16
3. Pengertian Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi adalah “Suatu yang diperoleh atau suatu prestasi, bukan suatu hak khusus atau suatu kebetulan yang baik dari sifat kebetulan yang
baik dari sifat turunan”
15
. Setiap orang mempunyai potensi untuk melakukan komunikasi yang efektif dan potensi ini dapat lebih baik dan memaksimalkan di
jelmakan dan dicapai. Dengan adanya efektivitas komunikasi, maka akan timbul perubahan-perubahan dalam kelakukan pihak penerima yang timbul sebagai hasil
transmisi suatu berita. Jadi apabila kita berbicara komunikasi yang efektif maka kita maksudnya adalah komunikasi yang bisa menimbulkan efek komunikasi
diantaranya: a. Perubahan dalam pengetahuan
b. Perubahan-perubahan dalam sikap pihak pertama. c. Perubahan-perubahan dalam kelakuan pihak pertama, misalnya datang
tepat pada waktunya.
Jadi yang dimaksud dengan efektivitas komunikasi atau komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan atau yang dikomunikasikan dan
cara mengkomunikasikannya itu berkualitas baik sehingga bisa ditanggkap dengan benar oleh yang menerimanya, yang menjurus pada penyelesaian tujuan
organisasi dan baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu panjang. Di sini diharapkan pihak yang menyampaikan pesan komunikator itu jelas, tidak terlalu
panjang dan disampaikan tepat pada waktunya, yaitu disaat akan menerima komunikan tertarik pada pesan itu.
4. Proses Komunikasi
Seperti yang telah diuraikan dalam definisi komunikasi, kiranya dapat disepakati bahwa komunikasi sebagai proses pertukaran pesan dengan hasil
kebersamaan dalam makna merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui suatu
proses yang di dalamnya merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
15
James G. Robbin Barbara S. Jones, Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Pedoman Jaya 1986, h. 6
17
Proses komunikasi pada hakekatnya proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan perasaan disadari. Sebaliknya komunikasi
akan gagal jika sewaktu-waktu dalam penyampaianmenyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi menurut Onong Uchjana dalam
bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik dibagi dua 2, yaitu “Proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.
1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu
menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
16
Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Bahasa tubuh memang dapat menterjemahkan pikiran
seseoranng sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jari-jemari, mengedipkan mata, atau menggerakan
anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja. Demikian isyarat dengan menggunakan alat seperti kentongan, beduk,
sirine dan lain-lain amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan komunikasi yang melebihi kiat, isyarat dan warna dalam hal kemampuan menterjemahkan
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori ..., h. 11
18
pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Gambar hanya dipakai dalam rambu-rambu lalu lintas.
2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang atau media pertama.
Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikasi sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telpon, teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi
17
. Pada umumnya kalau kita bicara dikalangan masyarakat , yang
dinamakan media komunikasi yaitu adalah media kedua sebagai mana diterangkan diatas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media
komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang syimbol beserta isi Content yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi
totalitas pesan amaessage, yang tampak tidak terdapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas
tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tidak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa
surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses
komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikasi. Surat kabar, radio, televisi, misalnya merupakan suatu media yang efesien dalam
mencapai komunikasi dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efesien karena, dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas
kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan saja jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara
disiarkan melalui radio atau televisi. Akan tetapi oleh para ahli komunikasi diakui bahwa efektif dan
efisiensi komunikasi bermedia hanya menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif, menurut mereka, yang efektif dan efesien dalam menyampaikan
17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori..., h. 16.
19
pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan Frame of refence komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangakan dalam
proses komunikasinya, umpan balik berlangsung seketika dalam arti kata komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu juga.
Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklafikasikan sebagai media masa massa
media dan media masa atau nonmassa non media massa. Dari pengertian komunikasi sebagai nama yang telah diutarakan di
atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicangkup, yang merupakan persyaratan terjadinya proses komunikasi. Dalam bahasa
komunikasi komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. Pesan
: Pernyataan yang didukung oleh lambang. Komunikan
: Orang yang menerima pesan. Media
: Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Dari lima unsur dasar komunikasi itu para ahli komunikasi banyak mengembangkan unsur-unsur dalam proses komunikasi, diantaranya Onong
Uchjana Effendy, mengembangkan unsur-unsur proses komunikasi menjadi sembilan unsur.
20
Sender Enconding
Massag
e
Media Decoding
Noise
Response Feedback
Receiver
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
1. Sender : Komunikasi yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang. 2. Encoding
: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang.
3. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 4. Media
: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan.
5. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses di mana
komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Response : Tanggapan seperangkat reaksi pada komunikan setelah
di terpa pesan. 8. Feedback
: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau di sampaikan
kepada komunikator. 9. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan
komunikator ke komunikan.
18
Tehnik berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan yang dilakukan seseorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,
keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya.
18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori…, h. 18.
21
Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu
pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklafikasikan menurut kadarnya yakni:
a. Dampak kognitif b. Dampak afektif
c. Dampak behavioral Dampak kognitif adalah yang ditimbulkan pada komunikan yang
menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualisasinya, disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran dari komunikan.
Dampak efektif lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak
hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Untuk contoh ketiga jenis dampak diatas dapat diambil dari berita, surat kabar, pernah sebuah surat kabar membuat berita yang dilengkapi foto mengenai
seseorang wanita yang menderita tumor yang menahun sehingga perutnya besar tidak terperikan. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya itu menarik
perhatian banyak pembaca, berita tersebut dapat menimbulkan berbagai jenis efek, jika seorang pembaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia
menjadi tahu, maka dampaknya hanya sekedar kognitif saja. Apabila ia merasa iba atas penderitaan perempuan yang hidup tidak berkecukupan itu, berita tersebut
menimbulkan dampak afektif. Tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu, kemudian pergi keredaksi surat kabar yang memberitakannya dan
menyerahkannya sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita, maka berita tadi menimbulkan dampak behavioral.
22
5. Bentuk-bentuk komunikasi Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi