik dengan parpol Islam maupun parpol nasionalis. Tujuan utama Harian Republika adalah kemenangan
parpol Islam. Pada berita Parpol Islam Berminat dengan PDIP terbit 12
Maret 2014, Republika mewawancarai tokoh-tokoh yang pro koalisi parpol Islam dengan nasionalis. Jadi, Republika tidak hanya mendukung parpol
Islam hanya berkoalisi dengan parpol berplatform sama, tapi juga dengan parpol nasionalis.
Keempat, transformasi lokal yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa ditampilkan. Redaktur dan wartawan menghilangkan
informasi-informasi yang tidak menguntungkan atau meletakkannya pada akhir paragraf dengan sedikit bagian.
Dalam proses produksi berita, orang-orang yang terlibat dalam menentukan berita yang akan terbit adalah redaktur dan wartawan. Empat
dari lima berita yang penulis teliti, ditulis oleh Erdy Nasrul, Wartawan Politik Senior di Harian Republika, lulusan Institut Studi Islam Darussalam
ISID Gontor, dan aktif berkecimpung di organisasi Nahdlatul Ulama
NU. Buku bacaan yang sering dibaca antara lain buku Jaringan Ulama Timur Tengah Prof Azzumardi Azra, Prolego Metafisik of Islam Prof
Alatas, Islam dan Secularism, Ihya Ulumuddin, Siyasah Syariah Ibnu Taimiyah.
Meskipun tiga dari lima berita yang penulis teliti ditulis oleh dua orang, tapi tidak ada perbedaan sudut pandang dalam penulisan karena sejak
rapat redaksi, wartawan sudah mempunyai sikap untuk memantau kemampuan parpol Islam dalam persaingan Pemilu 2014. Sidang redaksi
melibatkan semua redaktur, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan bersama. Tujuan penulisan sudah diarahkan dari awal untuk
mengangkat parpol Islam.
9
Wacana yang diangkat Republika dari kelima teks berita yang diteliti adalah bagaimana elektabilitas parpol Islam untuk melaju pada
Pemilu 2014 lalu. Harian Republika sebagai media yang segmentasi utamanya adalah umat Islam tentu memiliki concern untuk memberitakan
berita-berita yang terkait dengan keumatan, terutama berita tentang parpol Islam. Sebagaimana dijelaskan oleh Fakhruddin,
“Republika memang memiliki perhatian khusus terhadap parpol Islam, di mana posisi umat Islam dalam Pileg, di mana posisi
umat Islam dalam memandang parpol Islam. Republika memperkuat keberadaan parpol Islam dengan mengangkat tema-
tema tentang parpol Islam. Tidak hanya itu, wartawan Republika dengan kesadarannya sendiri, membuat angle-angle tertentu
untuk menghidupkan parpol Islam di kancah perpolitikan Indonesia.
”
10
9
Hasil wawancara dengan Wartawan Politik Senior, Erdy Nasrul, pada 21 Februari 2016.
10
Hasil wawancara dengan Fakhruddin, Redaktur Pesta Demokrasi 2014 harian Republika pada 30 Januari 2016.
Republika dengan kesadaran sebagai media umat, membuat berita-berita dengan menyajikan hasil survei yang menyatakan elektabilitas
parpol Islam cukup tinggi jika mereka berkoalisi. Pembaca
akan mempercayai
suatu cerita
berdasarkan rasionalitas, terlihat dari konsistensi dan kebenaran sebuah cerita. Mengutip
pemikiran paradigma naratif dari Walter Fisher, bahwa manusia adalah makhluk pencerita. Wartawan adalah pencerita yang memberikan makna
berdasarkan hasil wawancara narasumber. Kebenaran suatu cerita dari wartawan didasarkan pada koherensi dan ketepatan.
Koherensi terdiri atas koherensi struktural, material, dan karakterologis. Koherensi struktural dapat dilihat dari rangkaian kalimat
yang digunakan wartawan pada suatu berita. Pertama, berita dengan judul Koalisi Parpol Islam Butuh Tokoh Pengikat. Pada berita tersebut, wartawan
menuliskan pendapat-pendapat dari narasumber yang saling membangun mendukung topik utama berita, perlunya tokoh yang dapat menyatukan
semua parpol Islam agar berkoalisi dan memiliki peluang untuk menguasai kursi pemerintahan.
