Prinsip-prinsip BK Fungsi BK

Dari beberapa definisi di atas kiranya penulis dapat mengambil beberapa prinsip tentang bimbingan dan konseling sebagai berikut: Pertama : Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus-menerus, dan terarah kepada tujuan tertentu. Kedua : Bimbingan merupakan proses bantuan membantu individu. Ketiga : Bahwa bantuan diberikan kepada setiap individu yang memerlukannya di dalam proses perkembangannya. Keempat : Bahwa bantuan yang diberikan melalui pelayanan bimbingan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kelima : Bantuan yang diberikan melalui pelayanan bimbingan juga bertujuan agar anak yang bermasalah dapat mengambil keputusan sendiri dan mampu mempertanggung jawabkannya. Keenam : Konseling adalah kegiatan lanjutan setelah bimbingan. Ketujuh : Konseling dipimpin langsung oleh guru BK Konselor dan tidak setiap guru bidang studi mampu melakukan kegiatan ini. Kedelapan : konseling dilakukan sebagai upaya untuk membantu siswa agar dapat memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah kehidupan pribadinya.

2. Prinsip-prinsip BK

Prinsip yang berasal dari kata prinsipia, dapat diartikan ”sebagai permulaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung dari pemula itu M.I Soelaeman: 1989:15. Dengan kata lain, bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Prayitno dan Erman Amti 1994:220 Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. 31 Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan yang mendasri pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan berlangsung dengan baik. Bagi para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu sekali memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, yaitu: a. Prinsip-prinsip umum b. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing c. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang memberikan bimbingan d. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan. 32

3. Fungsi BK

Sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan, pengembangan, dan fungsi advokasi. 33 Fungsi bimbingan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan tertentu yang mendukung atau mempunyai arti terhadap tujuan bimbingan. Fungsi bimbingan sering diartikan sebagai sifat bimbingan. Mortensen membagi fungsi bimbingan menjadi: 31 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Ciputat: PT Ciputat Press, 2005, Cet. Ke-3, hal. 59. 32 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke- 2, hal. 70-75. 33 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Ciputat: PT Ciputat Press, 2005, Cet. Ke-3, hal. 55-56.

a. Memahami Individu understanding-individu. Seorang guru dan

pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena itu bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan. Tujuan bimbingan dan pendidikan dapat tercapai jika programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya.

b. Preventif dan Pengembangan Individual. Preventif dan Pengembangan

merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif berusaha mencegah kemerosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh positif. Sedangkan bimbingan yang bersifat pengembangan developmental guidance memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola prilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal. c. Membantu individu untuk menyempurnakan cara-cara penyelesaiannya. Setiap manusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkungannya. Pertolongan yang dibutuhkan untuk setiap individu tidak sama. Perbedaannya umumnya lebih pada tingkatannya daripada macamnya. Fungsi preventif dan pengembangan memang ideal, tetapi hanya fungsi ini saja tidaklah cukup. Pada suatu saat kita membutuhkan tindakan korektif yang tujuannya tetap pada pengembangan kekuatannya sendiri untuk mengatasi masalahnya. 34 Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubungannnya dengan guru maupun tenaga administrasi. Adapun fungsi bimbingan ada empat macam: a. Preservatif : Memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar. b. Preventif : Mencegah sebelum terjadi masalah. c. Kuratif : Mengusahakan ”penyembuhan” pembetulan dalam mengatasi masalah. d. Rehabilitasi : Mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai. 35 Dalam buku Dra. Hallen A. M. Pd., Bimbingan dan Konseling, terdapat satu fungsi lagi yaitu Represif : ”yakni tindakan untuk menindas dan menahan 34 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Prenhallindo, 2001, hal. 42-44. 35 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991, Cet. Ke-1, hlm. 112. kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat”. 36

4. Tujuan BK