Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling memiliki fungsi mengarahkan dan membimbing siswa pada pendidikan yang lebih baik. Dengan menjadikan siswa bertanggung jawab dan bersedia mengambil sikapnya sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain. Bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya di sekolah menengah sangat dibutuhkan mengingat pendidikan kita mengalami banyak masalah, tidak terkecuali masalah pada anak didiknya. Oleh karena itu, diharapkan program- program yang dijalankan oleh bimbingan dan konseling di sekolah dapat memperbaiki sikap dan perilaku siswa, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pendidikan yang lebih baik. ”Guru di sekolah menengah semakin diharapkan pula mengambil peran aktif dalam terselenggaranya program bimbingan, selaras dengan fungsi mereka dalam struktur kehidupan sekolah. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut guru perlu disiapkan seperlunya”. 1 Tujuan bimbingan pada akhirnya adalah supaya siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang diperbuatnya. Kita dapat melihat bahwa sekarang ini tidak sedikit siswa yang memiliki banyak persoalan dan masalah-masalah – yang terkadang tidak bisa mereka selesaikan dan tanggung sendiri – yang dapat membuat perilaku mereka menjadi negatif atau nakal. Siswa-siswa tersebut perlu untuk diberikan bimbingan dan konseling – tak terkecuali para siswa yang tidak bermasalah sekalipun – agar mereka mampu untuk menolong diri sendiri dan mengambil keputusan sendiri demi pencapaian cita-citanya, sehingga tidak mengganggu pendidikan mereka. 2 1 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia,1987, hal. V , Cet. Ke- 6. 2 Achmad Juntika Nurihsan,, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, hal. 1, Cet. Ke-1. Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, dan kematangan intelektual peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang bermutu di sekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal. Untuk menjadikan bimbingan dan konseling di sekolah efektif, maka diperlukan program-program yang baik, yang dapat menjadikan bimbingan tersebut sesuai dengan yang dicita-citakan. Di antaranya yaitu, kegiatan bimbingan individual, kelompok, kemudian bimbingan anak yang mempunyai kesulitan dalam belajar, dan yang paling penting adalah melakukan bimbingan dan konseling dalam penyaluran bakat, minat dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang matang oleh peserta didik. Untuk menjalankan program dengan baik diperlukan peranan tenaga ahli, dalam hal ini guru bimbingan dan konseling BK serta kerjasama para guru. Bimbingan di sekolah menengah merupakan bidang khusus dalam keseluruhan pendidikan sekolah, yaitu memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli yang telah disiapkan untuk itu. Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal memberikan bantuan mentalpsikologis kepada murid dalam membulatkan perkembangannya. Tujuan dari pemberian bimbingan ialah supaya setiap murid berkembang sejauh mungkin dan mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya di sekolah, mengingat ciri- ciri pribadinya dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat sekarang. 3 Peran guru BK dalam menjalankan program-program bimbingan memang tidak perlu dipertanyakan lagi karena peranan terbesar ada padanya. Namun, jika melihat realitas yang ada, masih banyak siswa yang berperilaku menyimpang, nakal, dan acuh terhadap pendidikannya sendiri meskipun telah mendapatkan bimbingan dan konseling dari guru BK. Lalu, apa permasalahan sebenarnya, adakah kesalahan dalam memberikan bimbingan dan konseling, yang notabene- nya dilakukan oleh para ahli bimbingan dan konseling di sekolah? Ataukah 3 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia,1987, hal. 28, Cet. Ke- 6. memang siswa-siswa semacam ini sudah tidak dapat diubah sikap dan perilakunya? Guru BK bukanlah satu-satunya orang yang memiliki peranan dalam memberikan bimbingan dan konseling. Diperlukan kerjasama seluruh pihak dalam menciptakan bimbingan yang dapat merubah sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Peranan guru ternyata tidak kalah pentingnya dalam menciptakan hal tersebut. Di sini, penulis akan meneliti adakah peranan guru-guru tersebut dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, dan seberapa besar peranan tersebut dapat mengubah perilaku siswa untuk menjadi lebih baik – yang pada akhirnya menciptakan pendidikan yang lebih baik pula.

B. Pembatasan Masalah