Jumlah Konsumsi Protein Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak

dapat mengupayakan menu yang sesuai dengan selera makan anak sehubungan dengan ekonomi terbatas.

5.2.2. Jumlah Konsumsi Protein Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak

RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumsi protein anak balita penderita diare dengan kategori sedang yaitu sebesar 67,74, konsumsi protein kategori baik sebesar 22,58 dan konsumsi protein dengan kategori kurang sebesar 9,68. Dari hasil penelitian diperoleh total protein rata-rata anak balita penderita diare pada kelompok umur 12-24 bulan adalah 21 gram per hari. Sedangkan total protein rata-rata anak balita kelompok umur 25-59 bulan adalah 26 gram per hari. Kebutuhan protein pada kelompok umur 1-3 tahun dianjurkan adalah 23 gram per hari sedangkan kebutuhan protein pada kelompok umur 4-5 tahun dianjurkan 32 gram per hari Al Matsier, S, 2005. Kondisi ini mencerminkan bahwa konsumsi protein balita penderita diare rata-rata masih dibawah angka kecukupan. Anak balita penderita diare pada umumnya mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani, bahkan tidak jarang terdapat anak balita setiap hari harus makan dengan lauk ikan. Akan tetapi setiap selesai makan, ikan yang dikonsumsi sering bersisa sehingga dapat mempengaruhi jumlah konsumsi protein anak balita tersebut. Hal ini karena didalam proses pengolahan, penyajian serta jenis ikan yang tersedia kurang variatif sehingga menimbulkan kebosanan pada anak balita tersebut. Anak balita sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi sumber protein hewani hanya berupa ikan saja tetapi sebaiknya diberikan makanan dengan jenis beraneka ragam misalnya telur, daging. Protein dapat diperoleh dari sumber hewani Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 antara lain daging, susu, telur dan ikan. Sedangkan sumber nabati antara lain tahu, tempe dan kacang-kacangan. Protein sebagai zat pembangun sangat diperlukan balita untuk pembuatan sel-sel baru dan merupakan unsur pembentuk berbagai struktur organ tubuh dan juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan berbagai macam penyakit dan infeksi Asydhad, L.A., Mardiah, 2006.

5.3. Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku

Dokumen yang terkait

Gambaran Ketersediaan Pangan dan Status Gizi Anak Balita Pada Keluarga Perokok di Desa Trans Pirnak Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas

1 50 101

Gambaran Pola Asuh dan Status Gizi Balita Pada Keluarga Perokok di Kecamatan Berastagi Tahun 2014

2 43 138

Pola konsumsi, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Vegetarian dan Non Vegetarian Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Yayasan Perguruan Bodhicitta Medan Tahun 2013

5 59 89

Gambaran Pola Konsumsi Pangan dan Status Gizi Pada Pecandu Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara Tahun 2014

5 61 114

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Gambaran Status Gizi dan Pola Penyakit Anak Balita di Ruang Rawat Inap Bagian Anak Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Periode Januari Sampai Juni Tahun 2000

0 24 64

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Balita 0-24 bulan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara thaun 2005

0 22 55

Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011

5 41 77

Gambaran Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita di Desa Tertinggal Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

1 44 90

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68