Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

sebaliknya. Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statisktik non parametik kolmogorov-Smirnov K-S. Hipotesisnya sebagai berikut: Ho = data residua l berdistribusi normal. Ha = data residual tidak berdistribusi normal. Tabel 4.11 N Par Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 38 Mean .0000000 Std. Deviation 1.56789668 Absolute .100 Positive .100 Negative -.045 Kolmogorov-Smirnov Z 1.001 Asymp. Sig. 2-tailed .457 Sumber : pengolahan data primer kuisioner dengan SPSS versi 15.00 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.11 dapat dinilai Asymp.Sig.2- tailed diatas angka 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Toleransi mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,01 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas Coeficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error 1 Constant 2.056 2.431 1.002 .245 Intensif .067 .086 .079 .634 .437 .896 1.078 Kepuasan Kerja .053 .097 .067 .539 .347 .883 1.020 a Dependent Variable: Kualitas Kerja Karyawan Berdasarkan pengolahan data diatas pada Tabel 4.12 diatas dapat dinilai VIF untuk kedua variabel independent 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, demikian juga nilai tolerance 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tidak terkena multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguiji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Terdapat Beberapa cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas: a. Grafik Universitas Sumatera Utara Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 R eg re ss io n St ud en tiz ed R es id ua l 2 -2 -4 Scatterplot Dependent Variable: KeputusanPembelianKonsumen Sumber : hasil pengolahan data primer kuisioner dengan SPSS versi 15,00 Gambar 4.2 Diagram Pancar Residual Berdasarkan Gambar 4.2 diagram pancar diatas tidak membentuk pola atau acak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami ganguan heteroskedastisitas. b. Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independent dengan persamaan regresi. Jika variabel independent signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF B Std. Error 1 Constant 1.441 1.394 .651 .434 Intensif .058 .069 .083 .516 .476 .686 1.458 Kepuasan Kerja .047 .069 .074 .746 .450 .683 1.350 a Dependent Variable: absut Universitas Sumatera Utara Pengujian dari Tabel 4.9 diatas menggunakan uji Heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika nilai signifikan 0,05 berarti tidak terkena heteroskedastisitas. Jika dapat disimpulkan bahwa variabel X 1 dan X 2 tidak terkena heteroskedastisitas karena nilai signifikan pada tabel semuanya 0,05.

E. Analisis Regresi Berganda