Karakteristik Ibu Tunggal yang Sukses

40 beban ibu akan semakin berat sebagai ibu tunggal. Beberapa ibu tunggal menyelesaikan masalah ini dengan koneksi kepada teman-temannya Knox Schact, 2010 d. Kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seksual Beberapa ibu tunggal yang memiliki pacar, memandang peran pengasuhan menganggu hubungan seksual. Hal ini akan menyulitkan mereka dalam memenuhi kebutuhan seksual mereka karena ketiadaan pasangan. Di Amerika Serikat, ibu tunggal yang memiliki pacar memiliki kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seksual, mereka takut anak mereka akan mengetahuinya dan merasa frustasi jika harus berkencan meninggalkan anak untuk memenuhi kebutuhan seksualnya Knox Schact, 2010. e. Ketiadaan peran Ayah Konsekuensi lain dari anak-anak dengan ibu tunggal adalah mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hubungan emosional yang suportif dengan ayah mereka Knox Schact, 2010. Ketiadaan ayah ini membuat ibu harus menggantikan peran ayah bagi anak-anak.

4. Karakteristik Ibu Tunggal yang Sukses

Berdasarkan wawancara dengan ibu tunggal yang sukses ditemukan beberapa tema dalam hidup merekaOlsen Haynes, 1993 dalam : 41 a. Penerimaan dari tanggung jawab dan tantangan sebagai ibu tunggal Ibu tunggal yang sukses melihat diri mereka menjadi orang yang paling bertanggung jawab kepada keluarga. Mereka menetapkan diri untuk melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan b. Pengasuhan menjadi prioritas utama Dalam menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan, pengasuhan menjadi hal yang terutama. Hubungan yang romantic diseimbangkan dengan keutuhan keluarga c. Konsisten dalam disiplin Ibu tunggal yang sukses yang menyadari perkembangan anak membutuhkan disiplin. Mereka mengadopsi gaya otoritatif dalam disiplin dan menolong mereka dalam mengembangkan kemandirian. d. Menekankan pada komunikasi terbuka Mereka menghargai dan mendukung anak-anak untuk mengeluarkan perasaan dan ide-ide. Orangtua juga menunjukkan perasaan mereka kepada anak e. Mendukung individualitas dalam keluarga Anak-anak didukung untuk mengembangkan tujuan dan minat mereka, perbedaan diharga di keluarga tersebut f. Menghargai kebutuhan merawat diri Ibu tunggal meyadari bahwa mereka membutuhkan untuk diri mereka. Mereka menjaga kebebasan diri yang mereka capai melalui aktivitas lain seperti music, menaro, membaca dan lain-lain. 42 g. Dedikasi kepada ritual dan tradisi Ibu tunggal sukses menjaga dan mengembangkan ritual-ritual dalam keluatga seperti membacakan cerita pada anak, doa keluarga atau meditasi, duduk bersama selama makan malam minimal semunggu sekali, piknik pada hari minggu, mengunjungi nenek atau menonton televisi bersama.

D. Pengaruh Social Support terhadap Resiliensi Ibu Tunggal

Hastuti 2008 menyatakan pengasuhan dilakukan untuk memenuhi aspek fisik dan non-fisik pada anak agar anak bisa hidup dengan mandiri di masa yang akan datang. Pengasuhan mencakup pengasuhan makan, pengasuhan hidup sehat, pengasuhan akademik, pengasuhan sosial emosi, serta pengasuhan moral dan disiplin. Pengasuhan umumnya dilakukan oleh ayah dan ibu sesuai dengan perannya masing-masing. Akan tetapi beberapa kejadian seperti perceraian dan kematian suami bisa membuat Ibu melakukan pengasuhan tunggal. Pada saat itu, Ibu yang menjalani pengasuhan tunggal bukan hanya menangani masalah rumah tangga tetapi juga coping terhadap perpisahan. Degenova 2008 mengungkapkan kondisi pengasuhan tunggal kerap membuat ibu tunggal mengalami tekanan yang besar, sebagian besar ibu tunggal akan mengalami kemarahan, kehilangan, kegagalan, self esteem yang rendah, kurang percaya diri, dan kesepian. James Lynch dalam Sarafino 2006 menyatakan sendirian atau patah hati adalah faktor resiko untuk penyakit jantung karena orang yang ditinggal kematian, perceraian dan tidak pernah menikah memiliki angka kematian yang tinggi dibanding pasangan menikah. Penelitian lain tentang Gambaran kesepian pada ibu tunggal yang dilakukan oleh Sinaga