Tembakau Kunyah TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Tembakau Kunyah

Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang di bentuk helaian panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan di konsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di mulut. Tidak seperti tembakau biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus di kunyah secara mekanis dengan gigi agar rasa dan nikotinya terasa. Mengunyah tembakau merupakan cara tertua untuk menikmati tembakau. Sejarah ini dapat dilacak ke suku Indian dan Benua Amerika. Pengguna tembakau kunyah keberadaan mereka umumnya bemukim di pedesaan. Kebiasaan mereka dalam membeli bahan baku masih di pasar tradisional. Karena pasar - pasar tradisional masih menyediakan kebutuhan konsumen yang masih aktif dalam mencari bahan tembakau dan perlengkapan lain. Dalam melakukan aktifitas mereka untuk melakukan proses pengunyahan masih ada bahan campuran seperti gambir, jambe, injet atau apu dan daun sirih serta bahan utama tembakau. Keunikan tersebut sampai sekarang masih bisa dirasakan Fuadi, 2009. Mengunyah tembakau merupakan salah satu cara tertua mengkonsumsi daun tembakau. Tembakau kunyah dikonsumsi dalam dua bentuk yakni melalui alur manis, atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis helai panjang tembakau dipadatkan menjadi bola, biasanya cara ini digunakan bersamaan dengan mengkonsumsi sirih. Ketika mengkonsumsi dalam bentuk irisan, jumlah kecil tembakau yang di iris ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, di mana tembakau yang telah diiris tersebut dipadatkan pada bibir bawah tersebut, sehingga sering bisa disebut pencelupan tembakau. Kedua metode tembakau kunyah tersebut Universitas Sumatera Utara merangsang kelenjar ludah, yang menyebabkan jumlah ludah menjadi bertambah Wikipedia, 2010. Namun, masih banyak yang belum memikirkan bahaya tembakau tanpa asap yang disebut tembakau kunyah. Orang tidak menyadari bahwa jenis tembakau kunyah memiliki efek yang sangat berbahaya karena kandungan nikotinnya yang sangat tinggi. Bahan berbahaya, juga dikenal sebagai karsinogen, yang ditemukan di tembakau menyebabkan penggunanya 400 persen peningkatan risiko terkena kanker kandung kemih dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan zat ini. Bahkan lebih mengganggu adalah berita bahwa faktor risiko yang terkait dengan tembakau kunyah akan tetap selama bertahun-tahun bahkan setelah pengguna benar- benar berhenti tembakau tanpa asap. Selain itu tembakau kunyah dapat menimbulkan penyakit merugikan yang mempengaruhi bibir, lidah, tenggorokan dan perut dalam bentuk kanker Holly, 2010. Efek yang berbahaya tersebut ditimbulkan karena kandungan yang ada dalam tembakau yang dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu tembakau kunyah maupun tembakau yang terdapat dalam rokok. Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan menyebabkan kanker. Perbedaan terletak pada efek yang ditimbulkan pada Menghisap tembakau menghasilkan efek nikotin pada susunan saraf pusat SSP Universitas Sumatera Utara dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada susunan saraf pusat SSP dialami dalam waktu 3-5 menitIlham, 2008.

2.3. Kandungan Zat Kimia Tembakau