resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagaimana akibat dari kemampuan emiten
memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat atau selalu dibutuhkan
masyarakat seperti rokok, consumer goods. Ada juga literatur yang menyebutkan saham jenis ini dengan nama defensive stocks.
f. Cyclical Stocks, yaitu saham emitien yang mempunyai masa
kemakmuran pada masa-masa tertentu saja. Misalnya, perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan menghasilkan penjualan penjualan
pesat menjelang tahun ajaran baru dimulai perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan kebanjiran order. Begitu juga dengan perusahaan
yang memproduksi seragam sekolah.
g.
Junk Stocks, yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak memiliki manajemen yang baik dan seringkali mengalami kerugian.
Perusahaan seperti ini memiliki uang yang banyak dan tidak memiliki produk yang berprospek cerah. Kalaupun pernah membagikan dividen jumlahnya kecil
dan seringkali dilakukan karena dipaksa akibat adanya peraturan.
3. Indeks Harga Saham Jenis-jenis Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia:
a. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Perhitungannya menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks dimana satuan perubahan indeks dinyatakan
dengan satuan poin.
b. Indeks Individual
Universitas Sumatera Utara
Indeks individual menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang
sama dengan IHSG yaitu: Harga pasar Harga dasar x 100 100
X ND
NP IHS
t T
=
Dimana: =
T
IHS Indeks saham periode t
=
t
NP Nilai pasar pada hari ke-t
= ND
Nilai Dasar
c. Indeks Harga Saham Sektoral
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks sektoral terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam
masing-masing sektor: a.
Sektor-sektor primer ekslaratif 1. Pertanian
2. Pertambangan b.
Sektor-sektor sekunder industri manufaktur 3. Industri dasar dan kimia
4. Aneka Industri 5. Industri barang konsumen
c. Sektor-sektor tertier jasa
6. Properti dan real estate 7. Transportasi dan infrastruktur
Universitas Sumatera Utara
8. Keuangan 9. Perdagangan, jasa dan investasi
d. Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
Indeks ini terdiri dari 45 saham emiten dengan likuiditas yang tinggi, yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan saham. Selain penilaian atas
likuiditas, seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk dalam LQ45:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular rata–rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.
2. Ranking berdasar kapitalis pasar rata – rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir.
3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan. 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. BEJ secara rutin memantau perkembangan komponen saham yang
masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan
Agustus. Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari
Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli
Universitas Sumatera Utara
1993 – Juli 1994. Hasilnya, ke 45 saham tersebut meliputi 72 total market kapitalisasi pasar dan 72,5 dari nilai transaksi di pasar reguler.
e. Indeks Jakarta Islamic JII