Proses Penularan Penyakit Pencegahan Penyakit Diare

- Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang : Umur ≥ 1-5 tahun, 600 ml pada 3 jam pertama. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah, anjurkan ibu untuk meneruskan ASI. Amati anak dengan seksama dan beri oralit 1 sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah 2 tahun dan beberapa teguk untuk anak yang lebih tua. Setelah 3-4 jam nilai kembali derajat dehidrasi kemudian sesuaikan perawatan atau pengobatan menurut derajat dehidrasi. - Diare dengan dehidrasi berat : Pemberian cairan Ringer Laktat dengan cara intra vena pada anak ≥ 1 tahun pemberian pertama 30 mlkg BB dalam 1 jam selanjutnya 70 mlkg BB dalam 3 jam. Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam bila rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan intra vena sesuai instruksi dokter. Bila penderita bisa minum biasanya setelah 1-2 jam anak maka berikan oralit 5 mlkg BB. b. Pemberian makanan yang adekuat. Jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti sebelum sakit harus dilanjutkan termasuk pemberian ASI dan susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak tidak jenuh. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral, bentuk makanan lunak. c. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan anti diare, anti biotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya Kholera, Shigella. karena pemberian antibiotik dapat mengakibatkan diare kronik Web Master, 2007.

2.6. Proses Penularan Penyakit

Agent infeksius yang ditularkan melalui fekal oral terutama karena : Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 a. Kontak dengan tangan yang terkontaminasi kotoran dan dipergunakan untuk memegang makanan dan memasukkan makanan kedalam mulut. b. Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan yang mengandung kuman penyebab diare. c. Alat-alat rumah tangga yang tidak bersih.

2.7. Pencegahan Penyakit Diare

a. Pemberian ASI Eksklusif ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi dan anak selain memiliki kandungan yang lengkap dan sempurna, ternyata didalam ASI juga terdapat anti rotavirus yaitu immunoglobulin. ASI mempunyai suhu yang tepat dan selalu tersedia setiap waktu. Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol menghindarkan anak dari bahaya bakteri serta organisme lain yang menyebabkan diare. Bayi harus disusui secara penuh sampai berumur 6 bulan, pemberian ASI harus diteruskan dan ditambah dengan makanan lain. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi yang disusui mencegah timbulnya bakteri penyebab diare. Pada bayi yang tidak mendapat ASI secara penuh pada 6 bulan pertama kehidupan, resiko menderita diare adalah 30 kali lebih besar daripada bayi yang diberi ASI secara penuh Afifah. dkk, 2003. b. Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan dapat mengurangi kejadian diare. c. Menggunakan Jamban Yang harus diperhatikan adalah : - Setiap keluarga harus mempunyai jamban yang dapat berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga. - Bersihkan jamban secara teratur. - Jika tidak ada jamban, buang air besar pada tempat yang disediakan seperti lubang, jauh dari rumah, jalan atau daerah tempat anak bermain dan jaraknya lebih kurang 10 meter dari sumber air minum. Usahakan membuang air besar dengan menggunakan alas kaki dan jangan biarkan anak ketempat buang air besar sendirian. d. Pemberian Immunisasi Campak Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian immunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu beri anak immunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan. e. Pemberian makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Ada beberapa hal yang penting agar pemberian makanan pendamping ASI lebih baik yaitu : - Perkenalkan makanan lunak setelah anak berumur 6 bulan sambil tetap memberikan ASI. Setelah anak berumur 1 tahun berikan semua makanan yang dimasak dengan baik dan teruskan pemberian ASI bila masih memungkinkan sampai anak berumur 2 tahun. Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 - Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalam nasi atau bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, daging, ikan, kacang- kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau kedalam makanannya. - Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak atau menyuapi anak dengan sendok yang bersih. - Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan pada anak. f. Menggunakan air bersih yang cukup. Sebagaian besar kuman penyebab diare ditularkan melalui fekal oral. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah : - Ambil air dari sumber yang bersih. - Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air. - Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh kotoran binatang. - Minumlah air yang sudah direbus dengan matang. - Cuci semua peralatan masak dengan air yang bersih dan cukup.

2.8. Pola Konsumsi Pangan

Dokumen yang terkait

Gambaran Ketersediaan Pangan dan Status Gizi Anak Balita Pada Keluarga Perokok di Desa Trans Pirnak Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas

1 50 101

Gambaran Pola Asuh dan Status Gizi Balita Pada Keluarga Perokok di Kecamatan Berastagi Tahun 2014

2 43 138

Pola konsumsi, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Vegetarian dan Non Vegetarian Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Yayasan Perguruan Bodhicitta Medan Tahun 2013

5 59 89

Gambaran Pola Konsumsi Pangan dan Status Gizi Pada Pecandu Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara Tahun 2014

5 61 114

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Gambaran Status Gizi dan Pola Penyakit Anak Balita di Ruang Rawat Inap Bagian Anak Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Periode Januari Sampai Juni Tahun 2000

0 24 64

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Balita 0-24 bulan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara thaun 2005

0 22 55

Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011

5 41 77

Gambaran Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita di Desa Tertinggal Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

1 44 90

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68