terhadap acara dakwah Kamis Qolbu maka penulis bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Respon dari segi pengetahuan kognitif, ialah respon yang
berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung
menjadi merasa jelas. atau terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipercayai, atau dipersepsi khalayak. Hal ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
b. Respon Perasaan Afektif, ialah respon yang berkaitan dengan perasaan, timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau
dibenci khalayak. Hal ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai. c. Respon konatif behavioral, ialah respon yang merujuk pada perilaku
nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
21
C. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama.
22
21
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h.219.
22
Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 485.
Selain itu banyak pula para tokoh yang mengemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat, diantaranya:
a. R. Linton: seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan social dengan
bats-batas tertentu.
b. S.R. Steinmetz: seorang ahli sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang
meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
c. Hasan Shadily: mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara
golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
23
Dari definisi-definisi masyarakat di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak b. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama
c. adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
2. Tipe-tipe Masyarakat
Dipandang dari sudut antropologi dan sosiologi pembagian masyarakat ada dua tipe yaitu masyarakat perkotaan dan pedesaan.
a. Masyarakat Perkotaan Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta cirri- ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Berikut ini
beberapa cirri yang menonjol dari masyarakat perkotaan:
23
Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Gunadarma, 1997, h.149-150.
1 Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2 Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
3 Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas yang nyata.
4 Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5 Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. 6 Jalan kehidupan yang cepat menyebabkan pentingnya factor waktu
bagi warga kota. 7 Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata dikota-kota,
sebab kota biasanya terbuka menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
24
b. Masyarakat Pedesaan
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Kemudian menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, soaial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat di situ suatu daerah dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagia berikut ini:
1 Mempunyai hubungan yang lebih dalam dan erat antar sesama warga bila dibandingkan dengan warga desa lain di luar batas-batas
wilayahnya. 2 Sistem
kehidupan umumnya
berkelompok dengan
dasar kekeluargaan Gemeinschaft atau paguyuban.
3 Sebagian besar hidup dari pertanian, pekerjaan selain itu merupakan pekerjaan sambilan part time yang biasanya sebagai
pengisi waktu luang. 4 Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian,
agama, adat istiadat, dan sebagainya.
25
c. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
24
Harwantiyoko dan Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar, h.146.
25
Ibid, h. 159-160
Mayarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai system jaringan hubungan yang kekal dan penting,
serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara
soal struktur sosial. Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut, dapat ditelusuri dalm hal pekerjaan atau mata pencaharian,
kepadatan penduduk, homogenitas dan heterogenitas, pelapisan social, dan nilai atau system nilainya.
1. Pekerjaan atau Mata Pencaharian