Bentuk-bentuk komunikasi Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi

22

5. Bentuk-bentuk komunikasi Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi

komusikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal. Dalam organisasi formal, komunikasi diatur oleh hubungan yang diadakan berdasarkan struktur wewenang dan kekuasaan, pertanggung jawaban dan saluran-saluran organisasi lebih mengutamakan berdasarkan urutan kekuasaan. Tepatnya informasi mengurus dalam organisasi menurut pola-pola yang telah ditetapkan dan dibatasi. Pola-pola ditentukan berdasarkan peranan- peranan yang di tunjuk bagi setiap orang dan badan organisasi yang sementara itu memperlihatkan juga jalur-jalur wewenang, kekuasan, tanggung jawab dan menunjuk pula jaringan komunikasi formal. Dapat dikatakan bahwa komunikasi formal adalah komunikasi terbatas karena dalam bentuk ini komunikasi hanya dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan kepangkatan atau posisi atau jabatan masing-masing di dalam organisasinya. Jika seorang administrator pendidikan hendak bekerja dengan efektif hendaklah membangun sistem komunikasi formal yang baik. Struktur komunikasi harus menjamin bahwa informal dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas kesemua arah ditentukan baik ke atas, ke bawah dan ke samping. Saluran-saluran itu hendaknya dipahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan sesingkat mungkin. Hendaknya sedapat mungkin bagi semua anggota bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Komunikasi organisasi informal ialah “Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi.” 19 Sistem komunikasi formal selalu dilengkapi dengan jaringan komunikasi yang informal. Informal cenderung pada tujuan-tujuan pribadi dari pada tujuan- tujuan organisasi. Karena itu sistem informal mungkin sejalan dan mungkin tidak dengan sistem komunikasi formal. Keselarasan antara dua sistem tergantung pada betapa tujuan-tujuan organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap 19 Ig Wursanto, Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta: PT. Kanisus 1992, h. 38 23 para anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin sekali informaasi informal digunakan. Apabila tidak, komunikasi informal bisa menghalang halangi bahkan menggantikan informasi formal. Sistem informasi informal adalah sistem komunikasi yang paling menguntungkan. Sistem komunikasi informal dalam organisasi harus diakui kehadirannya dan sama pentingnya, yang kadang-kadang lebih efektif. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia tidak diperkecil, artinya dipandang sebagai gambaran yang diharapkan suatu organisasi. Sedangkan menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan “Komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut: 1 komunikasi ke dalam, yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal dilingkungan satu organisasi. 2 komunikasi ke luar, yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal dalam suatu organisasi dengan personal atau badan diluar organisasi tersebut”. 20 Kominikasi ke dalam terdiri dari beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut: 1. Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal yakni proses penyampaian informasi yang dilakukan antar pejabat yang tidak sama hirarki jabatannya dalam satu sub sistem, terdiri dari : a. Komunikasi ke bawah Yakni penyampaian informasi dari pejabatpersonal yang kedudukannnya lebih tinggi kepada pejabat yang kedudukannya lebih rendah. Komunikasi ini antara lain dilakukan dengan memberikan perintahintruksi, petunjuk- petunjuk, penjelasan-penjelasan, peringatan-peringatan dan keterangan- keterangan dalam rangka mewujudkan beban kerja suatu sub sistem dalam suatu organisasi. b. Komunikasi ke atas Yakni penyampaian informasi dari jabatanpersonal yang kedudukannya lebih rendah kepada pejabatpersonal yang kedudukannya lebih tinggi dalam satu sub sistem. Komunikasi ini antara lain dilakukan dalam bentuk 20 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, 1987, h. 48. 24 memberikan laporan, penyampaian pendapat dan saran-saran, idegagasan dan bahkan juga keluhan-keluhan. 2. Komunikasi Horizontal Yakni proses penyampaian dan permintaan informasi antar pejabatpersonal yang jabatannya setingkat dalam satu organisasi, yang dilakukan berupa rapat-rapat, diskusi, konsultasi dan lain-lain. 3. Komunikasi Diagonal Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Administarasi pendidikan mengemukakan bahwa komunikasi diagonal “yakni proses penyampaian dan permintaan informasi antar pejabatpersonal yang tidak sama tingkat jabatannya antar sub sistem yang berlainan dilingkungan organisasi”. 21

4. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Intensitas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMPN 106 Jakarta

0 4 81

Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMA hasanuddin lagoa Jakarta Utara

1 5 86

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG.

0 11 40

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Profesionalisme Guru.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Profesionalisme Guru.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL, MOTIVASI KERJA DAN HARAPAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA JAYAPURA SELATAN.

0 1 63

Hubungan antara kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri Surakarta bab I

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN PRESTASI KERJA GURU DI SMK PGRI 1 SENTOLO KULONPROGO.

0 0 177