Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah

2.3 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah

Arah kebijakan ekonomi daerah secara makro diselaraskan dengan kondisi perekonomian nasional, regional dan global. Dampak dari merosotnya kinerja perekonomian yang sifatnya multidimensional, merupakan pertimbangan penting dalam merumuskan arah kebijakan ekonomi daerah, sehingga kapasitas produksi masyarakat mampu memberikan dukungan terhadap kinerja perekonomian daerah yang berdaya saing. Beberapa kebijakan pusat terkait dengan pengurangan beban perekonomian nasional seperti : pengurangan subsidi BBM, peningkatan tarif dasar listrik, dsb diperkirakan akan sangat berdampak terhadap kinerja perekonomian daerah dan kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Untuk itu dibutuhkan sejumlah kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang mampu memberi perlindungan terhadap sumber daya ekonomi masyarakat, sehingga potensi penduduk yang rentan jatuh di bawah garis kemiskinan dapat lebih ditekan. 66 Kinerja perekonomian daerah Kota Gunungsitoli Tahun 2012 secara umum sangat dipengaruhi kecenderungan yang terjadi terhadap kondisi perekonomian secara nasional, regional bahkan global. Pertumbuhan ekonomi Kota Gunungsitoli tahun 2012 sebesar 6,28 mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 6,49 . Untuk tahun 2013 diproyeksikan akan mengalami pertumbuahn positif sebesar 6,30 . Pada tahun 2012 inflasi tahunan Kota Gunungsitoli teratat sebesar 4,73 , lebih besar dari angka inflasi Provinsi 66 Badan Perenanaan Pembangunan Daerah, Op.Cit., hal 46. Sumatera Utara yang sebesar 3,81 dan Nasional sebesar 4,35 . Untuk tahun 2013 diproyeksikan sebesar 4,15 . 67 1. Pendapatan Asli Daerah PAD Arah kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kota Gunungsitoli Tahun Anggaran 2014 berdasarkan kewenangan, struktur pendapatan daerah dan asal sumber penerimaannya dibagi berdasarkan 3 kelompok yaitu : Target pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi, dan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi terhadap masing-masing jenis penerimaan, obyek penerimaan serta rincian obyek. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah serta lain- lain pendapatan yang sah terus ditigkatkan sesuai dengan potensi pungutan yang dimiliki. 68 2. Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. 69 67 Loc Cit., hal 47. 68 Ibid., 69 Ibid., hal 48. 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah Perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Tahun Anggaran 2014, direncanakan akan diperoleh melalui Dana Bagi Hasil dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya, yang nilainya diproyeksikan sama seperti Tahun Anggaran 2013. 70 Sementara arah kebijakan belanja daerah Kota Gunungsitoli untuk tahun anggaran 2014, pada hakekatnya berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada optimalisasi pencapaian hasil berdasarkan input yang direncanakan. Belanja daerah tahun 2014 akan dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah, meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. 71 Arah keijakan daerah terdiri dari arah kebijakan lansung dan tidak lansung. Arah kebijakan tidak lansung daerah Kota Gunungsitoli tahun anggaran 2014 sebagai berikut : 72 Pemenuhan pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama, seperti : gaji, tunjangan, dsb, Pemberian bantuan hibah secara selektif sebagaimana mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 73 Termasuk di dalamnya Pemberian bantuan sosial kepada organisasi atau kelompok masyarakat yang memenuhi persyaratan dan kriteria sebagaimana diatur 70 Loc Cit., 71 Ibid., hal 49. 72 Ibid., hal 50. 73 Ibid., dalam ketntuan peraturan perundang-undangan, Pemberian bantuan keuangan kepada pemerintahan desakelurahan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah daerah kepada desakelurahan, Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan kepada PNS aparatur pemerintah daerha secara proporsional menurut kemampuan keuangan daerah, Pengalokasian dana untuk kegiatan tidak terduga, untuk mengantisipasi hal-hal yang sifatnya insidentil dan mendesak serta belum dianggarkan dalam pos belanja lainnya. 