Identifikasi Variabebel Penelitian Metode Analisa Data

48

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif regresi. Menurut Bordens 2005 dalam studi regresi, ketertarikan utama peneliti adalah untuk melihat pengaruh variabel satu bebas terhadap variabel tergantungng berkaitan dan bagaimana arah, kekuatan, serta bentuk dari pengaruh tersebut

A. Identifikasi Variabebel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah: 1. Variabel independen yang terdiri dari: a. Esteememotional support b. Informational support c. Instrumental support d. Companionship support 2. Variabel dependen yaitu : Resiliensi

B. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Resiliensi

Resiliensi menunjukkan kapasitas individu yang memampukan individu beradaptasi dan mengatasi masa kesukaran atau trauma kehidupan, kemampuan ini bahkan membuat individu mengalami pencapaian-pencapaian kehidupan. Resiliensi pada partisipan penelitian akan diukur melalui skala Resiliensi Reivich dan Shatte. Skala ini melihat resiliensi individu berdasarkan 7 faktor yaitu: 49 regulasi emosi, impulse control, optimism, causal analysis, empati, efikasi diri dan reaching out.Ketujuh faktor yang membentuk resiliensi akan dinilai sebagai satu kesatuan dan secara keseluruhan sehingga membentuk skor resiliensi. Individu yang memiliki skor tinggi akan memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Sementara individu yang memiliki skor rendah akan memiliki kemampuan adaptasi yang rendah.

2. Social Support

Dukungan sosial adalah evaluasi subjektif mengenai bentuk pertolongan yang diberikan oleh orang terdekat. Dukungan sosial ini dibagi ke dalam 4 tipe, yaitu: a. Emotional or esteem support Dukungan sosial ini menyangkut adanya empati, perhatian, kepedulian, berpandangan positif, dan memberikan dorongan atau semangat terhadap seseorang. Orang yang memiliki skor tinggi akan merasakan adanya perhatian dan kepedulian dari orang sekitarnya sehingga dia merasa berarti bagi orang sekitarnya. Sementara orang yang memiliki skor rendah akan merasa orang disekitarnya tidak memperhatikan dan peduli kepadanya. b. Tangible or instrumental support Dukungan sosial ini melibatkan bantuan langsung, misalnya memberi atau meminjamkan uang kepada seseorang. Orang yang memiliki skor tinggi akan menilai bantuan dari orang di sekitarnya baik materi dan bantuan langsung yang bermanfaat bagi mereka. Sementara oarang yang memiliki skor rendah menilai tidak mendapatkan bantuan langsung maupun materi dari orang terdekatnya 50 c. Informational support Dukungan sosial ini meliputi pemberian nasehat, pengarahan, saran atau feedback mengenai apa yang sedang dilakukan seseorang. Orang yang memiliki skor tinggi menilai mendapatkan bantuan-bantuan dari orang sekitarnya berupa nasehat-nasehat, arahan dan saran pada saat individu tersebut membutuhkannya. Sementara orang yang memiliki skor rendah menilai tidak mendapatkan bantuan dari orang sekitarnya baik berupa nasehat, arahan dan saran pada saat individu tersebut membutuhkan d. Companionship support Dukungan sosial ini mengacu kepada dengan keberadaan seseorang untuk menghabiskan waktu bersama orang lain, dengan demikian memberikan perasaan keanggotaan di dalam kelompok yang berbagi minat dan aktivitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi menilai bahwa dirinya memiliki orang-orang terdekatnya untuk menghabiskan waktu bersama. Sementara orang yang memiliki skor rendah menilai bahwa individu tersebut tidak memilki orang terdekat untuk menghabiskan waktu bersama seperti hobi.

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel Populasi menurut Sugiarto dkk. 2003 adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Populasi penelitian ini adalah ibu tunggal dengan karakteristik terentu. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut: 51 1. Wanita yang berceraikehilangan suamitidak memiliki suami memiliki anak minimal satu. Dipilih untuk penelitian ini sesuai dengan statusnya untuk melihat perannya sebagai orangtua karena bercerai maupun kehilangan suami, hal ini bertujuan untuk melihat perannya sebagai orangtua. Berbeda dengan wanita yang bercerai atau kehilangan suami tanpa pasangan 2. Minimal menjadi ibu tunggal selama satu tahun. Masa satu tahun awal merupakan masa dukacita bagi individu yang dikarenakan kematian suami sehingga dianggap normal apabila pada saat itu individu belum resilien dan masih dalam dukacita. Mengingat keterbatasan peneliti dalam menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti akan memilih subjek penelitian yang dapat mewakili populasi. Menurut sugirarto dkk. 2003 sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prsedur tertentu sehingga dapat mewakili sampel. Sampel dari penelitian ini adalah ibu tunggal sesuai dengan kriteria populasi yang tertera di atas. .

3. Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah sampel

Adapun tehnik yang digunakan dalam penarikan sampel penelitian ini adalah tehnik nonprobabilita yaitu tehnik penarikan sampel aksidental. Menurut Prasetyo Jannal 2003, tehnik penarikan nonprobabilita adalah suatu tehnik penarikan sampel yang mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama, tehnik ini digunakan apabila peneliti tidak memiliki 52 kerangka sampel yang memadai. Tehnik aksidental dipilih berdasarkan kemudahan covenience, sampel dapat terpilih karena berada apada waktu, situasi dan tempat yang tepat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adaah 60 orang. Kumar 2000 menyatakan jumlah sampel tergantung pada level mana kepercayaan yang kamu inginkan pada hasil tes, derajat keakuratan populasi yang diharapkan dan estimasi variasi atau standar deviasi pada populasi. Semakin besar sampel semakin akurat estimasinya tetapi biaya penelitian juga menentukan sampel tes. Azwar 2008 menyatakan menurut statistik tradisional sampel 60 sudah cukup banyak. Inilah alasan peneliti mengambil sampel 60 orang.

D. InstrumenAlat Ukur yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode self-reports. Menurut Hadi 2000 metode self-reports berasumsi bahwa: a. Partisipan adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. b. Apa yang dinyatakan partisipan kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Interpretasi partisipan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Variabel dari resiliensi dan dukungan sosial akan diukur melalui skala psikologi. Penggunaan metode skala membuat data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologi yang dapat diungkapkan secara tidak langsung, melalui indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem pernyataan Azwar, 2000. Selain menggunakan skala, partisipan juga diminta untuk menjawab sejumlah 53 pertanyaan yang akan memberikan informasi demografis seperti usia, jumlah anak, lama menjadi ibu tunggal dan pekerjaan.

1. Alat Ukur Resiliensi

Variabel Resiliensi diukur menggunakan alat ukur Resiliensi yang dibuat oleh Reivich dan Shatte2002. Peneliti menerjemahkan skala ini ke dalam Bahasa Indonesia. Berikut blue print dari skala tersebut: FAKTOR NOMOR AITEM BOBOT JUMLAH AITEM FAV UNFAV Regulation Emotion 13,25,25,26,56 2,7,23,31 14,28 8 Impulse Control 4,15, 42, 47 11,6,8,55 14,28 8 Optimism 18,27,32,53 3,33,39,43 14,28 8 Causal Analysis 12,19,21,48 1,41,44,52 14,28 8 Emphaty 10,3,37,46 24,30,50,54 14,28 8 Self Efficacy 5, 28, 29,49 9,17,20,22 14,28 8 Reaching Out 6, 8, 14, 40 16,35,45,41 14,28 8 Tabel 1. Blue print Skala Resiliensi Sebelum Uji Coba Penyusunan skala resiliensidibuat dalam bentuk skala likert. Untuk masing-masing aitem, pilihan jawaban bergerak dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pada aitem favorable, semakin tinggi skor partisipan pada masing- masing aspek berkontribusi pada semakin tingginya tingkat resiliensinya. Sebaliknya semakin rendah skor pada masing-masing aspek akan berkontribusi pada semakin rendahnya tingkat resiliensi individu tersebut. Hal ini berlaku kebalikannya pada aitem-aitem unfavorable. 54

2. Alat UkurSocial Support

Skala social supprtmengukur 4 bentuk dukungan sosial. Pembuatan skala ini mengacu pada teori tipe dukungan sosial yag dikemukakan oleh Sarafino 2008 yang berisi 27 aitem. Berikut blue print dari Skala Dukungan Sosial: Tabel 2. Blue print Skala Social support Sebelum Uji Coba Bentuk Dukungan Sosial NOMOR AITEM BOBOT JUMLAH AITEM FAV UNFAV Esteememostional support 1,6,7,15 5,8,20,23 25 8 Informational support 2,10,14,26 9,27 25 6 Instrumental support 11,12,19 17,21,22 25 6 Companionship support 3,16,24,25 4,13,18 25 7 Penyusunan skala Social support dibuat dalam bentuk skala likert. Untuk masing-masing aitem, pilihan jawaban bergerak dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pada aitem favorable, semakin tinggi skor partisipan pada masing- masing aspek berkontribusi pada semakin tingginya bentuk Social support. Sebaliknya semakin rendah skor pada masing-masing aspek akan berkontribusi pada semakin rendahnya bentuk Social support yang diterima individu tersebut. Hal ini berlaku kebalikannya pada aitem-aitem unfavorable.

E. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Menurut Suryabrata 2008 uji coba merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen karena dari uji coba inilah diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang dikembangkan. Syarat utama uji coba alat ukur adalah bahwa karakteristik subjek uji coba harus sama dengan karakteristik subjek penelitian. Tujuan pelaksanaan uji coba menurut Azwar 2009 adalah: 55 a. Untuk melihat apakah pernyataan setiap aitem dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh responden. b. Untuk melihat apakah alat ukur mampu mengungkap hal yang hendak diukur dengan baik. Uji coba alat ukur meliputi uji validitas, uji daya beda aitem, dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Menurut Surybrata 2000 Validitas isi tes menunjuk kepada sejauh mana alat tes, yang merupakan seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksud. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat profesinal dalam telaah soal. Dalam penelitian ini pendapat profesional adalah dosen pembimbing penelitian yang melihat apakah soal yang dikembangkan representatif bagi apa yang dimaksudkan dan ahli bahasa yang melihat terjemahan soal yang diadaptasi oleh peneliti.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2007. Komputasi korelasi antara distribusi skor skala diperlukan untuk menguji daya diskriminasi aitem. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total rix yang disebut parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem 56 berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix 0,20. Daya pembeda aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,20 pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix 0,20 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2004. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan batasan rix 0,20.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Konsep reliabilitas mengacu pada apakah suatu instrumen dapat diinterpretasi secara konsisten dan dapat dipercaya pada situasi yang berbeda-beda Field, 2009. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor error kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama Azwar, 2007. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2009. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas memiliki rentang angka dari 0 hingga 1, dimana semakin mendekati angka 1, maka reliabilitas yang ditunjukkan akan semakin tinggi. 57

G. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Hasil Uji Coba Alat Ukur Resiliensi

Dari 56 aitem yang diujicobakan, diperoleh 29 aitem yang memenuhi kriteria. Reliabilitas skala resiliensi ditemukan sebesar 0,812 setelah uji coba dan aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah dihilangkan. Daftar Aitem skala yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Hasil Uji Daya Beda Aitem Resiliensi FAKTOR NOMOR AITEM JUMLAH AITEM DAYA DISKRIMINASI FAV UNFAV Regulation Emotion 13 ,25,26,56 2 ,7,23,31 8 0,088-0,475 Impulse Control 4 ,15, 42, 47 11 ,36,38,55 8 0,022-0,457 Optimism 18,27,32,53 3,33,39,43 8 0,002-0,408 Causal Analysis 12 ,19,21,48 1,41,44,52 8 0,047-0,404 Emphaty 10,37,46,34 24 ,30,50,54 8 0,025-0,360 Self Efficacy 5, 28, 29,49 9,17,20,22 8 0,038-0,488 Reaching Out 6 , 8, 14, 40 16 ,35,45,51 8 0,155-0,449 Setelah diseleksi berdasarkan hasil uji coba, aitem-aitem pada skala Resiliensidinomori ulang untuk pengambilan data yang sesungguhnya. Adapun blueprint skala Resiliensi sesudah uji coba adalah sebagai berikut: Tabel 4. Blueprint Skala Resiliensi Setelah Uji Coba FAKTOR NOMOR AITEM JUMLAH AITEM DAYA DISKRIMINASI FAV UNFAV Regulation Emotion 7 ,13,29 1 ,15 5 0,361-0,487 Impulse Control 2 ,21 5 ,18 4 0,264-0,520 Optimism 27 16 ,22 3 0,203-0,271 Causal Analysis 6, 25 20,23 4 0,237-0,406 Emphaty 17 12 ,28 3 0,221- 0,376 Self Efficacy 14 ,26 10,11, 4 0,237-0,507 Reaching Out 3 ,4,8,19 9 ,24 6 0,201-0,417 58

