Protein selain dapat menyumbangkan tenaga, zat ini diharapkan berfungsi sebagai zat pembangun tidak dapat digantikan oleh karbohidrat maupun lemak. Jika
karbohidrat dan lemak sudah cukup dalam makanan, fungsi protein sebagai zat pembangun tidak dapat berkurang. Sebaliknya, jika asupan karbohidrat dan lemak
kurang, protein dapat digunakan sebagai zat tenaga. Dalam keadaan asupan energi kurang serta cadangan karbohidrat dan lemak habis, cadangan protein dalam tubuh
digunakan sebagai zat tenaga. Hal ini menyebabkan fungsi protein sebagai zat pembangun hilang dan pertumbuhan anak dapat terhambat.
Fungsi protein sebagai zat pembangun sangat diperlukan oleh balita untuk membuat sel-sel baru dan merupakan unsur pembentuk berbagai struktur organ
tubuh, selain itu juga berperan dalam pembentukan enzim dan hormon yang dapat mengatur proses metabolisme tubuh dan sebagai mekanisme pertahanan tubuh
melawan berbagai macam penyakit dan infeksi Asydhad, L.A., Mardiah, 2006. Kebutuhan energi dan protein anak balita berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi AKG rata-rata per hari yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1999 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2. Kebutuhan energi dan protein anak balita berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi AKG rata-rata per hari
Golongan Umur tahun Energi kkal
Protein gr
1 – 3 1250
23 4 – 5
1750 32
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1999.
2.10. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang
Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
diperoleh dari pangan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri Suharjo, 2005.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Secara klasik dihubungkan dengan kesehatan tubuh dalam
proses penyediaan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh Almatsier, S, 2003.
Selanjutnya status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik apabila pola makan
seseorang seimbang, artinya banyak dan jenis makanan yang dimakan seseorang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Apabila yang dimakan melebihi kebutuhan
tubuh maka tubuh akan kegemukan, sebaliknya bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan maka tubuh akan kurus dan sakit-sakitan Siswono,
www.gizi net, 2002.
2.11. Status Gizi Dengan Diare
Telah dikemukakan bahwa diare adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah infeksi dan keadaan gizi yang tidak baik.
Ada hubungan timbal balik antara kurang gizi dan diare, sering menyulitkan untuk memastikan mana kelainan yang terjadi lebih dahulu. Akan tetapi yang pasti
adalah kedua masalah itu saling mempengaruhi dan saling memberatkan anak yang mengalami dehidrasi disamping hilangnya nafsu makan dan kehilangan bahan
makanan karena diare dan muntah-muntah akan memperburuk gizi anak. Anak yang keadaan gizinya tidak baik cenderung lebih sering menderita diare dan menyebabkan
kematian. Diare yang berulang dapat menjuruskan ke kurang energi dan protein Warner D, 1988.
Rusmiati : Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
2.12. Pengukuran Status Gizi