Pengaruh Sikap terhadap Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis B

5.2 Pengaruh Sikap terhadap Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis B

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat ruang rawat inap penyakit dalam di RSUP H. Adam Malik sudah memiliki sikap yang baik mengenai pencegahan risiko tertular penyakit infeksi hepatitis B yaitu sebanyak 35 orang 92,1. Menurut Notoadmodjo 2003 sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Pada tabel 4.8 hasil analisis antara sikap perawat terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B menggunakan tabel silang diperoleh bahwa ada sebanyak 9 dari 35 92,1 perawat yang sikapnya baik, akan tetapi dalam hal pencegahan risiko tertular hepatitis B masih dalam kategori sedang. Sedangkan diantara perawat yang sikapnya sedang, ada 2 dari 3 7,9 perawat yang sudah melakukan tindakan pencegahan risiko tertular hepatitis B pada kategori baik. Walaupun persentase perawat yang memiliki sikap pada kategori baik relatif besar, namun sikap yang baik tersebut belum otomatis terwujud dalam tindakan yang baik terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B. Hal ini bisa dikaitkan dengan pendapat Newcomb ahli psikologi sosial dalam Notoadmodjo 2003 yang menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan Universitas Sumatera Utara kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Hasil uji statistik pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B, dimana p = 0,781 p 0,05. Hal ini memberikan pengertian bahwa sikap yang baik belum tentu menjamin seorang perawat melakukan tindakan yang baik terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B yang sejalan dengan teori WHO dalam Notoadmodjo 2003 yang menyebutkan sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata yang disebabkan oleh beberapa alasan yakni pertama, sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Kedua, sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. Ketiga, sikap dikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Keempat, karena berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang.

5.3 Pengaruh Ketersediaan Fasilitas dan APD terhadap Pencegahan Risiko