BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pencegahan risiko tertular hepatitis B terbanyak yang sudah dilakukan perawat yakni pada kategori baik sebanyak 28 orang 73,7.
2. Faktor pemudah pengetahuan dan sikap perawat pencegahan risiko tertular hepatitis B: pengetahuan perawat terbanyak pada kategori baik yakni 36 orang
94,7. Sikap perawat terbanyak pada kategori baik sebanyak 35 orang 92,1. 3. Faktor pemungkin ketersediaan fasilitas APD dan pelatihan pencegahan
risiko tertular Hepatitis B : perawat terbanyak menyatakan ketersedian fasilitas dan APD pada kategori baik yakni 32 orang 84,2. Perawat terbanyak
menyatakan pelatihan pada kategori kurang yakni 29 orang 76,3.
4. Faktor penguat kebijakan rumah sakit pencegahan risiko tertular hepatitis B : perawat terbanyak menyatakan kebijakan rumah sakit pada kategori sedang yakni
31 orang 81,6. 5. Pengetahuan, sikap, dan pelatihan tidak mempunyai pengaruh terhadap
pencegahan risiko tertular hepatitis B 6. Ketersediaan fasilitas dan APD, kebijakan rumah sakit mempunyai pengaruh
terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
1. Rumah sakit diharapkan mengupayakan ketersediaan fasilitas yang memadai khususnya air mengalir, serta APD khususnya sarung tangan yang mencukupi
bagi perawat agar dapat diterapkan pencegahan infeksi tular darahcairan tubuh secara standar.
2. Rumah sakit diharapkan memastikan sosialisasi kebijakan pencegahan risiko tertular penyakit infeksi tular darahcairan tubuh tersampaikan pada semua
perawat. 3. Rumah sakit diharapkan melakukan pemeriksaan kesehatan awal bagi perawat
baru, pemeriksaan berkala bagi perawat yang berisiko tertular HBV, dan pemeriksaan khusus bagi perawat yang mengalami paparan aksidental atas HBV.
4. Rumah sakit diharapkan mengadakan pengawasan terhadap terlaksananya standar pencegahan infeksi tular darahcairan tubuh di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 2. Wisnuwardani, Siti Dhyanti. 1994. Pencegahan Infeksi. Dalam Nelwan, Rustadi
Sosrosumiharjo. Naskah Lengkap Up-Date Ilmu Penyakit Infeksi 1994. FKUI kelompok kerja penyakit infeksi, Jakarta
3. Hadi, Sujono. 2000. Hepatologi. Mandar Maju, Bandung 4. Tietjen, Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta
5. Ariani, I Gusti Ayu Dewi. 2000. Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Perawat dalam Upaya Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis
di RSUD Singaraja . http:digilib.litbang.depkes.go.id
6. Bairy at al. 2007. Exposure To Blood-Borne Viruses Among Healthcare Workers In A Tertiary Care Hospital In South India
. Journal of Postgraduate Medicine jurnal elektronik. Vol. 53, Iss. 4; pg. 275, 1 pgs.
http:proqust.umi.com
7. Sin. 2007. Cuci Tangan Selamatkan Pasien. Sriwijaya Post koran elektronik,
Health. Halaman 15
8. Munira. 2003. Studi tentang Perilaku Perawat dalam Upaya Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis B Khususnya Ruang Penyakit Dalam di RSU
Lasinrang Pinrang . http:digilib.litbang.depkes.go.id
9. ______. 2007. Perawat RSUD di Kendal diimunisasi massal. Harian Seputar Indonesia
. http:www.depkes.go.id
10. Nuraisah. 2007. Analisa Surface Antigen HBsAG pada perawat di RS Djoelham Binjai Tahun 2007
[Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
11. ______. 2004. Penularan Hepatitis B Lebih Cepat dari HIVAIDS. Rubrik
Nasional. http:www.sinarharapan.co.idiptekkesehatanindex.html 12.
Chin, James. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. edisi 17 13. _________. 2006. 11,6 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Virus Hepatitis
B . www.kapanlagi.com
Universitas Sumatera Utara
14. Aguslina, Farida. 2004. Hepatitis B Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya Pencegahan
[jurnal ilmiah]. USU Respotory. FKM USU, Medan
15. Zuhri, Amirudin. 2007. 70 Penderita Hepatitis B Akut tidak Bergejala.
.http:www.media-indonesia.com
16. Wahjono, Hendro dkk. 2004. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Edisi III .Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial
. RS dr Kariadi. Universitas Diponegoro
17. Schaffer, dkk. 2000. Pencegahan Infeksi dan Praktik Yang Aman. EGC,
Jakarta
18. Yanri, Zulmiar. 2005. Pedoman bersama ILOWHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIVAIDS
. Kantor Perburuhan Internasional, Jakarta
19. Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bumi Aksara
, Jakarta 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
21. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta
22. Muhammad, Siswanto. 2006. Reformasi Keperawatan Indonesia. PPNI.
http:www.inna-ppni.or.idmodules.php
23. Praptianingsih, Sri. 2007. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
. Raja Grafindo Persada, Jakarta
24. Djojodibroto, Darmanto. 1997. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Hipokrates.
Jakarta
25. Matthews, A .1995. Belajar Marawat di Bangsal Penyakit Dalam. EGC.
Jakarta
26. Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga.
Binarupa Aksara, Jakarta
27. Soejitno, Soedarmono dkk. 2002. Reformasi Perumahsakitan Indonesia.
Grasindo, Jakarta
28. Imanesa, Restu. 2007. Gambaran Perilaku Petugas Kesehatan Terhadap Pencegahan Penularan HIVAIDS di Rumah Sakit Umum Porsea
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2007 [Skripsi]. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN
RISIKO TERTULAR HEPATITIS B DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2008 Data responden
1. Umur :
2. Jenis Kelamin :
3. Pendidikan terakhir : S1Akademi PerawatSPK
4. Masa Kerja :
PENGETAHUAN Pilihlah satu jawaban dari pertanyaan berikut sesuai pengetahuan Anda.
1. Menurut yang Anda ketahui, apakah “Hepatitis B” itu?
a. Penyakit infeksi oleh virus hepatitis B, menyerang hati, dan ada vaksinnya