74 Sementara arah kebijakan belanja langsung daerah untuk Tahun anggaran 2014 disusun dengan mempertimbangankan hal-hal sebagai berikut : 75 Pemenuhan kebutuhan pembiayaan urusan wajib dan urusan pilihan, berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, Pemenuhan kebutuhan pembiayaan prioritas pembangunan daerah berdasarkan rencana kerja pembangunan daerah, Belanja langsung dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib diarahkan utnuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum. 76 Belanja langsung diprioritaskan untuk memberikan kecukupan terlebih dahulu terhadap kebutuhan belanja yang bersifat fixed cost., Menyediakan dana pendamping untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, Alokasi belanja program 74 Loc Cit., 75 Ibid., hal 50-51 76 Ibid., hal 51 pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan azas keadilan dan proporsionalitas sesuai dengan tingkat urgentnya kebutuhan suatu pembangunan, Proyeksi alokasi belanja langsung untuk setiap program dan kegiatan pembangunan dilakukan melalui prinsip rasionalitas anggaran, Memberikan dukungan yang memadai untuk kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan, Proyeksi alokasi belanja langsung untuk setiap program dan kegiatan pembangunan dilakukan melalui prinsip rasionalitas anggaran serta Proyeksi alokasi belanja langsung untuk setiap program dan kegiatan pembangunan dilakukan melalui prinsip rasionalitas anggaran. 77 No. Tabel 2.6 Target Belanja Daerah Kota Gunungsitoli yang Terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Uraian Realisasi 2012 Target APBD 2013 Proyeksi Tahun 2014 1. Belanja Tidak Langsung 189.626.842.188 206.356.876.277 206.356.876.277 a. Belanja Pegawai 180.394.782.883 193.149.276.277 193.149.276.277 b. Belanja Subsidi c. Belanja Hibah 2.838.415.000 2.475.000.000 2.475.000.000 d. Belanja Bantuan Sosial 434.648.005,00 2.525.000.000 2.525.000.000 e. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi KabupatenKota dan PEmerintah Desa 5.344.400.000 6.207.600.000 6.207.600.000 f. Belanja Tidak Terduga 614.596.300 2.000.000.000 2.000.000.000 2. Belanja Langsung 217.346.076.266 245.013.167.310 245.013.167.310 a. Belanja Pegawai 14.140.758.544 18.099.155.000 b. Belanja Barang dan Jasa 53.496.506.260 75.801.542.099 77 c. Belanja Modal 149.708.811.462 151.112.470.211 Total Belanja 406.972.918.454 432.645.344.627 432.645.344.627 Sumber: RKPD Kota Gunungsitoli Tahun 2014, hal 51. Selain itu juga terdapat arah kebijakan pembiayaan daerah. Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semain meningkat. 78 Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah Kota Gunungsitoli Tahun Anggaran 2014 adalah : 79 Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggara sebelumnya SILPA , baik dari sisi pendapatan maupun dari efisiensi belanja dan Membuka kemungkinan alternatif sumber lain penerimaan pembiayaan yang dapat dikembangkan, seperti pinjaman daerah dan alternatif lain sesuai ketentuan yang berlaku. 80 No. Maka perbandingan besar anggaran penerimaan dan pengeluaran Kota Gunungsitoli tahun 2012 dan 2013 sekaligus proyeksi tahun 2014 dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.7 Realisasi dan Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota Gunungsitoli Jenis Peneriman dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Realisasi 2012 Rp Realisasi 2013 Rp Proyeksi Tahun 2014 Rp 1. Penerimaan Pembiayaan 25.640.413.133,00 18.724.698.960 18.724.698.960 78 Loc Cit., 79 Ibid., hal 52. 80 Ibid., 1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya. 25.640.413.133,00 18.586.393.960 18.586.393.960 1.2 Pencairan Dana Cadangan 1.3 Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. 1.4 Penerimaan pinjaman daerah 1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 138.305.000 138.305.000 1.6 Penerimaan piutang daerah Jumlah Penerimaan Pembayaran 25.640.413.333,00 18.724.698.960 18.724.698.960 2. Pengeluaran pembiayaan 2.1 Pengeluaran dana cadangan 2.2 Penyertaan modal darah 2.3 Pembayaran pokok utang 2.4 Pemberian pinjaman daerah Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Jumlah Pembiayaan NETTO 25.640.413.333,00 18.724.698.960 18.724.698.960 Sumber : RKPD Kota Gunungsitoli Tahun 2014 Dari angka-angka yang tertera pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada pengurangn penerimaan biaya daerah dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu kurang lebih tujuh juta rupiah yang bersumber dari Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya SILPA. Maka untuk proyeksi tahun 2014 penerimaan biaya daerah sama besar dengan penerimaan biaya tahun 2013.

2.4 Prioritas Pembangunan Kota Gunungsitoli Tahun 2014