Pola Konsumsi Pangan Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008

- Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalam nasi atau bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, daging, ikan, kacang- kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau kedalam makanannya. - Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak atau menyuapi anak dengan sendok yang bersih. - Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan pada anak. f. Menggunakan air bersih yang cukup. Sebagaian besar kuman penyebab diare ditularkan melalui fekal oral. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah : - Ambil air dari sumber yang bersih. - Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air. - Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh kotoran binatang. - Minumlah air yang sudah direbus dengan matang. - Cuci semua peralatan masak dengan air yang bersih dan cukup.

2.8. Pola Konsumsi Pangan

Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu Baliwati, YF. Khomsan, A. Dwiriani, CM, 2004. Pemberian makan untuk balita membutuhkan kehati-hatian, karena pada usia balita perkembangan saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh belum sempurna. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi secara tidak langsung menjadi alat untuk mendidik anak. Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai usia dini, pola makan dan kebiasaan makan pada usia selanjutnya adalah mengkonsumsi makanan beragam Uripi, 2005. Menurut Mansjoer, A. dkk, 2000, pemberian makanan pada anak balita harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur. - Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, kebiasaan makan dan selera tehadap makanan. - Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima toleransi, dan faal bayianak. - Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan. Pada balita usia 1-2 tahun anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan demikian sebaiknya diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Jenis hidangan yang dianjurkan terdiri dari makanan pokok sebagai sumber kalori, lauk pauk terdiri dari sumber protein hewani telur, daging, ikan sumber protein nabati kacang-kacangan, tahu, tempe sayuran hijau atau berwarna, buah-buahan dan susu. Pilihlah jenis dan cara pengolahan yang menghasilkan makanan yang teksturnya tidak terlalu keras, karena enzim dan cairan pencernaan yang dikeluarkan Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 oleh organ pencernaan belum optimal. Oleh karena itu golongan usia 1-2 tahun masih perlu diberikan bubur walaupun tidak disaring. Nasi tim beserta lauk pauknya dapat diberikan secara bertahap. Laju pertumbuhan masa ini lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun, perut masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari pada anak usia lebih besar. Oleh karena itu pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Sesuai pola makan anak pada usia ini yaitu porsi kecil dengan frekuensi sering, pemberian makanan dilakukan sebanyak 7-8 kali sehari, terdiri atas 3 kali makan utama seperti orang dewasa makan pagi, siang dan sore serta 2-3 kali makanan selingan ditambah 2-3 kali susu, secara perlahan diturunkan hingga 2 kali sehari. Pemberian makan dengan tekstur lunak dan kandungan air tinggi, dapat diolah dengan cara direbus, diungkep, dan dikukus. Bisa diperkenalkan makanan kombinasi dengan menggoreng atau dipanggang asalkan tidak menghasilkan tekstur keras dan mengandung bumbu yang merangsang atau pedas. Pada balita usia 2-5 tahun anak sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Sebaiknya ditanamkan kepada anak tentang makanan apa yang berguna bagi kesehatan dirinya, termasuk makanan gizi seimbang. Namun frekuensi makan diturunkan menjadi 5-6 kali sehari. Pola makan tersebut diberikan 3 kali makan utama pagi, siang dan sore serta 2 kali makan selingan. Pemberian susu dalam bentuk minuman sekali sehari, yaitu pada malam hari sebelum tidur. Selebihnya susu dapat dicampurkan kedalam hidangan lain, misalnya saus vla dan sup Asydhad, LA. Mardiah, 2006. Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Waktu pemberian makan pada anak sebaiknya diatur sesuai dengan pola makan keluarga dalam satu hari sebagai berikut : makan pagi pukul 06.00-07.00, selingan pukul 10.00, makan siang pukul 12.00-13.00, selingan pukul 16.00, makan malam pukul 18.00-19.00, sebelum tidur malam, susu pukul 20.00-21.00 dengan membagi pola makan ini, kebutuhan makan anak akan terpenuhi dalam satu hari. Jenis makanan selinganpun harus diperhatikan yaitu mengandung sumber tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin dan hidup teratur. Membiasakan mereka makan yang benar tanpa harus disuapi. Kebiasaan ini mengajarkan hidup mandiri, cuci tangan sebelum makan dan penggunaan alat makan dengan benar mendidik anak hidup bersih dan teratur Ariati, NN, 2006.

2.9. Kebutuhan Energi dan Protein Pada Balita

Dokumen yang terkait

Gambaran Ketersediaan Pangan dan Status Gizi Anak Balita Pada Keluarga Perokok di Desa Trans Pirnak Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas

1 50 101

Gambaran Pola Asuh dan Status Gizi Balita Pada Keluarga Perokok di Kecamatan Berastagi Tahun 2014

2 43 138

Pola konsumsi, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Vegetarian dan Non Vegetarian Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Yayasan Perguruan Bodhicitta Medan Tahun 2013

5 59 89

Gambaran Pola Konsumsi Pangan dan Status Gizi Pada Pecandu Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara Tahun 2014

5 61 114

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Gambaran Status Gizi dan Pola Penyakit Anak Balita di Ruang Rawat Inap Bagian Anak Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Periode Januari Sampai Juni Tahun 2000

0 24 64

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Balita 0-24 bulan di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara thaun 2005

0 22 55

Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011

5 41 77

Gambaran Ketahanan Pangan Keluarga Dan Status Gizi Anak Balita di Desa Tertinggal Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

1 44 90

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68