BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Intensi Turn
Over Karyawan produksi pada PT. Riau Crumb Rubber Factory Medan” dilakukan oleh Ahmad Hilman 2006 menyimpulkan bahwa variabel
independent yang digunakan yaitu kepuasan atas gaji, pekerjaan aktivitas kerja, pengawasan, prestasi kerja, kelompok kerja dan kepuasan atas
kondisi kerja berpengaruh negative terhadap turn over keinginan berpindah karywan produksi PT. Riau Crumb Rubber Factory Medan.
2. Penelitian yang berjudul “Hubungan kompensasi terhadap kualitas kerja
karyawan pada PT. Barisan Baja Perkasa Medan” yang dilakukan oleh Agung, menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh positf dan signifikan
terhadap kualitas kerja pada PT. Barisan Baja Perkasa Medan”
B. Insentif
1. Pengertian Insentif
Menurut Sirait 2004 : 200 insentif ialah sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan, insentif adalah
motif-motif dan imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi. Insentif diberikan tergantung dari prestasi atau produksi pegawai, sedangkan
upah merupakan sesuatu hal yang wajib diberikan perusahaan. Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang diterima. Sudah
menjadi kebiasaan bahwa setiap perusahaan menetapkan target yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
dan bila berhasil maka akan diberikan tambahan pendapatan. Pemberian insentif berfungsi untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada
karyawan. Insnetif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan utama pemberian insentif adalah
untuk meningkat kualiats kerja individu maupun kelompok.
2. Langkah-langkah Pemberian Insentif Yang Efektif
Menurut Panggabean 2004 : 92 adalah: 3.
Menentukan standard prestasi kerja yang tinggi. 4.
Mengembangkan system penilaian prestasi yang tepat. 5.
Melatih penyelia dalam melakukan penilaian prestasi dan dalam memberikan umpan balik kepada bawahannya.
6. Mengaitkan penghargaan secara ketat dengan prestasi kerja, dan
7. Mengupayakan agar peningkatan penghargaan ada artinya bagi karyawan.
3. Jenis-jenis Insentif
Ada tiga jenis insentif yang dikenal menurut Sirait 2006 : 202 yaitu: a.
Financial Incentivie Merupakan pemberian sesuatu sebagai rangsangan atau daya pendorong
yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi upah atau gaji yang pantas tetapi termasuk kemungkinan untuk memperoleh bagian dari
keuangan yang diproleh perusahaan. Bentuknya adalah bonus, komisi dihitung berdasarkan penjualan yang melebihi standard, pembayaran
yang ditangguhkan misalnya pension.
Universitas Sumatera Utara
b. Non Finansial Insentive
Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan latihan, pernghargaan berupa pujian atau pengakuaan atas hasil kerja yang baik, terjaminnya
tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
c. Social Incentive
Merupakan rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah laku yang diberikan oleh anggota kelompok, cenderung pada keadaan dan sikap dari
para rekan-rekan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi insentif:
a. Kondisi dan kemampuan dari perusahaan
b. Kemampuan, kreativitas, serta presatsi dari karyawan
c. Keadaan ekonomi suatu Negara
d. tingkat produktivitas
4. Pedoman Pemberian Insentif Yang Efektif
Menurut Panggabean 2004 : 92 syarat-syarat yang patut dipenuhi dalam pemberian insentif agar dapat digunakan tujuan pemberian insentif dapat
diwujudkan terdiri atas hal-hal sebagai berikut: a.
Sedeharhana, yaitu peraturan dari system insentif haruslah singkat, jelas, dan dapat dimengerti.
b. Spesifik, yaitu tidak cukup dengna mengatakan, hasilnya lebih banyak atau
jangan terjadi kecelakaan. Karyawan perlu tahu dengan tepat yang diharapkan untuk mereka melakukan.
Universitas Sumatera Utara
c. Dapat dicapai, yaitu setiap karyawan seharunsya mempunyai kesempatan
yang masuk akal untuk memproleh sesuatu. d.
Dapat diukur, yaitu sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk menentukan rencana insentif.
5. Sistem Upah Untuk Seluruh Karyawan
Untuk seluruh karyawan, bentuk-bentuk system upah insentif yang dikenal adalah:
1. Production sharing plans
Rencana ini berkaitan dengan upaya untuk membagi tambahan atau keuntungan produktifitas. Pendekatan ini menghitung biaya tenaga kerja
normal per unit produk. Bila dengan kerja sama lebih baik dan efisien sehingga biaya tenaga kerja dapat dikurangi, maka jumlah keseluruhan
atau sebagaian pengehematan dibagi di antara para karyawan. 2.
Profit sharing Dengan cara ini karyawan akan menrima bagian keuntungan dari
keuntungan perusahaan. Bagian keuntungan ini bisa dibayarkan segera atau ditanggungkan sampai karyawan pensiun.
3. Stock ownership plan
Karyawan diberi kesempatan untuk memiliki saham perusahaan sehingga kemajuan perusahaan merupakan kemajuan mereka juga karena mereka
merasa ikut memiliki perusahaan. Mereka akan bekerja lebih antusias dan kalau deviden dibagikan mereka akan menikmati keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
C. Kepuasan Kerja