BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Erawan 2002 melakukan penelitian dengan judul “Penilaian Harga Saham Pada Sektor Industri Rokok Yang Go Public Selama Tahun 1995-1999
Dengan Menggunakan Analisa Fundamental Price Eaning Ratio PER” menemukan bahwa:
1. Berdasarkan harga wajar saham PT.BAT Indonesia,Tbk maka dapat
disimpulkan bahwa nilai pasar untuk saham BAT Indonesia selama bulan Januari hingga April 2000 lebih tinggi overvalued
dibandingkan dengan nilai intrinsik dari saham tersebut. Sedangkan untuk periode Mei hingga Juli 2000, saham BAT Indonesia jika
dilihat memiliki harga pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya undervalued. Pada bulan Agustus 2000 harga pasar saham BAT
Indonesia mengalami kesamaan nilai correctly valued dengan nilai intrinsic saham tersebut.
2. Penilaian Harga Saham PT Gudang Garam dan PT HM Sampoerna
dapat disimpulkan bahwa saham-saham perusahaan tersebut selama periode Januari hingga Agustus 2000 memiliki nilai pasar yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai intrinsik saham PT.Gudang Garam dan PT.HM Sampoerna.
3. Saham untuk PT Gudang Garam dan PT.HM sampoerna layak
untuk dijadikan investasi karena bila nilai intrinsik saham tersebut lebih besar dari harga pasarnya maka investasi akan menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
keuntungan bagi investor. Sedangkan saham PT.BAT Indonesia tidak layak untuk dijadikan investasi karena harga saham yang tidak
stabil dan harga saham yang selalu tinggi. Harianja 2007 melakukan penelitian dengan judul “Penilaian
Kewajaran Harga Saham PT Unilever Indonesia,Tbk”. Dengan menggunakan analisa fundamental Dividend Discount Model dan Model Walter menemukan
bahwa: 1.
Pada tahun 2002 harga saham PT Unilever Indonesia,Tbk dinilai tidak wajar dan pada tahun 2001, 2003, 2004, dan 2005 adalah
wajar layak dibeli dengan menggunakan Dividend Discount Model.
2. Pada Tahun 2001 sampai 2005 harga saham PT Unilever
Indonesia,Tbk dinilai wajar dengan mengunakan model Walter. Saham ini juga layak untuk dibeli karena memiliki harga yang
cukup stabil dan dinilai wajar.
B. Penilaian Harga Saham