b. Penilaian Kewajaran Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Dengan Nilai Buku
Commentary of Ricahard Lofth:
If a companys stock price market value is lower than its book value, it can indicate one of two possibilities. The first scenario is that the stock is being
unfairly or incorrectly undervalued by investors because of some transitory circumstance and represents an attractive buying opportunity at a bargain
price. Thats the way value investors
think. It is assumed that the companys positive
fundamentals are still in place and will eventually lift it to a much
higher price level. Penilaian kewajaran harga saham dengan PBV Ratio adalah dengan
melihat besarnya PBV dari suatu perusahaan. Jika PBV=1 artinya bahwa nilai pasar = nilai buku maka saham tersebut dikatakan wajarpastepat nilainya.
PBV yang lebih besar dari satu artinya bahwa nilai pasar lebih tinggi dari nilai buku maka saham tersebut termasuk saham yang overvalued mahal. PBV
yang lebih kecil dari satu artinya bahwa nilai pasar lebih kecil daripada nilai bukunya merupakan saham undervalued murah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Penilaian kewajaran harga saham PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan
Price to Book Value tahun 2003-2007
Tahun Price to
Book Value Ratio x
Nilai Buku Book
Value Rp
Nilai Pasar Rp
Valuation
2003 1.99
1576.28 Overvalued
2004 4.80
1005.03 Overvalued
2005 5.11
1155.38 Overvalued
2006 7.25
1392.30 Overvalued
2007 6.43
1674.04 Overvalued
Sumber : www.idx.co.id
April 2009, diolah Berdasarkan rasio PBV harga saham PT Telekumnikasi Indonesia,Tbk
dapat dinyatakan Overvalued pada tiap tahunnya karena PBVnya selalu lebih besar dari satu PBV Ratio1. Hal ini mengindikasikan bahwa PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk mampu menciptakan nilai perusahaan karena Rasio PBV ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu
menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham. Bila dibandingkan dengan Penilaian dengan DDM maka diperoleh hasil
yang berbeda antar keduanya sebab DDM menunjukkan bahwa pada tahun 2003 saham PT Telekomunikasi termasuk saham yang undervalued
dikarenakan dividen yang semakin rendah dari tahun sebelumnya. Pada saat
Universitas Sumatera Utara
seperti inilah investor perlu lebih berhati-hati karena dua pendekatan penilaian harga saham menunjukkan hasil yang berbeda.
Keputusan investor untuk berinvestasi, tidak tergantung pada valuasi ini dan jika investor tetap ingin berinvestasi pada saham yang overvalued,
sebaiknya harus memperhitungkan premium country risk, market risk, liquidity risk, financial risk, bussines risk, dan inflasi yang akan dihadapinya
selama memegang saham tersebut dan mempertimbangkan time horizon jangka waktu berinvestasi pada saham untuk menentukan nilaiharga saham
dengan wajar sesuai tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan pola investasi jangka panjang long-term investment serta pelajari pergerakan harganya,
sampai dimana harga saham tersebut dapat ditoleransi.
B. Analisis Statistik
1. Uji t Paried sample test
Uji ini digunakan untuk mengetahui beda yang signifikan antara kedua sampel yaitu harga pasar dan harga wajar saham Dividend Discount Model
pertumbuhan supernormal dan harga pasar saham dan harga pasar saham dengan harga buku book value Price to Book Value, tingkat keyakinan 5
α=0.05. uji ini menggunakan SPSS Versi 13.0. a. Indosat,Tbk
1. Uji t paired sample test Harga Pasar Saham VS Harga Wajar Saham
Dividend Discount Model pertumbuhan supernormal.
Universitas Sumatera Utara