Selanjutnya, berita berjudul Parpol Islam Perlu Figur. Setiap kalimat yang ditulis wartawan pada berita tersebut menjalin kesatuan cerita
yang teratur dan mendukung tema berita mengenai strategi yang dapat ditempuh parpol Islam untuk merebut suara masyarakat, salah satunya
dengan menghadirkan figur populer.
Kemudian, berita dengan judul Parpol Islam Berminat dengan PDIP memiliki koherensi struktural dengan memperhatikan paragraf-
paragraf yang ditulis wartawan. Pada berita ini, wartawan menyajikan pendapat dari tiga orang tokoh parpol Islam, PKB, PPP, dan PKS.
Ketiganya memiliki pandangan yang berbeda mengenai kemungkinan koalisi parpol Islam dengan parpol nasionalis. Wartawan lebih menekankan
berita tersebut pada peluang parpol Islam untuk berkoalisi dengan parpol nasional, dapat dilihat dari paragraf pembuka dan penutup yang berisikan
pendapat narasumber yang menghendaki adanya koalisi tersebut. Kemudian berita Elektabilitas Parpol Islam Mampu Usung
Capres. Pada berita ini, paragraf demi paragraf saling berkaitan dan mendukung tema tulisan, kemungkinan terjadinya koalisi parpol Islam yang
dapat mengusung capres dari kalangan sendiri. Terakhir, berita Saatnya Tetapkan Capres Islam. Inti yang
ditekankan wartawan pada berita ini adalah pandangan akan terbentuknya koalisi di antara parpol Islam yang kemudian mampu mengusung pasangan
capres dan cawapres dari kelompok parpol Islam. Pandangan ini didukung dengan pendapat-pendapat dari pengamat politik dan tokoh parpol yang
ditulis wartawan secara logis dan sistematis. Pada kelima berita tersebut koherensi struktural dapat terlihat
dari jalan cerita yang teratur yang mendukung tema. Wartawan Republika menyajikan berita dengan pendapat-pendapat narasumber yang berkaitan
satu sama lain dan mendukung gagasan utama. Secara garis besar, kelima berita yang diteliti memiliki tema sama, yaitu peluang parpol Islam
menguasai kursi pemerintahan pada Pemilu 2014 dengan strategi-strategi tertentu.
Koherensi material terlihat dalam cerita dari kelima berita yang diteliti. Kelimanya menjalin satu kesatuan cerita, yaitu kemampuan parpol
Islam melenggang pada Pemilu 2014 dengan strategi tertentu. Pembaca Republika diajak meyakini cerita dengan menyajikan hasil wawancara
narasumber yang dianggap kompeten, karakter yang ditampilkan dalam berita adalah orang yang dapat dipercaya untuk memberi komentar terkait
Pemilu 2014. Berita yang dimuat di Republika konsisten memberitakan kemampuan parpol Islam.
Koherensi karakterologis dapat dilihat dari karakter-karakter yang dihadirkan wartawan pada kelima berita yang diteliti. Narasumber
yang diwawancarai oleh wartawan adalah mereka yang bersih dan tidak terlibat masalah tertentu sehingga pembaca akan yakin dengan komentar
dan pendapat dari narasumber tersebut. Kebenaran suatu cerita dapat terlihat dari pernyataan-pernyataan
akurat mengenai realitas sosial. Sebuah cerita dinilai benar jika di dalamnya terdapat elemen-elemen yang mendukung suatu cerita, seperti elemen grafis
berupa hasil survei yang menunjukkan elektabilitas parpol Islam. Hasil survei dari lembaga yang dinilai kredibel akan mempengaruhi pembaca
untuk mempercayai kebenaran sebuah cerita. Wartawan menyajikan hasil survei untuk memperkuat berita yang ditampilkan.
Republika menghendaki keterlibatan agama dalam negara secara formal. Terlihat dari jawaban redaktur, bahwa Republika berharap parpol
Islam memenangkan pemilu 2014 dan mampu membawa aspirasi umat dan perubahan di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan pemberitaan-pemberitaan
positif yang secara aktif dimuat di Republika.