2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Social Support

Jumlah aitem yang diujicobakan untuk alat ukur ini adalah 27 butir yang terbagi atas 4 aitem untuk mengukur esteememotional support, 4 aitem untuk mengukur informational support, 4 aitem untuk mengukur instrumental support dan 4 butir untuk mengukur companionship support. Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 27 aitem, 3 aitem gugur. Adapun reliabilitas untuk untuk mengukur skala adalah 0,870 setelah uji coba dan aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah dihilangkan. Tabel 5. Hasil Uji Daya Beda Aitem Social support BENTUK DUKUNGAN SOSIAL NOMOR AITEM JUMLAH AITEM DAYA DISKRIMINASI FAV UNFAV Esteememotional support 1,6,7,15 5,8,20,23 8 0,094-0,470 Informational support 2,10,14,26 9,27 6 0,315-0,527 Instrumental support 11,12,19 17,21,22 6 0,188-0,576 Companionship support 3,16,24,25 4,13,18 7 0,096-0,628 Blue print skala social supportsebelum dan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6. Blueprint Skala Social supportSetelah Uji Coba BENTUK DUKUNGAN SOSIAL NOMOR AITEM JUMLAH AITEM DAYA DISKRIMINAS I FAV UNFAV Esteememotiona l support 5,6,13 4,7,17,20 7 0,215-0,661 Informational support 1,9,12,23 8,24 6 0,327-0,525 Instrumental support 10,11 15,18,19 5 0,344-0,561 Companionship 2,14,21,22 3,16 6 0,319-0,628 59 support H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan untuk melakukan penelitian ini meliputi: a. Survei awal Peneliti mencari informasi awal untuk mendapatkan gambaran tentang fenomena Ibu Tunggal. Survei awal ini dilakukan dengan membaca jurnal ilmiah, artikel, forum diskusi, serta berita di media massa mengenai kondisi Ibu Tunggal. Hasil survei ini digunakan untuk membangun landasan berpikir yang mendasari penelitian ini. b. Pencarian referensi Peneliti melakukan studi literatur untuk mengkaji teori-teori mengenai social support, resiliensi, dan Ibu Tunggal. Dalam studi ini, peneliti menemukan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengungkap Resiliensiyakni skala Resiliensimilik Reivich dan Shatte. c. Pembuatan alat ukur Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur berupa skala Resiliensi yang diadaptasi dari Skala Resiliensi Reivich dan Shatte dan skala social support yang dikonstruksikan dari bentuk-bentuk social support dari Sarafino 2008 dengan melakukan beberapa penambahan aitem. Alat ukur social supportyang belum diuji coba terdiri dari 27 aitem yang dibagi 4 aitem untuk mengukur esteememotional 60 support, 4 aitem untuk mengukur informational support, 4 aitem untuk mengukur instrumental support dan 4 butir untuk mengukur companionship support. Sementara itu, alat ukur Resiliensiyang belum diuji coba terdiri dari 56 aitem, masing-masing 7 aitem untuk setiap aspek. d. Uji Coba Alat Ukur Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala diuji validitasnya berdasarkan professional judgement. Setelah teruji validitasnya, kedua alat ukur dijicobakan kepada 100 orang pada tanggal 14Agustus – 14 September 2014. Uji coba ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung dan kuesioner online melalui media sosial e. Revisi Alat Ukur Setelah melakukan uji coba, validitas dan reliabilitas alat ukur maka diperoleh item-aitem yang valid dan reliabel yang kemudian disajikan dalam alat ukur penelitian. Aitem-aitem tersebut kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet dengan menggabungkan kedua skala dan dicetak serta dibuat dalam versi online.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan alat ukur penelitian kepada Ibu Tunggal yang memenuhi karakteristik sampel dan memperhatikan proporsi keterwakilan. Penyebaran alat ukur dilakukan dengan menjumpai langsung subjek penelitian dan dengan menyebarkan kuesioner versi online melalui media sosial. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 24 September – 24Oktober 2014. 61

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data, peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan data yang telah terkumpul, diantaranya: a. Mengecek kembali data yang telah terkumpul, termasuk menyesuaikan data dengan karakteristik subjek yang telah ditetapkan peneliti b. Memberi nomor urut subjek c. Menskoring jawaban subjek terhadap alat ukur d. Jawaban subjek yang telah diskoring kemudian ditabulasi, memasukkannya ke SPSS dan melakukan pengolahan data dengan bantuan SPSS version 17.0 for windows

