Subjek dan Objek Dakwah Subjek dakwah, bisa seorang atau sekelompok orang yang

kehidupan atau proses mencapai dewasanya manusia, selalu diikuti dengan upacara-upacara. Masih banyak nilai lainnya yang berbeda dengan masyarakat kota. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama dengan system nilai di desa. 27

D. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara bahasa dakwah berasal dari kata da’a – yad’u – du’aan – dakwah yang berarti mengundang, mengajak, atau menyeru. Secara terminologi dakwah berarti mengajak orang kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik hingga mereka meninggalkan taghut dan beriman kepada Allah, agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. 28 Jum’ah Amin Abdul Aziz dalam bukunya “Fikih Dakwah”, menuliskan pengertian dakwah adalah: a. An-nida artinya memanggil: da’a fulanun ila fulanah, artinya si fulan memanggil fulanah. b. Ad-du’a ila syar’i artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu. c. Ad-da’wat ila qadhiyat, artinya menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang hak atau yang bathil, yang positif maupun yang negatif. 29 Sedangkan menurut Wardi Bachtiar dalam Metode Penelitian Ilmu Dakwah menerangkan, pengertian dakwah adalah suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu al-Islam. Proses dakwah tersebut terdiri dari: a. Subjek dakwah da’i b. Materi dakwah, yaitu Islam c. Metode Dakwah d. Media dakwah e. Objek dakwah 30

2. Unsur-unsur Dakwah

A. Subjek dan Objek Dakwah Subjek dakwah, bisa seorang atau sekelompok orang yang

berorganisasi, bisa dikaji dari sudut pandang al-Islam. Subjek Dakwah 27 Ibid, h. 183 28 Jasiman, Syarah Tarbiyah, Solo: Auliya Press, 2005, h. 310. 29 Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2005, h. 24 30 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, h. 31. adalah pelaku dakwah itu sendiri yakni para juru dakwah Da’i, Ulama, Ustadz, Muballigh, Murabbi. Mereka adalah orang-orang yang berusaha melakukan serangkaian aktifitas yang metodologis Manhajji untuk merubah dari suatu harapan kondisi ketahapan kondisi berikutnya. Mereka adalah orang-orang yang: a. Mengubah kondisi kebodohan kepada pengertian yang jelas dan terang tentang Islam. b. Mengubah pengertian kepada pola pikir Fikroh c. Mengubah pola pikir kepada aktifitas Harokah d. Mengubah aktifitas kepada keberhasilan Natijah e. Mengubah keberhasilan kepada tujuan Ghoyah f. Mengubah tujuan menjadi keridhoan Allah SWT Mardhotillah. 31 Sesungguhnya yang dinamakan juru dakwah sejak wahyu pertama diturunkan adalah Nabi Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan oleh pengikutnya hingga kini yang tentunya mereka adalah orang-orang yang senantiasa istiqomah menyebarkan risalah ilahiyah di atas tuntunan al-Qur’an dan hadist nabi SAW. Mereka adalah warasatul anbiya pewaris para nabi yang tentunya memiliki banyak kelebihan. Di mana ia mampu: a. Mengibarkan panji Islam dalam menghadapi ajaran-ajaran non-Islam b. Mampu menjelaskan kepada umat manusia bahwa Islam sangat relevan bagi kehidupan c. Mampu mempersembahkan peradaban dan kemajuan d. Mampu menjelaskan bahwa agama Islam merupakan agama yang paling sesuai sebagai pengganti ajaran-ajaran lain yang ada. 32 Kemudian Objek dakwah disebut juga mad’u adalah isim maf’ul dari da’a, yang berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Objek dakwah adalah seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi orang- 31 Abu I’dad, Agenda Dakwah Langkah-langkah Dakwah Manhajji, Surakarta: al-Kowam, 1996, h. 9. 32 Musthafa a.r-Rafi’I, Potret Juru Dakwah, Jakarta: CV. Pustaka al-Kautsar, 2002, h.3. orang diluar Islam, baik atheis, penganut aliran kepercayaan, pemeluk agama-agama lain, semua adalah mad’u. Hal ini disebabkan karena misi kedatangan Islam adalah sebagai rahmat bagi alam semesta. Islam tidak akan terealisir sebagai rahmat bagi alam semesta apabila dakwah dibatasi hanya pada kalangan tertentu saja. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 107: . Artinya: “ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.

B. Metode Dakwah