I. Uji Asumsi

Sebelum analisa data dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk melihat apakah data penelitian memenuhi kriteria untuk dikenai uji selanjutnya dalam rangka pengujian hipotesis. Pada penelitian ini, uji asumsi yang dilakukan berupa uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi penyebaran data dalam penelitian pada setiap variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan metode statistika One Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan bantuan SPPS 17.0 for Windows. Menurut Field 2009, jika nilai signifikan 0,05 menunjukan bahwa sebaran data adalah normal. 62

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada variabel virtue berhubungan secara linear atau nonlinear dengan data pada variabel kepuasan hidup. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan prosedur ANOVA dengan bantuan SPPS 17.0 for Windows. Kaidah yang digunakan yakni dengan memperhatikan nilai signifikansi pada Linearity dan Deviation From Linearity. Jika nilai hasil analisis pada Sig Linearity 0,05 dan nilai Sig pada Deviation From Linearity nilainya 0,05 maka dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut merupakan hubungan yang linear.

3. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi tentang multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan lainnya. Istilah multikolinearitas mengacu pada adanya hubungan linear yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Maka, syarat uji regresi akan terpenuhi bila tidak terjadi multikolinearitas Sudarmanto, 2013. Salah satu cara dari beberapa cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan atau melihat tool uji yang disebut Variance Inflation Factor VIF. Menurut Algifari dalam Wibowo 2012 jika nilai VIF kurang dari 10, itu menunjukkan model tidak terdapat gejala 63 multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel bebas Wibowo, 2012.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitasdigunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.Suatu model dikatakan memiliki problem heteroskedastisitas jika terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. Gejala ini dapat pula diartikan bahwa dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada pengamatan model regresi tersebut. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser. Metode Glejser dilakukan dengan cara mengkorelasikan nilai absolute residualnya dengan masing-masing variabel independen. Jika hasil nilai probabilitasnya memiliki nilai signifikansi nilai alpha 0.05, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas Wibowo, 2012.

J. Metode Analisa Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan model stepwise untuk memprediksi variabel apa saja yang berkontribusi signifikan terhadap nilai resiliensi. Uji regresi dapat dilakukan bila asumsi normalitas dan linearitas terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi variabel-variabel yang menjadi prediktor resiliensi yang dibutuhkan ibu tunggal untuk menghadapi kesukaran hidup. Variabel bebas yang dibahas adalah social support yang terdiri dari esteememotional support, instrumental support, informational support dan companionship support. Untuk menentukan variabel mana yang berpengaruh secara signifikan dan seberapa 64 besar pengaruhnya, peneliti akan melakukan analisa data menggunakan analisa regresi stepwise yang merupakan gabungan dari metode regresi forward dan backward. Pertama-tama, variabel yang terlebih dahulu diuji adalah variabel yang korelasinya tertinggi dan significant dengan variabel dependent, variabel kedua adalah variabel yang korelasi parsialnya tertinggi dan masih significant. Setelah variabel tertentu masuk ke dalam model maka variabel lain yang ada di dalam model dievaluasi, jika ada variabel yang tidak significant maka variabel tersebut dikeluarkan. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan one-sample t tes. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai partisipan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok partisipan yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis Azwar, 2009. Analisis one-sample t-test bertujuan untuk menguji apakah nilai satu variabel berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel Azwar, 2009. 65

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian, analisa data, dan pembahasan sesuai data yang diperoleh. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang tidak memiliki pasangan dan sedang mengasuh anak sendirian. Total subjek penelitian ini adalah 61 orang. Gambaran subjek penelitian dijabarkan berdasarkan usia, pekerjaan, jumlah anak, lama menjadi ibu tunggal, penyebab menjadi ibu tunggal dan anggota keluarga yang tinggal bersama subjek.

1. Gambaran subjek berdasarkan penyebab menjadi ibu tunggal

Berdasarkan penyebab responden menjadi ibu tunggal, didapat data sebagai berikut ini Tabel 7. Gambaran Penyebab Menjadi Ibu Tunggal Penyebab Menjadi Ibu Tunggal Jumlah Resonden Presentase Kematian Pasangan 37 61 Perceraian 21 35 hamil diluar nikah 2 4 Dari tabel dan Grafik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab subjek menjadi ibu tunggal adalah kematian pasangan yaitu sebanyak37 orang61 dan diikuti dikarenakan perceraian sebanyak 21 orang35. Sementara pilihan hidup dan hamil diluar nikah memiliki presentase kecil yaitu masing-masing 2 sebanyak 2 orang.